Sunday, 23 January 2011

Simply talented

Ceritanya waktu itu saya lagi buka akun slideshare saya dan tanpa sengaja mouse tergeser dan mengklik sebuah nama di halaman newsfeed saya, Kinanti Alfisyahri.


Chika

Siapa dia?


Nanti dulu, saya jelaskan belakangan. Saya lanjutkan dulu cerita saya. Setelah nggak sengaja mengklik, masuklah saya ke halaman profil si Kinanti. Iseng saya lihat bagian identitas dan menemukan sebuah alamat tumblr, saya klik deh. Kemudian saya pun mendarat mulus di blog minimalis dengan ornamen pink yang simple milik Kinanti. Beberapa postingan awal memuat konten non tulisan yang salah satunya merupakan sebuah video.

Video apa?

You can check out your self by click the play button on the video below.



Saya tahu Chika (that's how I call her) bisa main piano, saya tahu dia rajin les piano privat di rumahnya. Tapi yang saya nggak tahu dia bisa main piano dengan lagu-lagu yang menurut saya sih jarang dimainin sama orang Indonesia, apalagi cewek dan bukan tipikal orang yang hobi melototin video cover lagu-lagu di Youtube.

Waktu itu saya terkejut begitu melihat judul videonya "Clock by Coldplay". Pianis tenar memang banyak, orang yang bisa main piano apalagi. Tapi yang bisa main piano dan merekam kebolehannya lalu mengupload-nya ke Youtube, berani taruhan bisa dihitung jari. Note, di Indonesia. Kalau di luar sana saya jamin sekali klik bisa nemuin berbagai macam orang dari negara yang berbeda meng-cover lagu yang sama. Nah, menariknya permainan Chika adalah dia meng-cover lagu barat yang kualitasnya nggak perlu ditanyakan lagi. Kalau mampir ke profilnya di Youtube, kita bisa nemuin juga dia cover lagunya Owl City yang Fireflies. Another popular song, eh? I told you!

Emang sih, Chika baru upload 2 video doang. Tapi ini jadi suatu indikator yang bikin saya surprise sekaligus bangga, ternyata ada juga orang Indonesia yang bikin cover song (di sini maksudnya instumental song) lagu-lagu top 40. Dan yang lebih bikin bangga, ternyata orang itu adalah temen saya sendiri.

Yes, Chika is my college mate and she's sort of my relatives in some way :]

Kalo nggak diupload di Youtube begini, mana saya tahu kemampuan main piano si Chika sampai sejauh apa. Memainkan komposisi klasik mungkin jadi standar pemain piano ketika kursus, tapi tren yang berkembang di luar sana pianis-pianis muda itu (sepertinya) hobi sekali 'memamerkan' kemampuan mereka dengan berlomba-lomba menampilkan permainan terbaik dari lagu-lagu yang sedang populer pada masanya. Sebagai bukti, coba aja search dengan keyword "Apologize Cover" atau "Iris Cover". Pasti yang muncul ratusan ribu video, baik mengcover dengan menyanyi, main gitar atau piano. Dan sekarang saya bisa berbangga waktu search dengan keyword "Clock cover" atau "Fireflies cover" karena nama yang familiar buat saya ikutan muncul :D

Alright then, mungkin ke depannya saya mau maksa si Chika buat upload more videos :D Kalo dia sering upload, saya juga jadi sering download (oops!) dan jadi ada bahan tulisan di blog yang makin kering postingan baru ini ;p (bilang aja males!)

FYI, besides playing pretty good at piano, she's a Padang dancer and enjoying her self join in communities. Kinda a multitasking girl, the next generation of a career woman I guess ;]

Check out her blog or her presentation, or maybe for a lil chit-chat just simply tweet her.



Oh, I'm gonna be outta town for about a month. I have a social work faaaar awaaaayyy from civilization, let's pray I still able to speak in human language when I'm back. Just kidding! :D Where? Where am I going? Wait until I'm back and perhaps set a jealous atmosphere among you, my dear readers ;]


Have a nice day!

Thursday, 13 January 2011

Namanya Amel

Dulu awal saya kuliah, saya pikir perjalanan studi saya kali ini bakalan terasa lama. Mengingat dunia kampus adalah sesuatu yang benar-benar baru dan saya udah parno duluan bakal susah beradaptasi. Eh nyatanya, suatu hari pas melek bangun tidur mendadak saya udah dikejar deadline proposal skripsi. Cepet banget rasanya waktu berlari. Saya ngos-ngosan dikejar-kejar -_____-"

Kemarin saya masih baru kenal anak ini. Namanya Kikik, tapi dulu beken dipanggil Ipeh (gara-gara dari SMA dia dipanggil begitu, padahal namanya nggak mengandung unsur 'ipeh' sama sekali) dan di tahun pertengahan kuliah dia nggak mau lagi dipanggil dengan nama itu. Dia cuma mau noleh kalo dipanggil Amel atau Kikik. Saya panggil dia Amel, atau Kameliaa (ya, 'A'-nya ada dua soalnya dia ratu alay. Peace!)

Amel mawapres
Amel ketika ikut Mawapres

Kemarin itu saya udah tau kalau si Amel berotak encer, dan bener aja, nggak butuh waktu lama buat dia untuk meraih huruf-huruf menawan di transkrip nilai. Sejak itu dia jadi rujukan anak-anak buat belajar (baca: minta diajarin), nggak terkecuali saya. Amel bagi saya adalah ensiklopedia berjalan, sumpah saya penasaran pengen tahu isi otaknya. Kalau udah di-convert ke versi kata-kata tentunya. You can ask her almost anything, and she will answer in a way that you can't imagine. She'll tell you more than just a thing.

Nggak cuma pinter, Amel juga friendly orangnya. Nggak sombong mentang-mentang dia pinter tapi juga down-to-earth banget, selain itu menyenangkan buat diajak gaul dan curhat :D Nggak heran Amel cepet banget dikenal banyak orang karena keramahannya itu. Mulai anak-anak baru sampai yang paling senior, pasti kenal Amel 2007. Si seleb kampus ;]

Mendadak saya denger kabar Amel bakal sidang skripsi. Tunggu dulu, saya kan baru kenal dia kemarin dan sekarang udah mau sidang skripsi? Oh wow, waktu, kamu pake akselerator apa sih kok cepet banget?

sidang amel
before 'the war'

Amel yang saya kagumi sejak kali pertama kenal, Amel yang bikin iri karena ngakunya IQ-nya nggak tinggi tapi nilai ujiannya nggak pernah kurang dari AB, Amel yang koleksi buku bacaannya bikin saya penasaran (karena buku apa aja yang udah dia baca nggak bisa ditebak, she reads almost everything), dan Amel yang bisa jadi penyejuk hati dengan kata-katanya yang religius tapi nggak kayak orang dakwah (cailah!). Amel si mungil berotak raksasa kemarin Selasa sudah mengikuti sidang skripsi dan nggak lama lagi bakal menyandang status sebagai Sarjana. Mahasiswa pertama dari angkatan saya yang lulus kuliah, anak BLM pertama yang akan bertitel S.Psi dan sahabat pertama yang saya tonton sidang skripsinya. Sampai rasanya saya ikutan deg-degan pas dosen penguji mengajukan pertanyaan yang (buat saya sih) kompleks dan rasanya bikin pingsan aja kalau yang ditanya itu saya saking seremnya (baca: kritis).

Topik bahasan Amel, setelah sepakat dengan Mia yang waktu itu duduk di sebelah saya waktu Amel sidang, sungguh dewa tapi saya bisa bilang menarik banget. Menarik? Dari segi apa? Kalau boleh pake kacamata jurnalistik, skripsi Amel mengangkat topik bahasan yang bisa dibilang tabu buat dibicarakan dan kontroversial. Mengenai Penghapusan Ingatan Sosial Keluarga Korban Tragedi Trisakti Semanggi. Oleh siapa? Guess who? ;]

Penelitian Amel yang menggunakan pendekatan kualitatif bisa jadi tulisan mengenai fakta yang terjadi di negara ini, supaya masyarakat tahu yang sebenarnya. Seperti yang sudah saya bilang di atas, Amel itu seperti ensiklopedia. Nggak ada yang menduga dia bakal mengangkat topik ini, dan saya (dan temen-temen yang dengerin cerita dia) nggak akan tahu kalau di depan Istana Negara ternyata ada gerakan yang bertujuan untuk memperingati Tragedi Trisakti Semanggi setiap periode tertentu. Dan itu masih berlangsung sampai sekarang. Saya jadi teringat para pendemo yang rajin demo di depan White House berhari-hari. Oh well, saya lebih tahu pendemo di White House yang nun jauh di sana dibanding di negara sendiri. Ini karena pemberitaan mengenai topik tersebut seolah disembunyikan, seperti yang disebutkan dalam penelitian Amel, penghapusan ingatan sosial.

Ok balik lagi ke topik semula, saya bangga banget punya temen kayak Amel. Saya bersyukur sekali bisa kenal temen sebaik dia. Suatu hari nanti, kalau saya kembali ke kampus saya tercinta, saya pasti bisa nemuin Amel di daftar nama dosen fakultas dan kemungkinan juga saya akan menemuinya di suatu negara di luar sana, sedang menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Amin ya robbalalamin :D

Proud to have you as one of my lovely sista, Rizqy Amelia Zein! :D

Why did the chicken browse the social media?

