Monday 15 February 2010

Resensi: Hush, Hush

hush-hush-cover

Judul: Hush, Hush
Penulis: Becca Fitzpatrick
Penerbit: Ufuk Press
Cetakan: I, Desember 2009
Tebal: 488 halaman

Nora Grey tinggal bersama seorang pengasuh, ibunya bekerja di luar kota untuk kelangsungan hidup mereka berdua. Suatu hari di kelas Biologi, ia mendapat partner baru—cowok, anak baru yang selalu duduk di belakang. Akan tetapi Nora hanya ingin sahabatnya, Vee, yang menjadi partner Biologinya. Terutama ketika partner barunya itu mulai membuatnya tidak bisa berhenti bertanya-tanya: siapa sebenarnya dia? Namanya Patch, orangnya menyebalkan dan misterius sekali. Setengah mati Nora berusaha untuk tidak memikirkannya, tapi selalu gagal. Patch dapat mengetahui segala hal tentang diri Nora sebelum gadis itu bahkan memberitahunya.

Meskipun Vee terus meyakinkannya bahwa hal-hal aneh yang belakangan dialami Nora merujuk pada satu orang, yaitu Patch, ia tetap bersikukuh bahwa ini semua tidak ada hubungannya dengan partner Biologi barunya itu. Patch bersih dan diam-diam Nora menaruh kepercayaan padanya. Entah mengapa Nora selalu aman bila bersamanya, Nora terpaksa mengakui bahwa Patch bisa diandalkan untuk yang satu itu.

Berawal dari luka aneh di punggung Patch, luka berbentuk “V” terbalik yang membuat Nora menduga-duga. Dari luka aneh itu pula Nora akhirnya mengalami pengalaman ajaib bersama Patch. Pengalaman yang akan memberitahunya siapa sebenarnya Patch dan apa urusannya di dunia ini—di dunia Nora. Pengalaman itu membawakan Nora pada kebenaran yang sesungguhnya, yang membuatnya meragukan kembali kepercayaannya pada Patch. Nora tahu Patch seorang malaikat yang terbuang ke bumi, tapi bagaimana rasanya apabila orang yang ingin membunuhmu adalah orang yang selama ini melindungimu?



Kisah yang sangat apik, mencekam dan membuat penasaran sampai akhir. Selain kisah romance dan fantasi yang sudah cukup umum diangkat belakangan ini, novel perdana Becca Fitzpatrick ini dibumbui atmosfer thriller yang membuat pembaca ikut merasakan ketegangan yang dialami tokoh utamanya. Penulis meramu plot cerita dengan cukup baik, membius pembaca untuk mengikuti alur kisahnya sehingga mendapatkan kesan yang ingin ditinggalkan penulis.

Penulis memposisikan Nora selalu dalam bahaya: keadaan terancam, merasa selalu diawasi, dan pikiran yang halusinatif. Nora membuat kita berpikir bahwa ia sedang melihat hal-hal yang tidak nyata, karena kita sendiri tidak tahu kepastiannya sampai akhir cerita. Di tengah kebimbangan Nora akan kesadarannya, pembaca dihadapkan pada situasi berbahaya yang bertubi-tubi.

Dari segi tema, novel Hush, Hush ini merupakan kisah romance yang bisa dibilang tidak umum. Tidak ada yang pernah mengangkat tema tentang fallen angel sebelumnya. Kemunculan myth characters seperti vampir, werewolf, drakula dan tokoh-tokoh pemburu sejenisnya rupanya sudah terlalu biasa untuk dikisahkan. Sebut saja Twilight Saga, sejak tetralogi karya Stephenie Meyer itu menjadi perbincangan di mana-mana, novel-novel bertema sejenis langsung bermunculan seperti jamur.

Sebenarnya masih tersisa satu lagi tema yang mungkin cukup 'tabu' untuk diangkat dalam sebuah kisah, tapi akan jadi cerita yang sangat menarik apabila diramu dengan sangat baik. Salah satunya adalah Hush, Hush ini.

Fitzpatrick menawarkan kesegaran baru dalam genre romance, membawa angin segar yang memperbarui segmen kalangan pecinta kisah fantasi. Dengan adanya kisah tentang malaikat terbuang yang berjuang mendapatkan sayapnya kembali ini, pembaca akan terbuai dalam dunia ciptaan sang penulis yang charming dan sekaligus penuh ketegangan.





Credits to: Rizky Susanti, Alanda Kariza

No comments:

Post a Comment

I'd love to read all your sweet comments.
Please leave it on the box below and I'll reply as soon as I can :)
Have a nice day! x

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin