Tuesday, 30 December 2008

Got Beautifully Sick

Rasanya saya sudah skip ke fase perkembangan paling akhir dalam kehidupan manusia, Masa Dewasa Akhir alias Lanjut Usia. Yes, this fuckin 20 makes me feel drop-dead old because I can't stay away from illness for just a day! I dunno, maybe it's because I think everything too deep or whatever. Alright, it's like a domino effect just happened in my life recently and unfortunately it's still going on for some reasons. So what's the trouble maker? INSOMNIA Yeah, I told you before if I got this kinda sleep disorder recently dan saya masih mengalaminya sekitar 3-4 malam dalam seminggu. Especially, malam-malam sibuk di mana tugas-tugas belum kelar atau mikirin desain tertentu. I just don't know how to get the damn rid of it. It's still going on even when I'm at home. I type very well at night and keep getting better at midnight. Terrible, I know. ANEMIA This one, I've already had it since years a go and I'm really used to it. But, it changed my perception recently that IT IS something till my mother made me to get some sleep. At night of course. She thinks that my anemia recently (till I look like a drug-user for eagerly hunt for Sangobion) is caused by my insomnia. Less sleeping can cause hyper tense or hypo tense. My head got easily like spinning anytime. I told her that I can't sleep, if I'm trying I won't fall asleep for about 2 hours lying for nothing on my bed. So, I'd better continuing my story or write some blog postings or drawing or anything than just staring at the ceiling for hours. HAIR FALL I'm really ashamed to know this kinda fact. For real! I'm getting bold in 25, ladies and gentlemen. Once I tried to do some hair treatment in a spa near my grandma's house and the beautician said that I got my hairfall because there's something wrong with my blood current and she added that it can also caused by stress, then she massaged me (shiatsu I guess) to make it all better and she did it! I even bought a hairmask for hair fall to repair my hair problem. Wish it's getting better. STOMACHACHE The latest thing happened in my body. I don't eat chilies or any kinda food that can send your stomach in trouble. I eat save food; sweet or yummy one, not the extreme taste like hot or any strange favor. So, I don't know what cause my stomach into this trouble :[ For some reason, I think it's because I don't take everything too deep in my mind in order to avoid stress but then it's damaged my stomach. Silly but somehow make sense. Well, those four problems are enough for sending me SICK. I don't want more, I don't wanna be sick. I hate when my body sick and I know nobody wants to be sick. I can't laugh like I want, I can't walk; jump or even run as I want. I can't think as much as I want. I keep my body calm and not moving too much, so I won't feel the illness. I hate this condition like hell!

Another Cinderella Story

Align Centre
Directed by Damon Santostefano
Staring: Selena Gomez, Drew Seeley, Jane Lynch

Emang sih ceritanya klasik banget, apalagi kalo bukan remake dongeng lama jaman anak-anak dulu: Cinderella. Cuma bedanya, yang ini udah dipoles ke jaman modern yang Pangerannya adalah seorang teen idol bernama Joey Parker (Drew Seeley) dan 'cinderella'-nya adalah Mary Santiago (Selena Gomez) yang tinggal bersama ibu angkatnya yang seorang diva yang popularitasnya mulai meredup bernama Dominique Blatt (Jamie Lynch).

Nggak ketinggalan duo stepsister yang 'setia menghiasi' hari-hari Mary si cinderella. Cinderella versi modern tentu mengingatkan kita pada film serupa berjudul A Cinderella's Story yang dibintangi Hilary Duff dan Chad Michael Murray, di film itu Sam 'the cinderella' meninggalkan cellphone (instead of a glass slipper). Nah, kalo film yang satu ini, cinderella alias Mary meninggalkan Zune-nya (pemutar musik portable) di lantai dansa usai berdansa dengan si pangeran alias Joey Parker.

Film yang ternyata produksi WarnerBross ini (kirain Disney lho awalnya!) memasang duo cewek-cowok yang mungkin bisa dibandingin sama duet Troy-Grabriella HSM, mengingat keduanya besar melalui Disney Kingdom. Bahkan Selena Gomez, pemeran Mary, dikabarkan merupakan the Next Miley Cyrus yang menurut saya salah besar. Melihat akting Selena Gomez yang sebelumnya main di TV series berjudul Wizard of Waverly Place, membuat saya berpikir bahwa dia punya sesuatu yang Miley nggak punya. She can dance even better than the girls in HSM. Ada adegan di mana dia harus battle dengan pemeran Joey, Drew Seeley dan saya sempat berpikir saya sedang nonton Step Up, bukannya film bertema cinderella-thing. Pokoknya seru banget nonton film yang udah saya tunggu-tunggu sejak pertama kali lihat trailer-nya di Disney Channel berbulan-bulan yang lalu. Puas lah! Disney emang nggak pernah ngecewain penontonnya.

Fave scene:
the dance competition, when Joey asked Mary to dance with him dan berakhir dengan dance battleKEREN KEREN KEREN!!!

Tuesday, 9 December 2008

Twilight The Movie

Directed by Catherine Hardwicke
Staring: Kristen Stewart, Robert Pattinson, Nikki Reed, Taylor Lautner, Kellan Lutz

Diangkat dari novel best-seller karya Stephenie Meyer, Twilight bercerita tentang kisah romance plus heroic antara seorang manusia dan seorang vampir. Definitely forbidden love. Versi filmnya pun dibuat tak lama setelah bukunya menjadi perbincangan di mana-mana. Dibintangi oleh Kirsten Stewart (Panic Room) sebagai Isabella Swan dan Robert Pattinson (Harry Potter and the Goblet of Fire) sebagai Edward Cullen the dazzling vampire. Film pertama dari keempat seri ini menceritakan tentang perjuangan Edward menyelamatkan Bella dari serangan vampir yang non-vegetarian seperti dirinya dan keluarga Cullen, James. 

What I didn't like about the movie is I wish there're more fogs, darker and more gray on set. Just like Harry Potter I guess, kinda magic-mystic movie so I think the setting would be look a like. Because that's the point I got after I read the book. Selain itu, sejumlah scenes yang mengkorelasikan cerita dihilangkan sehingga saya yang udah baca bukunya malah bingung nonton filmnya. Saya nggak tahu gimana kesan orang yang belum baca bukunya tapi udah nonton filmnya, apakah bingung juga kayak saya atau gimana (lil Alya said it was a good movie). Karena banyak banget adegan yang kesannya tiba-tiba tanpa ada latar belakang yang mendasarinya. But overall, I agree with lil Alya, it's a good movie though. Soundtrack-nya keren (Paramore, emang TOP deh!), pemainnya juga mendukung. Kerenlah!

Next obsession: buy the DVD!

Hot Thursday #2: Meeting Edward Cullen

FINALLY!!!!!!!! Setelah penantian sekian lama, setelah memendam jealous ke temen-temen Twilight Indonesia yang menang undian nonton premiere Twilight dari majalah, setelah memendam sirik sama orang-orang Amrik yang udah premiere duluan, akhirnya saya nonton Twilight juga!!

photo by Anty

Yep, masih di hari yang sama dengan Birtday Party Scorpio Gang. Sorenya saya nonton Twilight di XXI Tunjungan Plaza, karena siangnya saya masih ada kuliah Psikologi Kepribadian. Lega, lega, lega!

photo by Anty

Saya nonton Twilight rasanya jadi kayak rekreasi keluarga. Seriously. Bedanya bokap, nyokap dan dua adik cowok saya tidak ikut serta kali ini. Nah, trus saya sama siapa dunk? I went with ibuuu, bapaak and lil Aliya. Who are they? They're kinda my family when I'm far with my own family ahaha. They are mbak Anty, mas Ridzki and lil Aliya (Anty's lil sister). Posisi saya jadi apa di dalam 'keluarga kecil' itu? Hmm... just guess! :]

Alright, I'm gonna talk about the movie now. Overall, it's not bad but I'm gonna say it's a bit dissapointing. Kesannya kayak dipotong-potong, like unrelated scenes yang ditampilkan jadi satu. I dunno why, mungkin gara-gara dipotong LSF juga ato emang gitu. Yang jelas saya kecewa juga sama hasilnya. Nanti kalau udah keluar DVD-nya, saya mau beli biar puas mantengin si ganteng Edward Cullen :D

More reviews about Twilight the movie, you can visit [ here ].

Hot Thursday #1: Scorpio Gang's Birthday Party

Hari yang bener-bener blessing, karena I was really having fun that day! Setelah kelas Psikologi Belajar, saya dan BLM sistas langsung cabut ke Pizza Hut Manyar Kertoarjo. Di sanalah anak-anak BLM berzodiak Scorpio melangsungkan Birthday Celebration mereka (part 1). Akhirnya, setelah menanti sekian lama. Kyaaa~!!! Diputuskan hari itu tanggal 4 Desember, sekalipun udah nggak dalam suasana November. Rasanya kayak lagi shooting iklan Pizza Hut beneran, where many people gathered in one big table and eat delicious pizza in several pans. Menu hari itu adalah Sensasi Delight berempat yang varian pizza-nya macem-macem, yang pasti all good :D Karena minumnya terbatas, jadi cuma bisa mesen coke sama Milky soda yang kata Amel kayak Beras Kencur (maklum dari kampung hehe). But overall, we all end up with a belly hanging on our body ahaha. Di akhir acara, kita semua dapet balon warna-warni yang udah dibentuk melingkar sedemikian rupa sehingga ada miniatur anjing Puddle di ujungnya. Masing-masing dapet satu dan tentunya foto bareng dunk pake topi balonnya :] Kita udah kayak anak TK lagi celebrate 5th birthday aja. Nggak kayak anak kuliahan sama sekali! Minta macem-macem lah ke mbaknya; minta difotoin bolak-balik (emang urat malunya udah putus semua). But, inilah having fun yang sesungguhnya sodara-sodara :D I wanna say thanks to the Scorpio gang; Mia, Tammy, Amel and Phebe, for inviting us all to your party guys. Happy birthday to you all!

Monday, 1 December 2008

Blog Launching

LOOK
I just created a new blog and I include it on this blog because I wanna have a special feature about stuff reviews (book, music and movie). Started from a boredom of limitation in REVIEW section on Friendster then I start to make it on my own. So, just visit here if you wanna read the reviews of my collection, including; books I read, musics on my playlist, or movies I just watched.

Also, don't hesitate to leave some comments about my reviews or even your own reviews. You can share your opinion about the things I reviewed. Oh, don't worry if you don't have any blogger account. You still can leave comments, you can put your social network URL or whatever.

Alright, have fun reading !

P.S.: find the link to lead you there on the LINK LUNK section

WHO I AM

I've been writing lots of description about my self, but I think it's never been enough. Besides, I don't like telling people what or who I am. I'd prefer people make an assessment about me in their opinion based on what I did. And now, it doesn't mean that I change my opinion or what, I just wanna tell you some facts about me so that you know me better or even complete the information about me :]

SARA
My alter-ego name and I love that name. It doesn't tell you that I hate my own name or what, I just don't like my personal life being exposed here. So, only a few people in this cyberspace know my real name because they're my friends or my family. So, don't hesitate to call me Sara here okay :]

ART
I know this holy thing since I was in kindergarten. This special gift I have was like being explored and controled at the time. I just need to make sure my self that this is my thing. I can do it better everytime and I'm good at it. And now, I know that I always adore every artworks that human's created and fallen for any artworks created by God. The way I love art might be different, I won't describe how but it's just always gimme a new life, a new inspiration and a new breath to take.

READ & WRITE
It's kinda a habit for me now. My father always invited me to go to a well-known bookstore in this country, Gramedia, since I was little. It was like a playground for me at the time. He left me in kids section and he went to Economy section him self. I don't remember how exactly it started but all I know is I always feel encourage to grab book as many as I can right after I see them :]] Especially, books with pictures on it. Apparantly, this book-freaks habit sent me to another gift. My secondary school teacher showed me, indirectly. The next thing I realized is I'm good at writing. And I'm sure I can do something with this conventional thing.

PSYCHOLOGY
This is an incidental choice I made actually. I'm studying Psychology in a well-known university in Surabaya, Airlangga University. Yeah, now I believe that God always have a plan for you, never ever doubt it! Something I never guess I would into it but now it's like I'm really greatful God sent me to know this subject. It turns me into someone undercontrol or something like that. Seriously, it changes the way I'm thinking about people right now. Of course in a good way.

INTERNET
Well, I was stupid at computer thing when I was in elementary school. Then everything's change since I knew internet. I always love new things and internet is like feeding me, you know what I mean. And the last thing I know is I'm addicted to internet till I need some kinda theraphy which I did by my self to prove that I can't live without it. At least for a month. It's fun to know, to find, to realize that something happen in the other side of this world. Something you never guess would happen in this world, internet will prove it to you that it is happened.

PETS
I love animals, my parents didn't teach me to afraid of animals even though my mother is an Ophidiophobia. That's why I disagree any animal skin using for clothes. I against any animal hunting, especially extinct animals. They deserve this world and the O2 like human deserve. I own a giant rabbit named Snowy and I owned some younger ones named Milo, Kiko and Gigi. Actually Snowy had a partner named Louie but he died years a go and I had lots of bunnies before but because I didn't know how to take care young rabbit so well then they died. And finally, the only rabbit left is Snowy who just celebrated her 4th birthday this September.

FRIENDS
I don't know many people well, because I'm an introvert person but I have some fellas that I love so much. I'm trying to be good to people right now, don't ask me what I did before. I was worse than a vampire trust me. There are some people who saved my life from a destruction and a dark life forever. They've open my mind indirectly and I finally open my self to everyone, but still, I'm not gonna send my self into an over-exposed spot. Basically, I'm still the same person. I'll avoid spotlight as hard as I can. Say, I work behind the scene.

LOVE FOR EARTH
Yes, I do. Even though I don't join any environtment-care-organization but I plant it on my mind. I mean, I start it with my self. The world is changing right now people! You wanna lose it or keep it till you grand-grand-grand...grand-children still see the same earth like we have. If you don't care why the sun seems so hot or even the rain drops looks like ice, then you need to ask your self: are you human or alien? Please don't do anything wasted or sucking up the green environtment.

PAST & FUTURE
I hate talking about anything not today though my personality categorized me as an organized-mind person. There's a moment when I'm stuck in the past but I love remembering the nice memory I have. In the other hand, the days in the future is my favorite thing to imagine yet a nightmare for me. It's just I'd prefer to face the day I realize my consciousness right now than the one in the past or even in the moment when I can image my self wearing high heels or whatever.


I don't share my personal information on the internet (phone number, address etc.), except you're my very very good friend or I know you so well. I don't do chatting so much so don't ask my YM/MSN address, because I don't chat with strangers. Just talk with me here or on Friendster/Myspace.

Hope you complete anything you wanna know about me by reading this shit. But don't bother to ask me if you need more.

Monday, 17 November 2008

I confused

Manusia ditakdirkan memiliki kapasitas otak yang sama. Menurut teori, di dalam otak terdapat dua jenis penyimpanan memori (STM dan LTM). FYI, LTM atau Long Term Memory merupakan bagian otak yang mampu memuat beragam informasi yang tidak terbatas jumlahnya. Jadi, menurut teori, seharusnya ungkapan 'Waduh udah lupa, itu kan udah lama banget' atau 'Sorry, aku kebiasaan nih suka lupa' tidak berlaku atau istilahnya makes no sense. Kecuali kalau emang informasi itu bersifat temporary dan nggak terlalu penting, kemungkinan bisa masuk ke STM atau Short Term Memory yang kapasitas penyimpanannya memang terbatas (cuma 7 unit).

Berangkat dari pengetahuan tersebut, saya jadi melihat sebuah fenomena di mana seseorang yang bolak balik menanyakan hal yang sama (bukan karena pikun atau udah tua). Seperti 'Gimana, Mbak, caranya main game ini nih?' padahal saya udah 3 kali menjelaskan dan dia selalu nanya hal yang sama tiap kali mau main game itu. Yang saya bingungkan, kenapa dia bertanya pada saya lebih dari sekali? Oke, mungkin wajar dan bisa dimaklumi ketika seseorang banyak bertanya ketika dalam proses pembelajaran. Dalam artian, ketika saya menjelaskan, ia bisa kok banyak bertanya atau mengulangi instruksi saya sambil praktek. Seriously, it will help you memorize everything by doing it while people telling you what to do. Tapi apa jadinya kalau bertanya itu berlangsung beberapa kali di mana sebelumnya saya menganggap pemahaman itu sudah didapatkan? Sometimes, it sucks. Well, kejadian tersebut mungkin ada kaitannya juga dengan metode pembelajaran tiap-tiap orang yang bisa berbeda-beda.

Saya bingung, kenapa sesuatu yang dianggap penting dan kerap dibutuhkan or say, it's kinda technical thing bisa dilupakan begitu saja. Bokap saya selalu mengajarkan untuk menggunakan logika dalam melakukan sesuatu dan di sisi lain, nyokap saya memberikan anjuran untuk melihat keadaan dengan rasa simpati dan empati. Dua elemen ini selalu berperang di dalam kepala saya. Oke, akan saya jelaskan lebih lanjut.

Berpikir logis berarti juga menggunakan nalar untuk menyelesaikan masalah. Sekarang saya tahu alasan kenapa bokap saya tidak pernah membiarkan saya selalu minta tolong untuk mengerjakan apa yang saya tidak bisa, terutama masalah teknis. Misalnya, ketika bokap meminta saya untuk mematikan keran air di taman depan yang baru aja dipasang.

Saya : Pa, muter kerannya ke kanan atau ke kiri?
Bokap : Matiin keran ke kanan atau ke kiri?

Bukannya bokap males jawab, tapi sejak kecil pertanyaan saya selalu dibalikkan seperti itu oleh bokap supaya saya bisa mencari jalan keluar sendiri berdasarkan logika dan nalar saya. And finally I use to see things in a rational way, in order to solve problems.

In the other hand, nyokap selalu mengambil alih apapun yang saya katakan 'I can't do it'. Misalnya nih, ketika saya nggak bisa (nggak berani sebenernya hehe) membuka tutup oven ketika nyokap minta tolong ngecek kue panggangannya udah mateng atau belum.

Saya : Ma, gimana nih bukanya? *tangan udah megang lap buat membuka tutup oven yang panas*
Nyokap : (beberapa saat kemudian) Sini lapnya.

See, she takes over my problems and finishes it just like that. Mungkin maksudnya supaya saya bisa belajar dari apa yang nyokap lakuin (social learning), tapi jadinya sampe sekarang saya lebih memilih mengoles adonan dengan putih telur daripada harus membuka tutup oven. Karena kalau saya membuka tutup oven bisa memakan waktu seribu tahun lamanya karena saking hati-hatinya takut tangan kena panas oven, sehingga nyokap memutuskan untuk melakukannya sendiri.

Cara orang menyelesaikan masalah emang berbeda-beda dan saya sangat menghargai perbedaan itu meskipun ada juga yang sedikit konyol.

Then something makes me more confused is the fact that we are social man. Kalau, menurut teori yang tentunya sudah dibuktikan dengan sejumlah penelitian yang melototin dan mempelajari tentang karakteristik otak manusia, otak kita ini bisa mengingat informasi dalam jumlah besar yang dalam hal ini disimpan di dalam LTM. Dan informasi yang disimpan di dalam LTM itu tentunya bernilai penting dan berharga sehingga membuahkan kesan dan akhirnya nyantol di ruang-ruang penyimpanan file di LTM room. Lalu ungkapan 'aku ini orangnya pelupa, makanya aku ditakdirkan sama dia yang suka mengingatkan', apakah masih terdengar masuk akal? Lantas apa yang bersarang di dalam LTM buat 'orang-orang pelupa'?

Karena sejatinya otak manusia ini mampu mengingat apa saja, mengingat besarnya kapasitas memori yang dimiliki LTM. Terlepas dari 'kita ini makhluk sosial' dan 'teori memori', saya juga mau menyebutkan faktor lain. Kemauan. Kadang, meskipun suatu hal dirasa penting dan bernilai, tapi ada juga orang yang mengabaikannya begitu saja dan menganggap orang lain bisa membantunya nanti dengan mengingatkannya. Kalau memang penting, kenapa tidak ada usaha atau lebih tepatnya kemauan yang diikuti usaha untuk mengingatnya? Dalam artian, menyimpan informasi tersebut ke dalam memori (LTM) dengan sejumlah cara (visualized or verbalized). Hmm... a will and a tendency to ignore things.