Penulis: Diki Andeas
Penerbit: Elexmedia Komputindo

Bold
Buku-buku mengenai social media belakangan ini memang berjamur di rak-rak toko buku. Meskipun mungkin ada ratusan, tapi kontennya kurang lebih juga tidak jauh beda. Perbedaan itu hanya saya temukan pada cover dan judul hehe. Well, kenapa lalu saya menjatuhkan pilihan pada buku ini? Kejadiannya juga nggak sengaja, tangan saya reflek mengambil buku yang panjangnya melebihi lebarnya ini dari rak bagian buku komputer. Saya pikir ini buku apa kok ada di rak buku komputer? Ternyata komik, eh tapi komik kok nyangkut di rak buku komputer? Bosen gaul sama Tsubasa dan Doraemon mungkin.

Lalu saya baca judulnya, wah tentang social media nih, unik juga dibikin komik. Tanpa pikir panjang saya masukin itu buku ke keranjang belanjaan, padahal saya masih punya 4 buku di list belanjaan. Ya, saya ngorbanin list belanjaan demi komik social media yang iseng saya comot dari rak buku.

Gimana isinya? Saya akan bagi pendapat saya menjadi dua perspektif.

Pertama dari sudut pandang pembaca yang awam mengenai social media. Menurut saya dengan media komik pembaca bakal merasa lebih fun dalam memahami topik bacaan dan nggak ngerasa digurui. Apalagi disertai komik strip yang singkat tapi menghibur banget dalam menggambarkan rangkaian penjabaran di atasnya. Dari segi konten, isinya cukup jelas, kalimatnya mudah dipahami dan gaya bahasanya nyantai nggak kaku. Selain itu, informasi yang disampaikan juga lumayan lengkap. Situs-situs yang dibahas juga merupakan situs-situs yang memang umum dikunjungi pengguna internet sekarang ini, jadi pembaca bisa langsung nemuin praktek konkritnya karena situsnya sudah familiar.

Kedua, sebagai pembaca yang sudah pernah mengunjungi nyaris semua situs yang disebutkan di komik strip ini, saya masih merasa terhibur dengan hadirnya komikstrip yang gokil dan sejujurnya menambah pengetahuan saya akan fakta-fakta di dunia maya mengenai social media. Nggak cuma blog buat nulis curhatan, twitter buat update status, facebook buat ngumpulin temen-temen lama. Tapi juga berita mengenai situs-situs itu sendiri dan keterkaitannya satu sama lain. Menarik, kalau boleh saya bilang. Fun tapi tetap berkualitas. 

And finally, I gotta say you must have this comicstrip! No matter you are a junior or a senior in this cyber mother world
 ;D

Tuesday, 11 January 2011

Oh look, Demetria Nikki!

This question might has been hanging in your head since months a go. Well, since I've started to put this in almost every account in the internet. And now, I wanna explain the reason why I use this pretty name instead everything. Read it carefully.

It's all started from a funny quiz on Twitter. Maybe you've familiar with these kinda quiz, the ones entitled "What is your character in Hannah Montana?" or "How good you know Twilight?" and stuff like that. Yes, I took 2 of those quiz, it was "What is your secret name?" and "What should you be named?". I got both a cool name like Nikki for the first question and Demetria for the second one. I grab 'em all and put it all together as one complete name, Demetria Nikki.

I've drawn iconic character sketches lately, my own design and I plan to use it like Fifi Lapin. I named her Sara Luv at first, you know, put 'me' matter in it so I use my name and 'Luv' sounds something cute and I love (read: luv) every single thing my character wears. So, in every sketches I always titled Sara Luv in a celebrity name. Such as Sara Luv in Demi Lovato or Sara Luv in Taylor Momsen. I've once put it with Designer's name but it didn't match and my drawing was so terrible so I stop drawing designer's style and prefer to put celebrity's wardrobe on my character.

Until one day, I wanted to draw something for celebrating Eid. I planned to draw my character on a greeting card and send it to my friends. Everything settled unless a name. Name for my character. Sara Luv didn't sound so good for me, not great enough for representing the character I've drawn on the greeting cards. And it's just like that! I took that quiz and it sounds fit to the character I've made, also inspires me to create my own character design till now.

art 2

So, yeah, Demetria Nikki is a character's name designed by me. If I'm asked about this name, I always say it is a brand's name. My brand. Well, I could call it a brand too because it represents something. Besides me, it represents a particular style and a work of art.

art 1

FYI, the style of Demetria Nikki are simple, rock chic, mostly monochrome, a bit sweet and urban. Adopted from street fashion and inspired mostly by Alexa Chung, Zooey Deschanel, Aggynes Deyn, and Kirsten Dunst (it's my style as well, by the way). But sometimes I also put any cool celebrity's style such as Demi Lovato or Taylor Momsen for instance, just anybody in those glossy magazine ;]

right 2

The funny thing about this name is Demetria is the name of my favorite singer, Demetria Lovato a.k.a Demi Lovato and Nikki, I always wanna be named Nikki since I was a little. Well, not exactly like that, my favorite name is Nicky and lucky me it seems to be my secret name (in a different form) :D

I write this post so that you understand why I didn't put sararocks like I used to. It's one of the way I call it self-branding ;] Because, yes, I have a dream to use it as a trademark and as you all know, a brand. Wish me luck!


LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin