Hari itu saya visit ke rumah nenek saya, kebetulan beliau baru saja opname dan kondisinya masih sangat lemah. Tanpa terasa langit beranjak petang dan saya yang tidak membawa baju ganti, malas mandi. Kalaupun cuci muka pun saya tidak membawa facial foam yang biasa saya pakai, jadi saya bertahan tidak mandi (hanya cuci kaki-tangan hehe) sampai malam menjelang. Saya juga tidak tahu kapan saya akan pulang karena nyokap nggak menunjukkan tanda-tanda mengajak pulang :[
Sekitar pukul 8 malam, ketiga (dari 5) anak perempuan eyang saya itu berkumpul di kamarnya sambil mijetin tangan ibunya. Nyokap selonjoran di sebelah kanan dan bude saya selonjoran di sisi kiri eyang saya yang berbaring di kasur, saya sendiri duduk bersila sambil mijetin kakinya *bude saya satu lagi baca koran*.
Setahun terakhir ini, eyang saya mengalami kepikunan dan semenjak opname di rumah sakit beberapa waktu lalu membuatnya semakin parah. Lain halnya dengan yang satu ini. Mungkin karena sudah mengendap di dalam LTM*-nya, sehingga ketika hari menjelang sore, setiap kali ada cucu maupun cicitnya yang main ke rumah pasti disuruhnya untuk mandi. Hal itulah yang terjadi pada saya hari itu.
Eyang: "Jam piro saiki?" --Jam berapa sekarang?
Bude saya: "Jam 8"
Eyang: "Wis bengi lho ya...Ayo siramo, Mbak!" --Sudah malam lho ya...Ayo mandi, Mbak!
Mbak di situ maksudnya adalah saya, karena saya adalah satu-satunya cucu berpredikat 'mbak' dalam keluarga. Bude saya dan Nyokap pun tertawa terpingkal-pingkal *saya juga!* mendengarnya. Mengingat satu-satunya orang yang belum mandi adalah moi :]
Bude saya: "Mbah punya radar siapa yang belum mandi." *sambil terkikik geli*
Eyang: "Ayo ndang siram!" --Ayo lekas mandi!
Bude & Nyokap: "Iya, wis budhal areke." --Iya, sudah berangkat anaknya.
Eyang: "Budhal nangdi?" --Berangkat ke mana? *udah pikun sih!*
Nyokap: "Ya nang kamar mandi." --Ya ke kamar mandi.
Eyang pun manggut-manggut mendengar jawaban nyokap, sementara saya masih duduk manis di tempat--mijetin kaki eyang :] Jawaban melegakan memang diperuntukkan bagi eyang saya saat ini, mengingat eyang saya sudah pikun.
Tak lama kemudian...
Eyang: "Siramo lak enak, Mbak..." --Mandi kan enak, Mbak...
Bude saya: "Lho temenan." --Lho beneran. *maksudnya, membenarkan perkataan bude saya tentang eyang saya yang punya radar itu*
Berikutnya saya berdiri karena tak kuat menahan tawa, bude dan nyokap pun tertawa ngakak. Kenapa hanya saya yang disuruh mandi?? *sampe 2 kali* kalaupun emang bau *nggak layau!* saya kan duduknya jauh. Lagipula paginya saya udah semprot pake Paris Dream, so pastinya masih wangi donk! :D
Agak lama setelah ditinggal ngobrol ngalur-ngidul, eyang saya bersuara kembali.
Eyang: "Wis ayo, Het, adhuso!" --Sudah ayo, Het, pergi mandi! *Het itu maksudnya penggalan nama nyokap*
Nyokap: "Wis, Bu." --Sudah, Bu.
Bude & saya: "Hiyaa...kena juga!" *ngakak sepuasnya!*
Eyang: "Eh wis? Ya wis, alhamdulillah." --Eh, sudah? Ya sudah, alhamdulillah.
Beberapa menit kemudian...
Eyang: "Ayo, Mbak, ndang siram!" --Ayo, Mbak, lekas mandi!
Saya: "Hmmffh...Wis, Mbah. Ayuk iku lho durung." --Udah, Mbah. Ayuk itu lho belum.
Ayuk itu adalah panggilan saya ke bude saya, penggalan dari namanya :]
Saya sengaja melempar 'umpan' ke bude saya yang notabene udah mandi, just kidding yanno. Soalnya dari tadi saya mulu yang dijadiin objek *tapi emang bener saya yang belum mandi*. Sayangnya, eyang saya percaya-percaya aja tuh ketika bude saya bilang dia udah mandi. Crap!
Mendadak eyang saya minta duduk, sehingga nyokap dan bude pun membantunya bangun. Lalu bude saya yang satu lagi datang menjenguk ibunya, bersama pakde saya. Di tengah bude saya yang baru datang dan bude saya yang bernama Ayuk tadi asyik ngobrol tentang cincin yang baru dibeli, eyang saya angkat bicara.
Eyang: "Wis ayo, Yuk, ndang adhus!" --Sudah ayo, Yuk, lekas mandi!
YES!! Akhirnya bude saya kena juga ahaha. Kami semua yang ada di kamar itu pun tertawa mendengarnya, termasuk bude dan pakde saya yang baru datang *meski nggak tahu maksudnya apa*
Bude saya: "Wis mari, Bu." --Sudah selesai, Bu.
Eyang: "Lha kok ngguya-ngguyu ae." --Tapi kok ketawa-ketawa aja.
Bude saya: "Mbahe Sara..." --Mbahnya Sara... *sambil geleng-geleng dan ketawa*
Kemudian bude saya itu menjelaskan kepada bude saya yang baru datang apa permasalahannya sampe kita nggak kayak nungguin orang sakit begini *ngakak mulu* dan bude saya yang baru datang tadi malah nanya ke saya, "Lho tapi kamu emang belum mandi?" dengan muka innocent *co cwit!* saya geleng-geleng kepala sambil cengar-cengir bilang, "Belum."
Tak lama kemudian, nyokap ngajakin pulang *akhirnya!*. Saya pun mencium tangan eyang saya yang sudah kembali berbaring karena sudah lelah duduk dan beliau berkata, "Yo wis ndang muliho, adhuso, aku gak kuat ambune." --Ya sudah lekas pulang, lekas mandi, aku nggak tahan baunya. Sontak orang sekamar ngakak mendengarnya, di mana objek perkataan eyang saya tadi adalah gue--cucunya yang paling keren sedunia ini *hehe*. Berdalih membela diri, saya pun berkata meski saya tahu eyang saya mah bodo amat siapa itu Paris Hilton, "Eehhh wangi rek! Wis tak semprot Paris Hilton kok." --Eehhh wangi rek! Udah saya semprot Paris Hilton kok.
Dan...saya pun pulang ke rumah saya yang homey dan setelah cuci muka *akhirnya* saya pun merasakan sensasi kayak bintang iklan facial foam yang saya pake; puber! Berikutnya saya sudah berlayar ke pulau kapuk dan besok paginya saya menulis blog ini :D
* Long Term Memory: tempat penyimpanan memori ingatan kita yang paling dalam
Sekitar pukul 8 malam, ketiga (dari 5) anak perempuan eyang saya itu berkumpul di kamarnya sambil mijetin tangan ibunya. Nyokap selonjoran di sebelah kanan dan bude saya selonjoran di sisi kiri eyang saya yang berbaring di kasur, saya sendiri duduk bersila sambil mijetin kakinya *bude saya satu lagi baca koran*.
Setahun terakhir ini, eyang saya mengalami kepikunan dan semenjak opname di rumah sakit beberapa waktu lalu membuatnya semakin parah. Lain halnya dengan yang satu ini. Mungkin karena sudah mengendap di dalam LTM*-nya, sehingga ketika hari menjelang sore, setiap kali ada cucu maupun cicitnya yang main ke rumah pasti disuruhnya untuk mandi. Hal itulah yang terjadi pada saya hari itu.
Eyang: "Jam piro saiki?" --Jam berapa sekarang?
Bude saya: "Jam 8"
Eyang: "Wis bengi lho ya...Ayo siramo, Mbak!" --Sudah malam lho ya...Ayo mandi, Mbak!
Mbak di situ maksudnya adalah saya, karena saya adalah satu-satunya cucu berpredikat 'mbak' dalam keluarga. Bude saya dan Nyokap pun tertawa terpingkal-pingkal *saya juga!* mendengarnya. Mengingat satu-satunya orang yang belum mandi adalah moi :]
Bude saya: "Mbah punya radar siapa yang belum mandi." *sambil terkikik geli*
Eyang: "Ayo ndang siram!" --Ayo lekas mandi!
Bude & Nyokap: "Iya, wis budhal areke." --Iya, sudah berangkat anaknya.
Eyang: "Budhal nangdi?" --Berangkat ke mana? *udah pikun sih!*
Nyokap: "Ya nang kamar mandi." --Ya ke kamar mandi.
Eyang pun manggut-manggut mendengar jawaban nyokap, sementara saya masih duduk manis di tempat--mijetin kaki eyang :] Jawaban melegakan memang diperuntukkan bagi eyang saya saat ini, mengingat eyang saya sudah pikun.
Tak lama kemudian...
Eyang: "Siramo lak enak, Mbak..." --Mandi kan enak, Mbak...
Bude saya: "Lho temenan." --Lho beneran. *maksudnya, membenarkan perkataan bude saya tentang eyang saya yang punya radar itu*
Berikutnya saya berdiri karena tak kuat menahan tawa, bude dan nyokap pun tertawa ngakak. Kenapa hanya saya yang disuruh mandi?? *sampe 2 kali* kalaupun emang bau *nggak layau!* saya kan duduknya jauh. Lagipula paginya saya udah semprot pake Paris Dream, so pastinya masih wangi donk! :D
Agak lama setelah ditinggal ngobrol ngalur-ngidul, eyang saya bersuara kembali.
Eyang: "Wis ayo, Het, adhuso!" --Sudah ayo, Het, pergi mandi! *Het itu maksudnya penggalan nama nyokap*
Nyokap: "Wis, Bu." --Sudah, Bu.
Bude & saya: "Hiyaa...kena juga!" *ngakak sepuasnya!*
Eyang: "Eh wis? Ya wis, alhamdulillah." --Eh, sudah? Ya sudah, alhamdulillah.
Beberapa menit kemudian...
Eyang: "Ayo, Mbak, ndang siram!" --Ayo, Mbak, lekas mandi!
Saya: "Hmmffh...Wis, Mbah. Ayuk iku lho durung." --Udah, Mbah. Ayuk itu lho belum.
Ayuk itu adalah panggilan saya ke bude saya, penggalan dari namanya :]
Saya sengaja melempar 'umpan' ke bude saya yang notabene udah mandi, just kidding yanno. Soalnya dari tadi saya mulu yang dijadiin objek *tapi emang bener saya yang belum mandi*. Sayangnya, eyang saya percaya-percaya aja tuh ketika bude saya bilang dia udah mandi. Crap!
Mendadak eyang saya minta duduk, sehingga nyokap dan bude pun membantunya bangun. Lalu bude saya yang satu lagi datang menjenguk ibunya, bersama pakde saya. Di tengah bude saya yang baru datang dan bude saya yang bernama Ayuk tadi asyik ngobrol tentang cincin yang baru dibeli, eyang saya angkat bicara.
Eyang: "Wis ayo, Yuk, ndang adhus!" --Sudah ayo, Yuk, lekas mandi!
YES!! Akhirnya bude saya kena juga ahaha. Kami semua yang ada di kamar itu pun tertawa mendengarnya, termasuk bude dan pakde saya yang baru datang *meski nggak tahu maksudnya apa*
Bude saya: "Wis mari, Bu." --Sudah selesai, Bu.
Eyang: "Lha kok ngguya-ngguyu ae." --Tapi kok ketawa-ketawa aja.
Bude saya: "Mbahe Sara..." --Mbahnya Sara... *sambil geleng-geleng dan ketawa*
Kemudian bude saya itu menjelaskan kepada bude saya yang baru datang apa permasalahannya sampe kita nggak kayak nungguin orang sakit begini *ngakak mulu* dan bude saya yang baru datang tadi malah nanya ke saya, "Lho tapi kamu emang belum mandi?" dengan muka innocent *co cwit!* saya geleng-geleng kepala sambil cengar-cengir bilang, "Belum."
Tak lama kemudian, nyokap ngajakin pulang *akhirnya!*. Saya pun mencium tangan eyang saya yang sudah kembali berbaring karena sudah lelah duduk dan beliau berkata, "Yo wis ndang muliho, adhuso, aku gak kuat ambune." --Ya sudah lekas pulang, lekas mandi, aku nggak tahan baunya. Sontak orang sekamar ngakak mendengarnya, di mana objek perkataan eyang saya tadi adalah gue--cucunya yang paling keren sedunia ini *hehe*. Berdalih membela diri, saya pun berkata meski saya tahu eyang saya mah bodo amat siapa itu Paris Hilton, "Eehhh wangi rek! Wis tak semprot Paris Hilton kok." --Eehhh wangi rek! Udah saya semprot Paris Hilton kok.
Dan...saya pun pulang ke rumah saya yang homey dan setelah cuci muka *akhirnya* saya pun merasakan sensasi kayak bintang iklan facial foam yang saya pake; puber! Berikutnya saya sudah berlayar ke pulau kapuk dan besok paginya saya menulis blog ini :D
* Long Term Memory: tempat penyimpanan memori ingatan kita yang paling dalam