Penulis Sitta Karina
Penerbit Buah Hati
Shop bukabuku.com [ here ]
Harga IDR 28.000,- (after discount)
Rate 3/5 at Goodreads
Shop bukabuku.com [ here ]
Harga IDR 28.000,- (after discount)
Rate 3/5 at Goodreads
Seira dihadapkan sekali lagi pada petualangan ala negeri antah berantah yang baru saja ia kenal, Madriva. Kali ini ia bertarung melawan seseorang dari keturunan bangsawan, yang mana itu berarti masih sodaraan sama Paduka Seth alias Abel.
Chiko alias Cokro Hanafiah baru saja mengalami kecelakaan pesawat yang mana hanya dia satu-satunya penumpang yang selamat. Padahal pesawat yang ia tumpangi jatuh ke laut dan mestinya ia ikut hancur berkeping-keping di dalamnya. Anehnya, di dalam puingan pesawat ditemukan banyak sekali pasir.
Sejak kecelakaan itu, Chiko bukan lagi pribadi yang sama. Lebih easy going dan... terkesan menyamai Reno dan Nara, sepupunya yang dicap playboy kelas kakap. Termasuk ketika bertemu Seira di annual gala yang diselenggarakan di kediamannya. Dan malam itu, adalah awal mula segalanya.
Seira baru menyadari, bahwa Chiko adalah jiwa kembar Killian sang penguasa Istana Pasir yang terletak di dasar Samudra Galatea, di Madriva. Killian datang ke Kaia ke bumi, karena ia membawa sebuah misi. Misinya melibatkan Seira yang terpaksa menjadi tawanannya demi mendapatkan apa yang sebenernya diincar Killian, yaitu Paduka Seth.
Seira diculik dan dibawa Killian ke Istana Pasir yang ada di bawah laut. Ia tidak bisa berkutik karena bawah laut adalah wilayah kekuasaan Killian, ia tidak akan bisa bernapas di dalam air jika tanpa kehendak Killian. Kekuatannya juga tidak bisa bekerja maksimal, karena sekali saja Killian menarik ijinnya untuk bernapas, habis sudah nyawanya.
Satu-satunya harapan adalah Abel. Sayangnya chakra yang dimiliki Paduka Seth tidak juga muncul di dalam dirinya, kini ia hanya seorang manusia biasa tanpa kekuatan super dari negeri Madriva. Namun, bagaimanapun kondisinya, Abel sudah bertekad akan membawa Seira kembali ke bumi. Karena sekali Seira menginjakkan kaki ke dalam Istana Pasir, ia akan kehilangan Seira selamanya.
Bantuan untuk Abel sangat terbatas dan hanya itu yang bisa ia andalkan untuk saat ini. Apakah Seira berhasil selamat kembali ke bumi bersama Abel?
Baca kelanjutan ceritanya di buku yaa ;)
Buku ini akhirnya berhasil saya miliki setelah belanja buku beberapa waktu lalu [ here ]. Saya udah lama banget baca ketiga buku sebelumnya, jujur aja. Jadi sebenernya berharap buku ini bisa sedikit flashback ke kisah sebelumnya. Karena jarak buku terakhir (ke-3) dan buku ini cukup jauh, saya baca yang terbitan lama kebetulan. Kebayang kan lamanya? -_-*
Waktu baca buku ini, entah kenapa ada beberapa bagian yang saya kurang paham maksudnya.
Bab 2, halaman 28:
Bab 2, halaman 28:
"Walau sampai kini status Mayang masih mahasiswi seperti Seira, dan di Boston, bukannya di Indonesia (seperti Seira juga), ia merasa jauh lebih superior. Pikirnya, hari gini masih kuliah di Indonesia? Pathetic!"
Saya kurang paham maksudnya yang di dalam kurung: seperti Seira juga. Itu maksudnya sama-sama mahasiswinya, sama-sama kuliah di luar negeri atau sama-sama merasa jauh lebih superior? Kalau dari posisinya sih saya nangkepnya maksud yang kedua; sama-sama kuliah di luar negeri. Lah tapi bukannya Seira kuliah di UNI jurusan Teknik Industri bareng Abel?
Bab 4, halaman 73:
" "Padahal kalo lagi bertempur di Madriva nggak pernah masuk ang" Seira langsung bungkam. Matanya terpejam lama, memaki kecerobohannya dalam sunyi."
Ini juga saya nggak ngeh, kenapa tiba-tiba Seira jadi bungkam. Apa yang salah dengan mengungkit soal Madriva? Atau bukan di situ masalahnya? Setelah adegan itu, narasi pindah ke sudut pandang Abel yang penasaran kenapa Seira tiba-tiba bungkam. Sama kayak saya tuh si Abel, nggak ngerti juga kenapa Seira mendadak bungkam. Padahal kan pembaca buku itu kayak penonton film, tau segala situasi yang terjadi di antara para tokoh ceritanya.
Bab 5, halaman 99:
"Belum sempat Abel mengambil kendali atas rasa panik, bingung, dan takut yang bersamaan menerjang dirinya, tiba-tiba Killian sudah berdiri tepat di depan mata, melayangkan tinju remeh yang tak disangka-sangka telak menyakiti perutnya, lalu melakukan hal sama pada Seira."
Why? I mean, WHY?? Seira kan posisinya masih tawanan tuh, kenapa ikutan dihajar coba? Kalau si Seira mati, dia nggak punya tawanan buat mempengaruhi Abel. Pun Killian jadi nggak punya calon permaisuri yang bisa diboyong ke Istana Pasir, ya kan?
Trus bagian klimaksnya juga kurang detail gitu, kesannya kayak ditulis terburu-buru dan segera disudahi. Padahal kalau dibandingin sama buku-buku sebelumnya dari seri ini, klimaks yang ini jauh lebih singkat.
Selain itu, ada bagian yang menurut saya nggak diceritain sampai selesai. Soal proyek Little Heart Foundation, kan Chiko sama Seira kelihatan heboh membahas mengenai topik itu di tengah buku. Eh setelah klimaks selesai, kenapa nggak ada kelanjutannya lagi? :( Tiba-tiba udah masuk Epilog dan mengisahkan kehidupan Chiko di babak yang lain. Padahal itu bisa jadi penutup kisah Seira dan Chiko yang baik, secara di Madriva keduanya saling menyerang.
My favorite part of this book is located in Chapter 9, page 142:
" "Telepati?" Seira menyembunyikan senyum gelinya. "Mungkin aku bisa ngajarin kamu.""Telepati denganmu, Sei?" Senyum manis perlahan mengembang di wajah Abel. "I kind of like that idea." "
I wish I could do the same thing with Le Boyfie mihihihihi :')
Well, untuk pelepas kangen sama kisah rajutan Sitta Karina, boleh lah yaa. Karena buku-buku Sitta Karina lagi proses republish, jadi kayaknya buat yang lagi nunggu buku-buku baru dari dia harus sabar menanti. Makanya, buku ini semacam pelepas dahaga setelah sekian lama nungguin buku baru dari Sitta Karina :D
Ada yang udah baca buku ini?
Atau penggemar buku-buku Sitta Karina kayak saya? Mana buku favoritmu? :)
Twitter | Facebook | Google+ | Pinterest | Bloglovin'
No comments:
Post a Comment
I'd love to read all your sweet comments.
Please leave it on the box below and I'll reply as soon as I can :)
Have a nice day! x