Terlalu banyak pikiran memang menyesakkan kepala. But hey, bukan itu masalahnya kalau dipikir-pikir. Yang menyesakkan kepala itu bukan pikirannya, melainkan banyaknya 'file' yang aktif melakukan proses kognisi di otak. Kalau pintar meng-on dan off-kan 'file-file' mana yang mau diproses, tentunya ungkapan 'lagi banyak pikiran' nggak akan terucapkan *halah*.

Posting ini bukan dimaksudkan untuk mengkritik (kalau ada yang merasa dikritik ya cepat berubah hehe), ini cuma sebuah wacana hasil proses kognisi di kepala saya and I just wanna share. Seriously, this is the first time I write something called 'boring-hard-topic' which contains theory like this. I feel like I wrote a scientific journal or something. Of course, in a fun way ahaha.


P.S.: call me selfish or whatever, I don't give a damn.

Tuesday, 11 November 2008

Silence of the Lamb


Film thriller yang dibintangi Jodie Foster (yang mirip Lindsay Lohan hehe!) ini emang tergolong film lama, tapi kualitasnya bisa menandingi film-film thriller populer bertema psycho macam seri Saw ataupun Psycho. Film ini mengisahkan tentang seorang detektif wanita bernama Clarice

(Jodie Foster) yang mendapatkan tugas untuk mewawancarai seorang dokter yang ditahan di rumah sakit jiwa karena merupakan seorang psikopat bernama Hannibal Lecter (Anthony Hopkins). Tantangan demi tantangan dia lakukan demi memecahkan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh psikopat buron bernama Bufallo Bill yang menculik dan menguliti wanita-wanita bertubuh gemuk, yang mana psikopat itu adalah mantan pasien Dr.Lecter. 

Clarice bahkan harus mengorbankan kenangan pahitnya diungkit lagi ketika mencoba mencari informasi mengenai Bill dari Dr.Lecter. Banyak sekali hal-hal yang bisa kita pelajari dari film ini, salah satunya yaitu mengenal bagaimana seorang psikopat itu sebenarnya. Ada satu hal yang menarik perhatian saya, Clarice diharuskan selalu bersikap sopan ketika mewawancarai Dr.Lecter, sehingga ia akan mudah mendapatkan informasi. Dan pada akhirnya dia memang mendapatkan apa yang dia butuhkan meski harus bersusah payah mengoreknya melalui sejumlah teka-teki yang diberikan Dr.Lecter. Menariknya, Dr.Lecter pun memperlakukan Clarice dengan sopan dan menghargainya sebagai manusia. Nah, yang menjadi pertanyaan di benak saya adalah bila seorang psikopat menghargai sebuah kesopanan, kenapa justru manusia normal banyak yang tidak?

Recto Verso


Penulis Dee
Penerbit Goodfaith Production


Bila sebuah ulasan atau review di sebuah surat kabar ternama Surabaya mengatakan bahwa kumpulan cerpen karya Dewi Lestari atau sosok bernama pena Dee ini sebuah curhat cinta, maka saya akan menyebutnya sebagai kumpulan prosa terindah dan inspiring yang pernah saya baca.

Herannya, saya kagum banget sama Dee yang dengan menyebalkannya (hehe) sukses menulis sejumlah cerpen yang bener-bener cerpen alias cerita pendek. Nggak sepanjang 4 atau 7 halaman kayak di majalah-majalah tapi bisa cuma 2 lembar atau sekitar selembar kertas A4 kalau diketik. Sedangkan saya, judeg abis kalau harus disuruh nulis cerita dengan 'kapasitas' yang sempit dan begitu menyiksa seperti itu hehe.

Specialnya kumcer Dee ini, selain ditulis dalam bahasa ibu (Indonesia maksudnya), ada juga yang ditulis dalam bahasa asing alias bahasa Inggris. Ya, ada dua cerpen Dee yang ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa yang digunakan bukan bahasa slang non-formal yang kerap didengar di TV tapi
-->, menurut saya -->, menggunakan bahasa sastra yang kedengarannya indah banget kalau dibaca.
Tema cerita yang diangkat Dee dalam kumcernya mayoritas memang sekitar percintaan dan romansa. Tapi nggak picisan atau bahkan dangdut (Ha-Ha). Sekali lagi, kelihatan elegan dan indah banget deh pokoknya begitu baca cerita yang ditulis oleh Dee ini. Setiap cerpen disertai pula dengan lirik lagu (lagunya bisa didengarkan di CD yang dijual terpisah) yang menggambarkan cerita yang ditulisnya. Topnya lagi, tulisan-tulisan indah karya Dee ini juga disertai dengan foto dan gambar ilustrasi (what a beautiful pics!).

Mengutip kata-kata yang tertera di bagian kata pengantar yang ditulis oleh 'orang-orang penting' yang turut serta mewujudkan karya Dee yang satu ini; karya seni ini patut dipertimbangkan bagi para pecinta buku (khususnya buku Indonesia). Pembaca nggak cuma disuguhi cerita yang ditulis dengan apik, tapi juga bisa menikmati ilustrasi-ilustrasi indah di celah-celah halaman buku, serta mendengarkan suara Dewi Lestari (yang tidak usah diragukan lagi) menyanyikan lagu-lagu yang liriknya dikembangkan menjadi cerita dalam 'Recto Verso'. I told you, it's a work of art.

Monday, 10 November 2008

Catcher in the Rye

Penulis J.D.Salinger
Published by Banana PUBLISHER

Kitab sejumlah pembunuh di Amerika. Sebuah review yang menuliskan tentang novel ini mengatakan bahwa Catcher in the Rye telah menginsipirasi sejumlah pembunuh di Amerika. Review itu juga mengatakan bahwa para orangtua dianjurkan untuk waspada karena novel ini mampu mengubah anak mereka dari a good boy menjadi a bad boyWell, gara-gara review buku itu saya jadi berniat membelinya, apalagi teman saya yang juga gila baca bilang bahwa novel itu sangat bagus.

Novel yang belakangan saya sadari nama penulisnya mirip nama penulis buku-buku Ekonomi atau Politik itu bercerita tentang seorang siswa SMA bernama Holden Caulfield yang drop-out dari sekolahnya karena ia hanya lulus dalam pelajaran Bahasa Inggris. Secara umum, Holden seperti remaja pada umumnya, pergi berkencan dan bahkan ikut klub hangar. Namun dalam bertutur kata ia selalu mengatakan hal-hal yang baik dan menyenangkan di mana hal-hal yang ia katakan itu merupakan kebohongan yang nyata. Ia membenci hampir segala hal tapi tak mau orang lain tau ia membecinya. Nyaris semua hal yang dikatakannya hanya bualan belaka, dan tak jarang ia berkata tulus dalam kebohongannya. Actually, Holden adalah remaja berhati mulia; ia tidak mau mempermainkan wanita dan sayang sekali dengan adik-adiknya, Allie dan Phoebe. Ia juga sangat menghormati orang tua dan mau membantu sesama. Novel yang cover depannya kelihatan sangar ini merupakan catatan harian Holden.

Catcher in the Rye ditujukan untuk pembaca usia dewasa, yah sekitar 18 tahun ke atas lah. Karena novel ini sarat akan umpatan-umpatan dan pemikiran sang tokoh utama yang bisa dikategorikan 'tidak baik untuk anak-anak'. Lucunya, umpatan-umpatan dalam novel ini diterjemahkan ke dalam umpatan lokal yang malah kedengaran konyol. Sekedar berandai, kalaupun umpatan-umpatan itu disensor, tak terbayang berapa banyak tanda bintang (*) yang bisa ditemukan dalam novel ini :] Secara keseluruhan, terjemahan novel ini lumayan bagus dan enak dibaca meskipun bukan terjemahan keluaran Gramedia. Sehingga cerita bisa mudah ditangkap dan alurnya pun mengalir dengan baik. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel yang padat ini, salah satunya berasal dari kutipan dari seorang ahli psikoanalisis yang berkata "Mereka yang belum dewasa adalah yang bersedia mati demi memperjuangkan satu hal, sementara mereka yang dewasa justru bersedia untuk hidup dengan rendah hati untuk memperjuangkan hal itu". Dan kutipan favorit saya dari novel ini adalah "Jangan pernah bercerita apa-apa pada orang lain. Begitu kalian bercerita, maka kalian akan mulai merindukan orang lain."

Tidak ditemukan sinopsis sedikitpun di bagian cover belakang, yang ada hanya tulisan "Mengapa buku ini disukai para pembunuh?". Sedikit banyak, saya jadi semakin penasaran ketika terakhir kali memutuskan untuk membeli novel itu di Gramedia. Saya penasaran apa jawaban dari pertanyaan yang menggantikan posisi sinopsis di cover belakang itu. And now, I got the answer :]

Hidden treasure

Mengingat KTP saya sudah expired, saya pun memutuskan untuk mengisi form yang dikasih nyokap. Itu form pembuatan KTP; baru, perpanjangan maupun penggantian. Lho bukannya bikin KTP itu di kelurahan? Iya, pegawai kelurahannya itu teman kantor bokap-nyokap saya. Bahkan sudah seperti keluarga sendiri, jadi ya pegawainya yang nyamperin pemohon haha. Pas sampe di bagian pengisian No.KK alias nomor kartu keluarga, saya nanya ke nyokap. Saya : Ma, no.KK itu maksudnya nomor kartu keluarga? Nyokap : Iya. KK-nya ada di lemari Mama. Saya : Di laci? Saya bergegas ke kamar di mana lemari nyokap berada, sampe nggak denger apa jawaban nyokap saking yakinnya saya kalau KK ada di laci lemari nyokap. Soalnya biasanya sih surat-surat ada di situ. Eh ternyata waktu saya buka lemari yang kebanyakan isinya korden, jilbab lama nyokap, koper-koper sama kain batik itu tidak saya temukan satupun benda yang sekiranya mirip Kartu Keluarga. Saya malah menemukan sebuah amplop coklat medium yang ada stempel Air Mail-nya berikut stiker nama yang cukup familiar buat saya. Itu kiriman surat dari Bude saya yang tinggal di Florida, USA. Saya raba, tebal juga isinya. Waktu mau saya buka, penutupnya ada perekatnya. Karena takut sobek, saya pun urung membuka satu-satunya surat dari Bude saya yang belum pernah saya lihat itu. Meskipun penasaran setengah mati! Karena nggak nemuin yang saya cari, saya tutup itu lemari kayu raksasa yang sekompartemen sama lemari bokap. Saya pun ke kamar saya sendiri dan membuka laci di lemari baju. Ada map oranye yang awalnya saya kira berisi Kartu Keluarga ketika melihat plastik biru yang nongol keluar di sisi map. Setelah saya buka, ternyata isinya ijazah SD adik saya yang gede sama ijazah TK-nya. Di luar plastik biru, saya menemukan fotokopi ijazah nyokap waktu SD dan SMP, bahkan ada rapornya juga! Fotokopi ijazahnya aja udah coklat persis kayak perkamen kuno. Foto nyokap juga asli oldies banget, rambutnya masih potongan cepak model Lady Di dan sama sekali nggak mirip saya ahaha. Saya sempat mengamati daftar nilai ujian akhir nyokap waktu SMP and trust me nilai-nilainya masih bagusan saya dulu hehe. Waktu mau buka rapor-rapornya, eh kertasnya malah keriting dan lengket satu sama lain. Karena saya lagi buru-buru mau nyari Kartu Keluarga, saya memutuskan menunda membuka buku rapor kuno punya nyokap itu. Mungkin next time kalau udah nggak sibuk dan nggak ada orang di rumah (ntar bisa disetrap nyokap gara-gara membuka 'arsip' lamanya) hehe. Nggak nemuin di kamar saya, saya konfirmasi ke nyokap. Saya : Ma, kok nggak ada? Nyokap : Di lemari, di dalam kresek Elizabeth*. Di map batik itu lho, Mbak. Saya : Di bawah? Nyokap : Iya, di tas-tas itu. Saya ingat baik-baik kata kuncinya: map batik, kresek Elizabeth*. Saya buka lagi lemari kayu raksasa tempat baju-baju bokap dan nyokap disimpan. Setelah bongkar sana-sini, saya nggak nemu itu map batik tapi saya nemuin kresek Elizabeth* bening yang dari luar pun jelas kelihatan kalo isinya bukan map batik tapi tumpukan jilbab lama nyokap. Saya frustasi, jadi saya memutuskan untuk menyudahi pencarian ini dan berasumsi kalau nyokap saya lupa naruh atau udah mindahin ke tempat lain. Saya pun membereskan form yang tadinya saya tinggal di ruang tamu, di mana nyokap saya lagi baca koran Minggu pagi. Saya : Mama lupa naruh paling. Yang ada di lemari itu kresek Elizabeth* isinya jilbab, nggak ada map batik. Nyokap : Kamu nyarinya di lemari mana? Saya : Di kamar sini kan?? (nunjuk ke kamar di samping ruang tamu) Nyokap : Lemari yang mana? Saya : Lemari coklat itu kan?? Nyokap : Lemari Mama masa yang itu?! Bajunya Mama masa ditaruh di situ? Saya bungkam. Saya memutuskan buru-buru berlalu sebelum sempat mendengar nyokap ngomel gara-gara kesalahan saya ini ada hubungannya dengan kesukaan saya make earphone. Maksudnya, saya jadi nggak denger apa yang nyokap katakan dengan baik. I'm not deaf and it has nothing to do with I-like-listening-music-with-my-PMP. Karena saya dengar dengan SANGAT baik kalau nyokap mengatakan bahwa kartu keluarga disimpan di 'Lemari Mama' dan yang saya tahu 'Lemari Mama' itu ya lemari kayu gede yang ada di kamar bokap-nyokap. Saya akui saya salah, tapi bukan karena masalah pendengaran. Tapi nalar saya. Hmm kali ini nalar saya nggak bekerja karena keterbatasan pengetahuan. It used to be my moms' closet. She bought a new closet because her old closet is too small for her clothes. Mana ada surat penting dipisah dari surat-surat lainnya?! Ditaruh di lemari baru pula dan nggak disimpan di laci. Saya buka lemari yang letaknya persis di depan lemari kayu gede yang udah saya buka-tutup beberapa kali tadi. Bukan hadap-hadapan tapi lemari Mama yang sebenarnya ini menyamping di depan lemari kayu gede karena keterbatasan space di kamar. So you have to push it away if you wanna open the wooden closet's door. Lemarinya nggak terlalu besar dan mirip lemari penyimpanan baju sewaan, bedanya lemari nyokap kacanya gelap. Yap, dengan superpower persis seperti punya Jessica dalam HEROES, saya dorong itu lemari yang lumayan berat karena padat berisi baju nyokap (terima kasih pada ilmuwan-siapalah yang sudah menciptakan gaya gesek sehingga terciptalah benda ajaib bernama roda). Dan akhirnya pencarian saya berakhir sudah, kresek Elizabeth* yang dimaksud nyokap ternyata teronggok di dasar lemari dan yah di dalamnya ada map batik (yang juga udah nyokap sebutin). Map batik itu lumayan berat karena isinya juga lumayan banyak. Saya serasa membuka buku sihir kuno punya Harry, karena isi map batik itu semuanya adalah file-file yang kertasnya berwarna coklat karena sudah dimakan usia. Mulai akte kelahiran nyokap, saya, adik-adik saya (punya bokap ada di map lain karena file bokap sendiri aja lebih banyak dari semua file yang ada di map batik), ijazah nyokap (file asli), surat-surat pengangkatan nyokap jadi PNS dsb. Lucunya, saya juga nemuin daftar nama peserta tes Psikologi (IQ dan intelegensi) jaman saya kelas 5 SD dulu. Hasil tes itu menentukan apakah murid peserta tes tersebut layak masuk kelas Unggulan (istilahnya sih gitu) di SD saya dan menurut hasil tes itu saya dinyatakan layak. Malah tanpa disangka saya memiliki IQ paling tinggi nomor dua satu kelas! Di lembar kedua, saya lihat rincian kriteria kemampuan yang menandakan saya memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Lucunya lagi, kemampuan berhitung saya saat itu mencapai skala 9 0f 10. Gila nggak?! Kalau sekarang disuruh tes ulang, tentu aja cuma 4 of 10 atau lebih parah lagi mengingat saya langsung alergi sama yang namanya itung-itungan sejak masuk SMP. Ada juga penjelasan mengenai kepribadian saya, motivasi, kreativitas dan social life. Yah sedikit banyak menggambarkan saya yang sekarang ini, which means kalo saya nggak begitu banyak berubah sekalipun saya merasa saya sudah jauh berubah sekarang. Ouw...khusus bagian kreativitas. Di situ dituliskan kalau perlu bimbingan supaya lebih terarah dan sebagainya. Ya, sejak masuk SD kesukaan saya pada seni (menggambar) memang menurun. I was better when I was in kindergarten. Tapi lepas SD, saya kembali menemukan sense of art saya lagi. Terutama sekarang :]] Oh, ada juga yang lucu. Di bagian social life, dikatakan bahwa I tend to make people happy. Well, do I? Saya juga nggak tahu, mengingat saya bukan altruistik and I don't talk to people that much. So, I don't know how the psychologist interpreted me like that. Saya juga nemuin lembar hasil tes psikologi dari lembaga yang sama (dengan urutan perincian yang juga sama) punya adik saya yang paling kecil (well, SD kita sama). Lucu aja membaca hasil tes Psikologi adik saya yang diambil 5 tahun yang lalu itu, karena memang dia banget ahaha. Dibandingkan saya, adik saya itu dikategorikan ke dalam kecerdasan rata-rata (110-119). Saya nggak tahu tepatnya berapa, tapi itu sudah membuktikan sekalipun dalam satu keluarga, belum tentu IQ-nya sama. Yah, itu kan masa lalu. IQ dan tingkat kecerdasan seseorang berubah seiring bertambahnya waktu dan intensitas stimulus yang mendukung perubahan tersebut. Apalagi IQ saya itu tergolong IQ anak-anak dan IQ anak-anak berbeda dengan IQ orang dewasa. Terakhir saya cek, waktu kelas XII, pas lagi seru-serunya milih jurusan buat kuliah. Di mana berdasarkan hasil tes Psikologi (yang saya kerjakan sungguh-sungguh dan saya dalam kondisi sehat wal afiat) saya masih memiliki tingkat IQ yang sama. Berdasarkan hasil tes itu pula, pilihan jurusan kuliah yang disarankan adalah: 1. Perpajakan 2. Arsitektur 3. Teknologi Informasi Saya diharuskan menuliskan pilihan jurusan yang saya inginkan terlebih dahulu di mana urutannya seharusnya ialah: 1. Hubungan Internasional 2. Teknologi Informasi 3. Arsitektur Jadi, jurusan Perpajakan itu saya tidak tahu ditentukan berdasarkan kemampuan saya yang belah mana karena setau saya, saya nggak suka ngerjain hal-hal berbau akuntansi atau yang menghitung keuangan dalam suatu tabel berbanding (debit-kredit) and I'm terrible at counting. Yah, nggak parah-parah amat sih emang tapi I'd better say no for counting. Everything! Lucunya, bokap saya itu sarjana ekonomi jurusan akuntansi yang pekerjaannya ya berhubungan sama hitung menghitung duit. Parah lah pokoknya, ngurusin daftar simpan-pinjam duit di bank yang kebetulan direkturnya itu bokap saya. Ngebayanginnya aja bikin kepala saya pusing! So, it has nothing to do with genes factor. Dari bongkar-bongkar arsip lama di 3 lemari, I feel like just revealed something. I feel like finding a hidden treasure. Masih banyak lagi yang saya temuin di 'map batik' yang bikin saya sama nyokap sempat ngotot-ngototan itu. Masih banyak lagi surat-surat yang bikin saya senyum-senyum sendiri waktu membacanya. Untung nggak kegeb nyokap! hehe

What's Ur Flava?

Mengutip alias meminjam judul lagu lumayan lama yang dinyanyikan Craig David, saya mau bercerita *kayak tukang dongeng* tentang selera musik. Siapa? saya nggak bakalan menganalisis selera musik anak jaman sekarang dibandingkan anak jaman dulu. Ini sekedar tulisan ringan tentang selera musik yang gado-gado di keluarga saya. Mari kita simak, apakah selera musik dipengaruhi oleh faktor herediter? *niru gaya bicara dosen pas ngajar* 1. Nyokap. Bisa dibilang nyokap saya selera musiknya yang paling gado-gado di antara anggota keluarga saya yang lain. Mulai dari yang slow (sampe bikin ngantuk) sampe yang upbeat, nyokap suka. Di rumah, koleksi kepingan CD nyokap pun 'warna-warni' genre musiknya. Ada Waljinah, Erni Kulit, Tribute to Titik Puspa, Badai Pasti Berlalu-nya Chrisye, Raihan, Shalawat Nabi-nya Hadad Alwi, Sundanese instrumental music, sampe musik lounge macam Paramayo (masih banyak lagi tenang aja, saya nggak bisa inget satu-satu). Emang kelihatannya musik-musik itu untuk ukuran orang dewasa, tapi jangan salah. Nyokap saya juga doyan musik-musik MTV lho! Pas lagi sarapan, saya nonton MTV TRL yang lagi muterin video klip-nya Ali & AJ yang Potential Break-up Song, yang mana saya benci banget lagu itu (juga video-nya) soalnya lagunya nggak jelas banget (in my opinion) *tapi single keduanya lumayan ok* Eh diam-diam nyokap saya nyaris membuat sarapan saya langsung masuk perut tanpa dikunyah. Nyokap : Beli CD-nya, Mbak! Saya : Hah? *berhenti ngunyah* Nyokap : Lagunya enak, beli CD-nya. *goyang-goyang kepala menikmati lagu* Saya : Males ah. Lagunya nggak enak. Nyokap : Ya daripada lagu-lagu yang biasa kamu puter. Jedag-jedug nggak karuan. Yang dimaksud nyokap itu lagu-lagu urban (RnB dan HipHop) yang kadang-kadang saya puter di radiotape di rumah (rock songs in MP3 player only hehe). Kalau lagi muter radio, nyokap suka milih frekuensi yang stasiun radionya muterin musik-musik dangdut koplo atau lagu pop Indonesia yang diremix *jadi ga karuan*. Serasa di bemo antar-kota deh! Kalau udah gitu, saya milih masuk kamar, grab my MP3 player dan menyumbat telinga saya yang berharga dengan earphone mungil warna putih yang nancep ke portable music player saya itu. 2. Adek. Anak terakhir di keluarga saya ini selera musiknya juga lumayan gado-gado. Barat-Indo semua suka. Tapi ya itu, pilih-pilih dan kebanyakan band-band Indonesia yang lagi ngetren di kalangan anak-anak. Tapi ada satu favoritnya (yang saya juga suka) yaitu Project Pop yang emang kocak abis kalo bikin musik. Untuk musik barat, adek cowok saya yang satu ini juga nggak bisa diremehin. Meski tampangnya anak SD banget *haha*, tapi dia doyan dengerin Fall Out Boys yang Thanks for the Memory atau the River-nya Good Charlotte. Dia juga maniak banget sama Jonas Brothers and High School Musical gara-gara hobi nongkrongin Disney Channel (kayak mbaknya hehe). Kadang ada lagu yang saya ogah dengerinnya tapi dia sama nyokap kompakan kalau lagu itu sumpah-enak-banget! Kayak...aduh saya nggak bisa nyebutin soalnya kebanyakan ya dinyanyiin sama band-band Indonesia gitu yang saya kebanyakan juga nggak ngerti hehe *soalnya tampangnya mirip-mirip*. Yang saya heran, dari mana coba nyokap bisa tahu lagu yang lagi hit di kalangan anak muda sedangkan saya (anak mudanya) nggak ngerti? Dunia ini memang aneh *ngeles*. 3. Adek saya yang gede. Nah kalau dia sih hampir mirip sama adek saya yang terakhir tadi. Musik favoritnya ya yang mainstream pasar Indonesia lah. Saya pernah mergokin dia beli CD MP3 kumpulan band-band Indonesia yang dari judulnya sih Top Band Indonesia. Tapi, saya pun cuma bisa mengerutkan kening kala membaca nama-nama band beserta lagu-lagunya pada kertas cover di bagian belakang. Nggak ada yang saya tahu satupun. Adek saya yang mulai doyan ngeband ini pun belakangan lagi doyan dengerin musiknya Ungu, Dewa sama Andra and the Backbone yang emang udah terjamin bakal disukai penonton. Maksudnya, dia lagi 'menginternalisasi' musik band-band itu tadi. Nggak tau lagi kalau dia dengerin Ungu karena lagi jatuh cinta. Maklum, lagi puber hehe. 4. Bokap. Wah kalau bokap, seleranya kelas kakap semua. Oke, mungkin saya nggak ngerti band-band Indonesia tapi lewat bokap saya jadi banyak tahu musisi barat berkualitas dari yang klasik sampe yang baru. Di antara keempat anggota keluarga yang lain, bokaplah yang paling jarang muter CD (atau kaset) koleksinya. Bukan karena nggak sempat, tapi udah keburu keduluan sama adek-adek saya, nyokap atau malah saya sendiri hehe. Jadi bokap merasa lebih baik mengalah dan pergi ngasih makan merpati peliharaannya di belakang. Koleksi CD bokap saya genre-nya hampir sama semua, kalau nggak Pop ya Jazz atau Blues/Soul. Saya sih nggak begitu hapal nama-nama musisi bule yang ada di kumpulan CD koleksi bokap *yang jelas enak semua!* tapi untuk penyanyi Indonesia ada dua nama yang bokap favorit banget; Broery sama Ebiet G. Ade. Bahkan bokap sampe punya dua biji kaset Ebiet G. Ade yang sama persis gara-gara awalnya dikira hilang nggak tau ke mana. Kadang saya juga suka muter CD koleksi bokap yang judulnya "Love Song" atau sejenisnya soalnya kebanyakan lagu-lagunya bagus buat karaoke alias emang singable ahaha. Bokap pun terpaksa harus rela mendengarkan penyanyi aslinya duet sama putri kesayangannya yang suaranya mirip Christina Aguilera ini :D 5. Moi. Last but not least, (nggak, lanjutannya bukan 'I wanna say thanks to all my fans around the world') musik yang selalu (dan pasti) ada dalam playlist di portable MP3 player atau Jukebox di laptop saya adalah...jeng, jeng, jeng! Sudah bisa ditebak ah. Nggak seru! Saya juga nggak tahu selera musik saya ini menurun dari siapa (kalo maniak musik bule sih dari bokap jelas). Di keluarga saya, bahkan di seluruh keluarga besar saya, yang rock-a-fella cuma saya seorang. Maksudnya yang doyan dengerin musik yang kata nyokap bikin rumah roboh itu (makanya lagu rock koleksi saya cuma saya dengerin lewat MP3 player atau di laptop dengan headset atau pas lagi nggak ada orang di rumah supaya saya bisa nyanyi bak rockstar. Kidding!) ya cuma saya ini. Dan lambat-laun, selera musik saya ini influenced juga ke adek saya yang kecil hehe. Saya nggak menutup kemungkinan aliran musik lain untuk saya cintai *halah*. Saya suka pop, musik urban seperti yang udah saya bilang di atas, jazz, bahkan musik yang unik macam Frou Frou dan Imogen Heaps atau Goodnight Electric. Saya nggak melihat nama untuk mendengarkan musik, selama musiknya enak dan lagunya nggak norak saya pasti suka. Band-band baru atau indie luar negeri yang seringnya ngebawain alternative rock adalah favorit saya. I LOVE 'EM ALL! Di Indonesia, bukannya band-bandnya jelek. Masih ada kok yang berkualitas macam Dewa atau Andra and the Backbone. But they're not my favorite, I just don't feel it in my soul *mulai lebay*. Justru favorit saya adalah sebuah band indie beraliran rock yang lumayan keras di telinga, Deadmaya. Selain itu, menurut saya, yang oke buat di telinga sih Maliq and the Essentials sama RAN :] For solo, I love Agnes Monica and Afgan *hehe*. Saya juga suka tuh dengerin vocal group Tangga atau track lama Chrisye (pinjem CD nyokap). But, lagu-lagu Indonesia inilah yang paling cepet ilangnya dari list di music player saya karena saya cepat bosan sama lagu-lagu Indonesia nggak tau kenapa. Kalau lagu barat sih, setahun juga bisa saking sukanya saya sama lagu itu (Paramore misalnya :]). Well, selera musik yang bener-bener diversity di keluarga saya ini nggak menimbulkan disintegrasi karena kami menjunjung tinggi semboyan negara kita, 'Bhineka Tunggal Ika'. Yah, musik itu kan subjektif, jelek menurut saya belum tentu jelek menurut Krisdayanti *apa hubungannya coba?!*. Suka-suka saya mau cinta musik rock dan saya juga nggak akan melarang kamu yang die-hard fans musik dangdut. Musik itu ada untuk dinikmati, bukan diperdebatkan *ngomong apa sih, Sar?!*. So, let's rock n roll baby!!! P.S.: what's ur flava? tell me ok :]

Wednesday, 5 November 2008

5 Men


1. Chad Michael Murray. I fallen for him since the first time I watched A cinderella's story (staring with Hilary Duff who I wish she were me!). He's just a typical man I wanna spend my life with ahaha. I mean it. Too charming to be destroyed I guess :] *why he has to be destroyed anyway?*


2. Johnny Depp. A very talented and I believe he'd better called a great actor. From Captain Jack and then Willy Wonka. The characters he played are always bold and deadly different. People will say: 'it couldn't be Captain Jack' when you watch Charlie and the Chocolate Factory. That's what I would call 'A Great Actor'.


3. Zac Efron. I know, I know...he's too High School Musical or whatever but I love him haha *sorry Vanessa but it's true*. I think he's typical guy who'll treat you like a little puppy. I'm in love with his eyes and his smile. Gosh!


4. Adam Levine. Whoa I know it's kinda adult thing to say but Adam Levine represents a guy, you know, a guy every woman wants :] Typical of bad boy looks and something about his eyes will hypnotized any woman he meets ahaha.


5. Andy Warhol. I always adore his artworks and I have some of his pics (artwork) since I was in high school. His works is inspired me to create some artworks on my screen. He's just creative and inspirative.


Monday, 27 October 2008

The Hand

Malam minggu, tepat dua hari sebelum peringatan 40 hari meninggalnya eyang putri saya. Saya sengaja menginap di rumah eyang bareng nyokap dalam rangka ikut bantu-bantu bikin makanan buat acara tahlilan 40 harian eyang. Nggak ada perasaan aneh apapun seharian itu, hidup pun berjalan seperti biasa *halah*. Bahkan malamnya saya nyari dinner bareng sepupu saya sekalian mampir ke alun-alun beli fruit juice hehe. Mengingat adanya pendapat kalau selama 40 hari, arwah yang meninggal masih stay di rumahnya. I don't bother with that. Karena keesokan harinya harus kembali melanjutkan masak-masak, maka saya dan kerabat saya yang tinggal di rumah eyang pun memutuskan untuk tidur. Karena kamar di rumah eyang saya lumayan banyak, jadi bisa memilih tidur di mana saja. Namun, karena yang tinggal di situ perempuan semua jadi ya terpaksa tidurnya bergerombol kayak pindang alih-alih nggak berani tidur sendirian haha. Saya sendiri tidur sama sepupu dan bude saya, nyokap tidur sama dua kakak perempuannya di kamar yang lain. Saya tidur di kamar di mana eyang saya menghembuskan napas terakhirnya. Nothing really bother, seriously. Kamar itu sering banget dipake tidur oleh siapapun, bahkan ketika eyang saya masih ada. Jadi ya nggak ada perasaan apa-apa waktu mau tidur di situ. Ketika lagi sibuk-sibunya mempersiapkan bahan-bahan untuk dimasak esoknya, salah satu bude saya yang lagi mengupas kelapa di halaman belakang bareng dua saudaranya (termasuk nyokap) berkata, "Kok bau menyan ya?". Saya yang juga ada di situ pun tak mau kalah ikut membaui udara yang melintas di bawah hidung, "Nggak kok." sahut saya, karena emang nggak mencium apa-apa selain bau angin (bukan kentut!). Anehnya, sepupu saya, bahkan nyokap juga bilang kalau mereka mencium bau yang sama yang dicium bude saya. Bau menyan. Something wrong with my nose? Karena faktor nada unik nan beraturan yang berasal dari perut, saya pun mengajak sepupu saya nyari dinner di luar. Pas lagi ganti baju di kamar eyang, karena baju saya digantung di situ, saya mencium bau yang tadi diributkan bude saya dan yang lainnya. "Bau menyan ya?" kata saya pada sepupu saya yang juga sedang mengganti bajunya. "Ada mbah nih." ujarnya enteng. Saya cuma tersenyum tipis sambil bergumam, "Mbah." and seriously I didn't feel anything but miss her so much :[ Dan berikutnya, inilah inti kenapa blog ini saya posting. Usai nyari dinner plus dessert berupa jus alpukat, usai kekenyangan karena makan seporsi mi pangsit plus jus alpukat yang di luar normal banyaknya, usai semua menyelesaikan mempersiapkan bahan-bahan buat masak besoknya, tidur merupakan cara yang tepat untuk mengakhiri hari itu :D Lampu kamar dimatikan, tapi saya masih nonton TV. Saya nggak tau itu jam berapa karena kamar sudah gelap dan handphone saya berada jauh dari jangkauan. Sumpah, malam minggu nggak ada acara yang bisa ditonton di TV. Film-film yang diputer pun nggak begitu menarik, in my opinion-underlined that! Akhirnya saya pun stuck nonton Gebyar BCA, karena Tompi lagi tampil. Lumayanlah. Eh, di belakang-belakangnya ternyata ada peterpan yang katanya ga bakal tampil lagi dengan nama itu setelah konser terakhirnya di RCTI tapi ternyata masih manggung juga. Yah, lumayanlah :]] Gebyar BCA kelar, saya ganti-ganti channel TV sampe sekitar 5 lap-an gitu saking enegnya ga ada acara yang bisa saya tonton. Honesty, saya masih belum ngantuk-ngantuk amat, jadi saya nyari objek pengantar tidur hehe. Akhirnya, karena kecapekan cetak-cetek remote TV melulu, saya pun memutuskan berhenti di channel...God, saya lupa! kalau nggak salah habis itu saya udah berangkat ke pulau kapuk sampai lupa berdoa. Dan inilah awal segalanya. I will remember it or even plant it on my brain; never forget to pray before you sleep. Menjelang subuh, nyokap bangunin saya. Saya dengar suara nyokap, bahkan saya bisa lihat siluet badan nyokap yang sedang menghampiri saya yang masih terbaring di kasur meski samar-samar (karena mata masih ngantuk). Saya nggak tau itu jam berapa karena sekali lagi, mata saya masih lengket. Saya hendak membuka mata lebar-lebar, maksudnya sih bangun tidur. Tapi saya nggak bisa! Saya tidur dengan posisi miring ke kanan. Rasanya seperti ada yang menahan mata saya untuk terbuka. Entah ini mimpi atau bukan, seingat saya, saya seperti melihat tangan hitam memegangi kepala saya. Sepertinya itulah penyebab saya nggak bisa membuka mata. 'Saya mau bangun; Bangun, Sar!' kata saya dalam hati. Saya pun membuka mata dengan paksa dan akhirnya berhasil bangun sekaligus *fiuh*. Waktu bangkit dari tidur, saya merasakan sakit di tengkuk saya. Mungkin saya salah tidur, bisa juga. Tapi kemudian saya ingat kejadian yang barusan saya alami, dalam trance masih disoriented (antara sadar dan nggak) waktu badan saya tidak bisa digerakkan itu, leher saya rasanya kaku sekali. Saya masih sulit mencerna semua ini. Mana yang mimpi, mana yang nyata. Toh jelas-jelas saya nggak salah tidur. Posisi tidur saya cuma miring ke kanan atau ke kiri sama tengkurap haha. Nothing wrong with that, rite? Dan so far, dengan posisi tidur saya yang demikian itu saya nggak pernah ngerasa sakit di leher belakang pas bangun. It just...makes no sense for me somehow. Hardly to believe, you know. Is it some kinda mystic stuff or what? I have no idea. One thing I will remember in the rest of my life; praying. Anywhere you are, anything you do.

Wednesday, 15 October 2008

Stop Thinking

Pernah saya browsing alias cuci mata ke sebuah bookstore yang cukup well-known di Surabaya (one of my favorite). Waktu lagi melintas di rak bagian buku-buku inspirative, saya melihat sebuah buku yang menarik perhatian saya. Dalam buku itu dikatakan bahwa kita disarankan untuk jangan pernah berhenti berpikir. Sekalipun kita sedang tidur. Karena kita tidak pernah tahu ide-ide atau pemikiran brilian macam apa yang akan keluar dari hasil kerja otak kita. Sebagai penulis (well, especially a novel author), otomatis saya sependapat dengan si penulis buku itu. Tulisan yang lahir dari hasil koordinasi kerja otak dan kelihaian jemari tangan saya bisa eksis karena adanya proses berpikir. Namun pengalaman saya yang satu ini mengubah totally pendapat saya itu. Until one night. Situasi kuliah sedang sooo hectic sampai pulang kuliah saya selalu menjelang petang. Well, mungkin bagi sebagian orang itu hal yang wajar. Apalagi status sebagai mahasiswa, tidak ada batasan waktu untuk urusan kuliah (am I right?). Tapi bagi saya, I need a time, in one day, to give my self a rest and I can enjoy my me-time. Dan biasanya itu saya lakukan di malam hari, usai jam 'sekolah'. Saya pun memutuskan membeli sebotol jasmine tea (or any instant tea) setiap pulang kuliah malam. Just an excuse so that my body will be a lil bit relaxed then I can sleep tight till the next morning. But plan just a plan, God decides. I've never have a good quality sleep after all. Mata memang terpejam rapat, badan pun relaxed tapi otak saya terus memunculkan ide-ide yang seolah mengalir deras seperti air terjun. Saya bahkan menyalakan aromatheraphy healing set dengan aroma-aroma essential oil yang lembut supaya saya bisa terlelap perlahan. Oh God, it failed. Mungkin lampunya perlu dimatikan, pikir saya suatu malam. Namun setelah kamar saya gelap, pikiran-pikiran horor tentang sosok putih atau bayangan putih yang berdiri di samping tempat tidur saya terus menghantui dan ujung-ujungnya saya tidak bisa tidur. So, turn off the light is not the solution. Bukannya saya phobia gelap, saya tidur dengan lampu mati di rumah saya sendiri. Lagipula, menjelang tidur biasanya saya sambil membaca novel atau mendengarkan MP3 sehingga terkadang malas bangun (soalnya uda PW di kasur) untuk sekedar mematikan lampu yang saklarnya terletak di dekat meja belajar itu. Pernah saya baca di majalah, kalau sedang sulit tidur sebaiknya bangun dan melakukan aktifitas yang melelahkan. Say, walking around your house (inside not outside okay) or a lil excercise like push-up or sit up but I'd prefer none of those two options. I get up and sit on my study chair and grab a chocolate bar and of course eat it immediately. I ussually still sit till I stop thinking and it takes a long time. Quite long till I guess I lost almost 75% of my sleeping time. Momen di mana saya meraih chocolate bar itu hampir selalu sama, ketika saat itu tiba biasanya mendekati pukul 12 malam atau lebih dari setengah 12 malam. Saya tidak tahu apa sebabnya. Saya tidak pernah mau melihat jam di handphone yang selalu stuck di samping bantal saya (because I need the alarm to wake me up in the morning) karena itu akan membuat saya semakin guilty and sad melihat waktu tidur saya yang berkurang drastis. Sampai saat ini pun hal itu masih sering terjadi (tapi tanpa momen: grab a chocobar), di mana di tengah malam saya bangun karena tidak bisa tidur dan hanya bisa duduk di depan meja belajar dan terdiam sampai merasa mengantuk. Kadang saya ambil novel atau komik karena biasanya saya merasa mengantuk bila membaca di rentang jam tidur. But still, it didn't help a lot. Saya masih harus struggling sampai benar-benar tertidur atau at least saya berada dalam kondisi tidak sadar supaya body and soul saya bisa istirahat sejenak. Saya pun mendadak mengidap insomnia. Writing board di dekat tempat tidur saya pun jadi tempat pelampiasan. Board itu penuh call-out yang isinya tangisan saya yang nggak bisa tidur juga. Otak saya justru bekerja aktif di kala saya ingin otak saya berhenti bekerja. If you wonder, ide-ide yang terus mengalir dan pikiran-pikiran yang berkecamuk di kepala saya itu bermacam-macam. Mulai desain FS yang baru, kelanjutan plot cerita dalam novel yang sedang saya tulis, apa yang ingin saya googling besok, gimana kabar Senja sahabat saya sejak TK, kira-kira gimana biar kelinci kecil nggak rawan mati, sampai mendadak menemukan cara atau penyelesaian masalah yang tadinya saya capek mikirinnya. Semua itu pop-up di kepala saya ketika mata saya ingin terpejam sekitar 8 jam dan badan saya ingin diistirahatkan dari aktifitas saya yang melelahkan. Saya nggak mau nyari-nyari tips tidur yang baik karena saya udah bosan sama semua tips yang pernah saya baca di majalah. Karena kunci masalah tidur saya ada pada kontrol saya sendiri, untuk menghentikan kerja otak yang bersarang di tengkorak saya. Berhenti berpikir, for at least 8 hours. Alhasil, saya tidak pernah punya kualitas tidur yang baik. Cirinya, saya selalu mengantuk di kelas paginya dan ketika bangun saya merasa waktu tidur saya kurang. Sekalipun saya tidur jam 9 malam, tapi rasanya saya masih ingin tidur sampai jam 10 pagi kalau perlu. Still not enough, for me. Akibatnya, I feel like I do a revenge when I'm at home. Kualitas tidur saya di rumah jauh lebih berkualitas meskipun kadang juga mengalami masalah yang sama. Kecenderungan saya bila di rumah adalah sleep late dan bangun agak siang. Saya biasa tidur pukul 1 atau 2 pagi dan bangun sekitar pukul 8. Dan saya tidur nyenyak sekali. I've never ask for more time to sleep or get back to my bed even when my mother yelling me to wake up. Kualitas tidur ini fortunately tidak mempengaruhi kondisi mood saya setiap harinya. Saya bukan orang yang moody. Mood saya ditentukan oleh adanya satu pikiran yang menjadi beban di kepala saya. Ya, satu pikiran. Hanya satu dan tidak lebih. And anyway, itu sangat jarang terjadi karena saya tidak suka membawa-bawa masalah ke mana-mana. Enakan juga bawa duit, biar bisa dibelanjain buku atau baju haha. Suatu malam, di kala insomnia saya lagi kumat. Saya manfaatkan sekalian over-production otak saya ini. Saya tulis sebuah prosa di diary saya sampai menggambar kartun-kartun jelek di writing board saya (it's full now!). Dan kalau saya baca lagi prosa buatan saya itu atau gambar kartun jelek saya, saya jadi ketawa sendiri mengingat betapa depressed-nya saya kala insomnia sedang melanda. Saya pun jadi merasa berada dalam sebuah game komputer, di mana saya bisa memutuskan untuk 'quit' atau kembali ke 'game resume'. Saya berlomba dengan otak saya sendiri. Apakah saya bisa tidur dengan kepala kosong alias tidak memikirkan apa-apa atau terus gelisah di atas tempat tidur because my thoughts and ideas are scattered everywhere. Saya pun jadi punya trik sendiri supaya bisa lekas tidur ketika godaan untuk 'back to the resume'. Saya akan mengatakan pada otak saya; think about nothing. Karena otak saya tidak bisa menemukan dan memvisualisasikan objek apa itu 'nothing', sehingga tidak ada lagi bayangan-bayangan yang bermunculan di pikiran saya dan akhirnya saya pun bisa terlelap. Sweet dreams.

Monday, 13 October 2008

Pop Sausage

Kalau kamu pikir itu aliran musik baru, kamu salah. Saya sengaja bikin judul itu soalnya ini ada hubungannya dengan snack teman nonton film, apalagi kalau bukan pop corn. Ada yang nggak tau apa itu pop corn? Ke laut aja.

Well, kemarin itu saya baru selesai lunch dan adik saya yang paling kecil minta dibikinin sosis goreng tepung. Jadilah saya memotong-motong sosis sapi jadi kecil-kecil dan pipih kemudian mengaduknya ke dalam adonan tepung (hasil 3 macam campuran tepung dan sedikit air). Saya melakukan semuanya persis seperti yang biasa dilakukan nyokap saya, ya, semuanya termasuk perlengkapan yang digunakan. Soalnya hanya itu yang saya tahu haha.

Sosis sudah terbalur adonan tepung dengan sempurna, tinggallah saatnya saya mencemplungkannya ke dalam penggorengan. Karena males membungkuk ngambil wajan yang biasa dipake menggoreng, jadinya saya pake teflon medium yang ada di samping kompor. 'Mungkin habis dipake menggoreng ayam crispy tadi pagi' pikir saya waktu itu. Tanpa firasat apa-apa, saya panaskan itu wajan yang udah berisi minyak lumayan banyak (soalnya kalo mau goreng ayam crispy minyaknya harus banyak, kata nyokap saya sih gitu hehe). Trus pas udah panas saya masukkan sosis berbalut adonan tepung satu per satu dan nggak lama kemudian saya lihat udah banyak yang matang (gorengan kelihatan kecoklatan = tanda udah matang, yang ini kebangetan lah kalo sampe nggak ngerti!). Saya pun ngambil capitan makanan yang biasa dipake nyokap buat meniriskan kalo lagi menggoreng ayam goreng crispy dari wajan (udah saya bilang, persis kayak nyokap sampe ke peralatannya!). Waktu meniriskan satu sosis goreng ke saringan, mendadak sosis itu meletus kayak pop corn. Saya pikir, mungkin karena ada bagian yang menggembung. Biasanya telur dadar juga sering kayak gitu, jadi saya mah biasa aja. Sosis kedua yang saya tiriskan ke saringan, lebih parah. Dia malah seolah mental waktu nyampe di saringan, diikuti satu sosis lagi yang bahkan belum saya angkat dari wajan alias itu sosis keluar sendiri dari penggorengan! Refleks saya menjauh dari wajan sekitar 2 atau 3 mil gitu lah, untuk menyelamatkan nyawa saya yang cuma sebiji ini. Ledakan dari sosis-sosis di dalam wajan masih berlangsung, sosis-sosis goreng itu seolah pop-out (saya nggak tahu istilahnya dalam bahasa Indonesia, sorry) persis kayak pop corn.

Mengingat saya lebih takut kecipratan minyak goreng dibanding kesetrum pas nancepin kabel, jadinya buru-buru saya matiin kompornya dan berlari (anehnya) ke bokap yang lagi baca koran di ruang tamu (nyokap lagi tidur). Sementara adik saya yang minta digorengin sosis lagi ngisi TTS di majalah Mentari yang baru dibelinya pagi tadi.

"Pa, sosisnya meledak." kata saya yang sukses mengejutkan bokap yang lagi serius baca kolom ekonomi di Jawa Pos.
"Hah?" mungkin bokap mendengarnya seolah kompornya yang meledak melihat muka saya yang panik kayak habis ngelihat kebakaran.
"Sosisnya meletup, Pa. Gimana donk?" saya berkata lagi.
"Ya dikecilin kompornya." ujar bokap tenang sambil kembali membaca koran di tangannya.
"Udah, dimatiin malah."
"Ya sekarang udah nggak." kata bokap dengan isyarat supaya saya kembali ke dapur, melihat kondisi sosis goreng tepung pesanan adik saya.
Saya pun berjalan kembali ke dapur, "Kamu nggoreng kok pake capitan?" seru bokap dari ruang tamu.
"Mama biasanya pake capitan kalo ambil gorengan." jawab saya dari dapur.
Ya, saya tadi lari dari dapur dengan tangan masih menggenggam capitan makanan yang saya pakai buat meniriskan gorengan dari wajan. Fool me!

Hebatnya, apa yang dikatakan bokap 100% benar. Sosis-sosis goreng yang sekarang semuanya benar-benar matang itu diam di penggorengan, yang di saringan juga udah nggak meletus. Nggak ada lagi yang meletus-letus apalagi sampai meloncat keluar penggorengan. Buru-buru saya tiriskan sisa sosis yang masih ada di wajan dan langsung memindahkannya ke piring adik saya.

Setelah kejadian itu, saya jadi bertanya-tanya; yang salah itu wajannya? minyaknya? adonannya? atau sosisnya? karena jelas ini bukan human error alias bukan salah saya. (haha) Adonan saya bikin seperti biasa, sosis juga sosis yang biasa nangkring di kulkas, kalau wajan...nggak deh rasanya. Minyak? mungkin juga, tapi minyak model apa yang bikin sosis sampai jadi pindah orientasi jadi pop corn? Any idea?

Monday, 6 October 2008

Berbeda

Satu kekosongan mengisi Lebaran saya tahun ini. Sekitar 10 hari menjelang Lebaran—tepat sehari sebelum saya berulang tahun, saya kehilangan orang yang saya sayangi, orang yang telah merawat saya ketika saya kecil. Orang yang selalu menyayangi saya layaknya ibu saya sendiri, eyang putri saya. Idul Fitri 1429 H terasa sangat berbeda, kehilangan satu orang yang dicintai banyak orang membuat perbedaan itu muncul ke permukaan. Hari pertama Lebaran, di mana biasanya usai shalat Id saya dan keluarga buru-buru ke rumah eyang supaya tidak ketinggalan sungkeman, kini memilih di rumah saja sekalipun tahu tak akan ada tetangga yang mampir karena semua pada mudik ke kampung masing-masing. Kebetulan, tante saya ada yang hendak berkunjung ke rumah bersama keluarganya. Jadilah kami sekeluarga menetap di rumah sampai sekitar tengah hari karena saya dan nyokap memutuskan untuk pergi ke rumah eyang saya yang sudah tiada itu. Di rumah eyang, hampir semua saudara-saudara nyokap berkumpul. Kecuali satu-satunya pakde saya yang masih di luar pulau (it's in Sumba, NTT anyway), karena pesawat tidak tiap hari ada dan biayanya pun tidak murah. Bahkan bude saya yang biasanya mudik ke kampung halaman suaminya di Jawa Tengah, tahun ini memutuskan untuk stay dan berkumpul bersama saudara yang lain. Tradisi sungkeman memang sudah tidak ada (dimulai dari tahun ini), mengingat eyang kakung saya juga sudah meninggal sekitar 4 tahun yang lalu. Saya memandang ruang tamu yang lengang, tempat di mana eyang saya biasa duduk dan kami semua bersimpuh bergantian mencium tangannya ketika hari kemenangan tiba. Meminta maaf atas segala kesalahan yang telah diperbuat. Sosok itu kini telah tiada, sekali lagi saya meyakinkan diri. Alhasil, hanya tradisi salam-salaman antar saudara yang tersisa. Tak lupa angpao Lebaran dari bude-bude saya yang baik hati hehe. Suasana rumah eyang hari itu bisa dibilang sepi sekali, nyaris tidak ada tamu berkunjung sejak saya datang sampai saya pulang sekitar pukul 4 sore. Mungkin saya melewatkannya pagi tadi, namun ketika eyang saya masih ada, volume tamu yang berkunjung ke rumah bisa sampai malam hari tanpa henti. Sekali lagi, kepergian eyang saya telah membuat perubahan pada Lebaran tahun ini. Hari kedua Lebaran, biasanya diisi dengan berkunjung ke rumah kerabat di luar kota yang tak jauh dari kota tempat saya tinggal. Namun, tahun ini agenda keliling ke rumah kerabat itu mendadak dihapus dan diganti dengan acara nonton bareng "Laskar Pelangi" bareng sepupu dan adik saya. Lebaran hari kedua pun dihabiskan di salah satu mall di Surabaya dengan agenda hari itu: nonton "Laskar Pelangi" yang memang lagi happening banget. Berangkat lumayan pagi supaya kebagian tiket pun dilakoni, bahkan sebelum loket bioskopnya buka. Karena udah kebiasaan beli snack di supermarket di mall itu, kami pun dengan PD-nya menenteng tiga kresek medium yang penuh makanan ringan ke dalam bioskop. Namun buru-buru dicegah petugas yang mengatakan nggak boleh bawa makanan ke dalam bioskop. Sejak kapan? saya bertanya-tanya dalam hati. Lalu saya melirik pengumuman yang berdiri di samping saya. Oh, rupanya sejak kertas pengumuman ini terbentang beberapa waktu lalu karena jelas sekali bahwa pengumuman itu belum lama terpasang. Alhasil, kami hanya berhasil membawa sekantong plastik berisi minuman. Damn! Malamnya, saya pun sibuk menyiapkan minuman buat saudara-saudara saya yang suka datang serombongan ke rumah saya yang tiny, di saat mata saya udah tinggal se-watt dan kaki juga mulai pegel-pegel gara-gara kelamaan ngantri nungguin loket bioskop buka paginya. Tapi itu semua worth it dengan perasaan gembira yang mengantar saya tidur. Kepergian eyang saya memang telah membuat perbedaan--perubahan pada Lebaran tahun ini. Perubahan yang muncul ke permukaan itu memang masih terasa asing, aneh. Namun saya yakin, ke depannya akan mampu mengantar keluarga besar saya menjadi keluarga yang lebih baik. Amin. Good bye, my beloved grandmere. May you get the best place besides Allah. I'm gonna miss you always. I love you, you know that :] Met Lebaran !

Monday, 25 August 2008

Belum Mandi

Hari itu saya visit ke rumah nenek saya, kebetulan beliau baru saja opname dan kondisinya masih sangat lemah. Tanpa terasa langit beranjak petang dan saya yang tidak membawa baju ganti, malas mandi. Kalaupun cuci muka pun saya tidak membawa facial foam yang biasa saya pakai, jadi saya bertahan tidak mandi (hanya cuci kaki-tangan hehe) sampai malam menjelang. Saya juga tidak tahu kapan saya akan pulang karena nyokap nggak menunjukkan tanda-tanda mengajak pulang :[

Sekitar pukul 8 malam, ketiga (dari 5) anak perempuan eyang saya itu berkumpul di kamarnya sambil mijetin tangan ibunya. Nyokap selonjoran di sebelah kanan dan bude saya selonjoran di sisi kiri eyang saya yang berbaring di kasur, saya sendiri duduk bersila sambil mijetin kakinya *bude saya satu lagi baca koran*.

Setahun terakhir ini, eyang saya mengalami kepikunan dan semenjak opname di rumah sakit beberapa waktu lalu membuatnya semakin parah. Lain halnya dengan yang satu ini. Mungkin karena sudah mengendap di dalam LTM*-nya, sehingga ketika hari menjelang sore, setiap kali ada cucu maupun cicitnya yang main ke rumah pasti disuruhnya untuk mandi. Hal itulah yang terjadi pada saya hari itu.

Eyang: "Jam piro saiki?" --Jam berapa sekarang?
Bude saya: "Jam 8"
Eyang: "Wis bengi lho ya...Ayo siramo, Mbak!" --Sudah malam lho ya...Ayo mandi, Mbak!

Mbak di situ maksudnya adalah saya, karena saya adalah satu-satunya cucu berpredikat 'mbak' dalam keluarga. Bude saya dan Nyokap pun tertawa terpingkal-pingkal *saya juga!* mendengarnya. Mengingat satu-satunya orang yang belum mandi adalah moi :]

Bude saya: "Mbah punya radar siapa yang belum mandi." *sambil terkikik geli*
Eyang: "Ayo ndang siram!" --Ayo lekas mandi!
Bude & Nyokap: "Iya, wis budhal areke." --Iya, sudah berangkat anaknya.
Eyang: "Budhal nangdi?" --Berangkat ke mana? *udah pikun sih!*
Nyokap: "Ya nang kamar mandi." --Ya ke kamar mandi.

Eyang pun manggut-manggut mendengar jawaban nyokap, sementara saya masih duduk manis di tempat--mijetin kaki eyang :] Jawaban melegakan memang diperuntukkan bagi eyang saya saat ini, mengingat eyang saya sudah pikun.

Tak lama kemudian...

Eyang: "Siramo lak enak, Mbak..." --Mandi kan enak, Mbak...
Bude saya: "Lho temenan." --Lho beneran. *maksudnya, membenarkan perkataan bude saya tentang eyang saya yang punya radar itu*

Berikutnya saya berdiri karena tak kuat menahan tawa, bude dan nyokap pun tertawa ngakak. Kenapa hanya saya yang disuruh mandi?? *sampe 2 kali* kalaupun emang bau *nggak layau!* saya kan duduknya jauh. Lagipula paginya saya udah semprot pake Paris Dream, so pastinya masih wangi donk! :D

Agak lama setelah ditinggal ngobrol ngalur-ngidul, eyang saya bersuara kembali.

Eyang: "Wis ayo, Het, adhuso!" --Sudah ayo, Het, pergi mandi! *Het itu maksudnya penggalan nama nyokap*
Nyokap: "Wis, Bu." --Sudah, Bu.
Bude & saya: "Hiyaa...kena juga!" *ngakak sepuasnya!*
Eyang: "Eh wis? Ya wis, alhamdulillah." --Eh, sudah? Ya sudah, alhamdulillah.

Beberapa menit kemudian...

Eyang: "Ayo, Mbak, ndang siram!" --Ayo, Mbak, lekas mandi!
Saya: "Hmmffh...Wis, Mbah. Ayuk iku lho durung." --Udah, Mbah. Ayuk itu lho belum.

Ayuk itu adalah panggilan saya ke bude saya, penggalan dari namanya :]
Saya sengaja melempar 'umpan' ke bude saya yang notabene udah mandi, just kidding yanno. Soalnya dari tadi saya mulu yang dijadiin objek *tapi emang bener saya yang belum mandi*. Sayangnya, eyang saya percaya-percaya aja tuh ketika bude saya bilang dia udah mandi. Crap!

Mendadak eyang saya minta duduk, sehingga nyokap dan bude pun membantunya bangun. Lalu bude saya yang satu lagi datang menjenguk ibunya, bersama pakde saya. Di tengah bude saya yang baru datang dan bude saya yang bernama Ayuk tadi asyik ngobrol tentang cincin yang baru dibeli, eyang saya angkat bicara.

Eyang: "Wis ayo, Yuk, ndang adhus!" --Sudah ayo, Yuk, lekas mandi!

YES!! Akhirnya bude saya kena juga ahaha. Kami semua yang ada di kamar itu pun tertawa mendengarnya, termasuk bude dan pakde saya yang baru datang *meski nggak tahu maksudnya apa*

Bude saya: "Wis mari, Bu." --Sudah selesai, Bu.
Eyang: "Lha kok ngguya-ngguyu ae." --Tapi kok ketawa-ketawa aja.
Bude saya: "Mbahe Sara..." --Mbahnya Sara... *sambil geleng-geleng dan ketawa*

Kemudian bude saya itu menjelaskan kepada bude saya yang baru datang apa permasalahannya sampe kita nggak kayak nungguin orang sakit begini *ngakak mulu* dan bude saya yang baru datang tadi malah nanya ke saya, "Lho tapi kamu emang belum mandi?" dengan muka innocent *co cwit!* saya geleng-geleng kepala sambil cengar-cengir bilang, "Belum."

Tak lama kemudian, nyokap ngajakin pulang *akhirnya!*. Saya pun mencium tangan eyang saya yang sudah kembali berbaring karena sudah lelah duduk dan beliau berkata, "Yo wis ndang muliho, adhuso, aku gak kuat ambune." --Ya sudah lekas pulang, lekas mandi, aku nggak tahan baunya. Sontak orang sekamar ngakak mendengarnya, di mana objek perkataan eyang saya tadi adalah gue--cucunya yang paling keren sedunia ini *hehe*. Berdalih membela diri, saya pun berkata meski saya tahu eyang saya mah bodo amat siapa itu Paris Hilton, "Eehhh wangi rek! Wis tak semprot Paris Hilton kok." --Eehhh wangi rek! Udah saya semprot Paris Hilton kok.

Dan...saya pun pulang ke rumah saya yang homey dan setelah cuci muka *akhirnya* saya pun merasakan sensasi kayak bintang iklan facial foam yang saya pake; puber! Berikutnya saya sudah berlayar ke pulau kapuk dan besok paginya saya menulis blog ini :D

* Long Term Memory: tempat penyimpanan memori ingatan kita yang paling dalam

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin