Bulan Ramadhan telah tiba, undangan buka puasa pun mendadak jadi agenda. Sok sibuk banget yah keliatannya?! Nggak juga sih, sebelum-sebelumnya juga saya nggak dapet undangan sebanyak ini (4 is a lot for me) dan karena puasa tahun ini saya kebetulan ikut banyak kegiatan, jadi agendanya pun nggak jauh-jauh dari Bubar alias Buka Bareng.
Mengingat kegiatan saya seabrek dan lumayan melelahkan untuk dikerjakan di bulan puasa, saya pun memutuskan untuk memperketat kegiatan di luar yang seharusnya untuk menjaga kondisi badan juga. Saya nggak mau nanti masuk kuliah dalam keadaan tepar gara-gara kecapekan. Dan hasilnya, saya pun memilih buka bareng anak-anak BLM karena sudah beberapa semester terakhir kita terpecah belah dan jarang kontak-kontakan lagi.
Gara-gara kesibukan masing-masing, acara Bubar BLM kemarin pun hanya dihadiri oleh saya, mbak Anty, Amel dan (as usual) Cece. Kita memutuskan makan di Depot Ampel di Jl. Walikota Mustajab (Ondomohen), menu makanannya adalah kuliner Timur Tengah--segala masakan yang berbau kambing ada di sini. Penggila daging kambing, boleh dicoba lho mampir ke sini! :]
Kita berempat memesan menu yang sama yaitu Nasi Kebuli, ditambah sepiring sate kambing buat lauk tambahan. Buka puasa hari itu adalah buka puasa terbaik di minggu pertama di bulan Ramadhan tahun ini ;] (juga termahal ahaha).
Thanks to mbak Anty for the 'connection' so we got a nice price :]
-- -- -- -- --
Malam hari usai tadarus, tentunya nganggur dan belum pengen tidur dulu. Apalagi di minggu pertama puasa ini saya disibukkan dengan kegiatan kepanitiaan yang terkadang juga menjemukan, jadi saya butuh hiburan entah kapan pun itu. Saya putuskan malam harinya untuk membuat fashion illustration. I have a plan with those pictures, but I can't tell you what. It was fun drawing all of them, BLOODY fun indeed! Sejauh ini saya belum masuk proses coloring, karena masih ada beberapa warna yang belum saya punya. Mungkin minggu depan sudah selesai ;]
Inspirasi wardrobe saya ambil dari majalah NYLON (May 2009), gogirl! (August 2009) dan LOOKS (August 2009). Ketiga majalah itu sangat membantu saya dalam menentukan kostum-kostum lucu yang fashionable tapi tetap sopan. Thank God I have them :D
-- -- -- -- --
Beberapa hari yang lalu lampu kamar saya mendadak tidak bisa menyala padahal baru diganti. Daripada stres sendiri, saya keluarkan saja table lamp kado mbak Anty tahun lalu :] Suasana kamar pun jadi nggak begitu terang dan kesannya warm, cenderung gelap karena lampunya warnanya kuning dan bukan lampu neon. Saya melihat Lou di depan saya dan teringat untuk mencoba Slow Sync effect dengannya. Entah apa yang menuntun jemari saya malam itu, tapi saya mendadak ingin mencoba Scene Mode: Fireworks. Dengan tips dari Cassey, saya coba motret lampu yang bayangan sinarnya berwarna ungu dan hijau itu meski saya nggak tahu mode Fireworks pake Speed Shutter berapa. Dan hasilnya... amazing! Akhirnya saya bisa main Slow Sync effect meski hasilnya beda dengan jepretan DSLR. Yang penting saya senang Lou juga nggak kalah keren kayak DSLR :D
Kalau mau nyoba, tentunya dengan kamera yang minimal satu merk dengan punya saya (Lou bertipe Panasonic FS20). Mengingat setting tiap-tiap kamera nggak sama, jadi mungkin bisa dikira-kira mode mana yang sebaiknya digunakan untuk mendapatkan efek ini.
Intinya:
1. Pakai modus malam (night mode), modus apapun yang penting bisa digunakan untuk setting malam hari. Di kamera saya ada beberapa modus yang menggunakan setting malam hari, di antaranya Night Portrait, Night Scenery, Candle Light, Starry Sky, dan Fireworks. Dari kesemuanya, Fireworks adalah modus terbaik untuk efek ini.
2. Pastikan lokasi pemotretannya tidak dalam kondisi terang, remang-remang juga bisa asal tidak terang.
3. Karena pocket camera tidak ada pengaturan shutter speed sampai serendah DSLR, maka teknik ini hanya dapat dilakukan dengan kamera saku. Untuk DSLR, bisa dibaca di blog Cassey atau menggunakan teknik yang sedikit berbeda di sini.
4. Gerakkan kamera sebebas mungkin untuk menciptakan efek yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Just free your style and you're gonna be amazed with the result :]
-- -- -- -- --
Oh ya, akhirnya majalah yang pernah saya ceritakan kisah penderitaan saya dalam melayoutnya (sumpah lebay!) sudah selesai dan sudah resmi terbit. Am I satisfied with the result? I gotta say yes and I'm proud with what I've done. Saya tunjukkan majalah pertama saya itu pada nyokap dan seperti biasa, nyokap (nor even my dad) tidak akan terang-terangan memuji hasil karya saya tapi saya tahu dari ekspresi mereka, that they're proud of me :]
Saya puas dengan hasil kerja saya saat itu, tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi karena masih banyak yang bisa dikerjakan di proyek berikutnya. All you need to learn about design is innovation and creativity, that's what I think. Jadi ketika ditanya Pemred apakah ada yang perlu dibicarakan mengenai hasilnya (desainnya maksudnya), saya bilang tidak. Toh majalahnya sudah dicetak, tidak mungkin kan mau dicetak ulang gara-gara desain saya jadi acak-acakan tanpa sepengetahuan saya atau apalah. Masalah evaluasi desain dan kawan-kawannya biarlah jadi bagian saya (dan layout designer lainnya). Lagipula tidak 100% desain majalah itu saya yang mengerjakan, saya dibantu Aghnis yang mengerjakan sisa artikel yang tidak sempat saya selesaikan karena saya harus beralih ke tugas OSPEK. Tidak etis rasanya saya mengkritik pekerjaan orang lain di mana tidak semua yang saya ajak bicara di situ mengerti apa yang nanti saya bicarakan, sekali lagi, biarlah ini jadi derita bagian Layout & Design hoho.
Banyak, sebenarnya, yang bisa saya camkan di kepala untuk perbaikan ke depannya. Sesuatu yang sangat mengganggu pun saya simpan untuk diri saya sendiri karena saya juga mencamkan sesuatu dalam benak saya, ini kerja tim. Jadi saya tidak boleh egois dengan bersikap sok virgin terhadap desain yang sudah saya buat. Toh tidak ada royalti, kali ini saya mencoba acuh dengan 'menghargai karya seni orang lain' yang selalu saya pegang selama ini.
Ucapan terima kasih saya berikan pada Anas Sugianto atas kesediaannya untuk membolehkan saya (dan Insighters pada umumnya) untuk menggunakan salah satu foto terbaiknya dijadikan cover majalah Insight kali ini. Our biggest thanks to you dude :D
-- -- -- -- --
Anyway, mungkin ada yang bingung melihat gambar kaos mendadak muncul di bagian sidebar. Sebenarnya itu adalah desain (pertama) saya untuk produk clothing. Saya iseng ikutan kontes yang diadakan gantibaju.com yang bertema 'Cool Chic Go Green' dan ternyata desain saya adalah desain pertama yang masuk ahaha. Lama kelamaan banyak desain baru yang masuk dan rupanya desain punya saya pun jadi terpinggirkan karena berada di halaman terakhir yang harus diklik dulu untuk berpindah ke halaman tersebut. Malah ada desain yang baru dan langsung dapat poin vote sampai 40, sejujurnya saya tidak bisa melihat sisi keunikannya karena desainnya (menurut saya) terlalu biasa. Yang tanpa harus ikut kontes pun bisa dibuat oleh siapa saja saking gampangnya. Memang ada salah satu ketentuan yang menyatakan sifat desain yang minimalis, tetapi tentunya tidak boleh kehilangan sisi artistiknya bukan? Kalau desain yang masuk kontes kelihatan biasa banget, lalu apa bedanya dengan kaos-kaos yang dijual di pinggir jalan yang kesannya cheesy. Great design costs high, saya rasa untuk itulah kontes ini diadakan. Supaya desain yang menang tidak kelihatan murahan atau biasa banget. Supaya ada bedanya desain yang dibuat oleh tenaga profesional di bidangnya (atau yang senang berkecimpung di dunia desain) dengan yang dibuat asal-asalan.
Tentunya saya tidak menyerah begitu saja. Kalau begini kompetisi yang berlangsung, maka saya harus membuat desain baru. So stay tune and don't forget to vote mine alright! :D
Selamat menunaikan ibadah puasa, guys! :]
P.S.: more photos absolutely will be submitted on Deviantart as always ;]
Mengingat kegiatan saya seabrek dan lumayan melelahkan untuk dikerjakan di bulan puasa, saya pun memutuskan untuk memperketat kegiatan di luar yang seharusnya untuk menjaga kondisi badan juga. Saya nggak mau nanti masuk kuliah dalam keadaan tepar gara-gara kecapekan. Dan hasilnya, saya pun memilih buka bareng anak-anak BLM karena sudah beberapa semester terakhir kita terpecah belah dan jarang kontak-kontakan lagi.
moi, Amel, Anty, Cece
Gara-gara kesibukan masing-masing, acara Bubar BLM kemarin pun hanya dihadiri oleh saya, mbak Anty, Amel dan (as usual) Cece. Kita memutuskan makan di Depot Ampel di Jl. Walikota Mustajab (Ondomohen), menu makanannya adalah kuliner Timur Tengah--segala masakan yang berbau kambing ada di sini. Penggila daging kambing, boleh dicoba lho mampir ke sini! :]
Kita berempat memesan menu yang sama yaitu Nasi Kebuli, ditambah sepiring sate kambing buat lauk tambahan. Buka puasa hari itu adalah buka puasa terbaik di minggu pertama di bulan Ramadhan tahun ini ;] (juga termahal ahaha).
Thanks to mbak Anty for the 'connection' so we got a nice price :]
-- -- -- -- --
Malam hari usai tadarus, tentunya nganggur dan belum pengen tidur dulu. Apalagi di minggu pertama puasa ini saya disibukkan dengan kegiatan kepanitiaan yang terkadang juga menjemukan, jadi saya butuh hiburan entah kapan pun itu. Saya putuskan malam harinya untuk membuat fashion illustration. I have a plan with those pictures, but I can't tell you what. It was fun drawing all of them, BLOODY fun indeed! Sejauh ini saya belum masuk proses coloring, karena masih ada beberapa warna yang belum saya punya. Mungkin minggu depan sudah selesai ;]
Inspirasi wardrobe saya ambil dari majalah NYLON (May 2009), gogirl! (August 2009) dan LOOKS (August 2009). Ketiga majalah itu sangat membantu saya dalam menentukan kostum-kostum lucu yang fashionable tapi tetap sopan. Thank God I have them :D
-- -- -- -- --
Beberapa hari yang lalu lampu kamar saya mendadak tidak bisa menyala padahal baru diganti. Daripada stres sendiri, saya keluarkan saja table lamp kado mbak Anty tahun lalu :] Suasana kamar pun jadi nggak begitu terang dan kesannya warm, cenderung gelap karena lampunya warnanya kuning dan bukan lampu neon. Saya melihat Lou di depan saya dan teringat untuk mencoba Slow Sync effect dengannya. Entah apa yang menuntun jemari saya malam itu, tapi saya mendadak ingin mencoba Scene Mode: Fireworks. Dengan tips dari Cassey, saya coba motret lampu yang bayangan sinarnya berwarna ungu dan hijau itu meski saya nggak tahu mode Fireworks pake Speed Shutter berapa. Dan hasilnya... amazing! Akhirnya saya bisa main Slow Sync effect meski hasilnya beda dengan jepretan DSLR. Yang penting saya senang Lou juga nggak kalah keren kayak DSLR :D
Kalau mau nyoba, tentunya dengan kamera yang minimal satu merk dengan punya saya (Lou bertipe Panasonic FS20). Mengingat setting tiap-tiap kamera nggak sama, jadi mungkin bisa dikira-kira mode mana yang sebaiknya digunakan untuk mendapatkan efek ini.
Intinya:
1. Pakai modus malam (night mode), modus apapun yang penting bisa digunakan untuk setting malam hari. Di kamera saya ada beberapa modus yang menggunakan setting malam hari, di antaranya Night Portrait, Night Scenery, Candle Light, Starry Sky, dan Fireworks. Dari kesemuanya, Fireworks adalah modus terbaik untuk efek ini.
2. Pastikan lokasi pemotretannya tidak dalam kondisi terang, remang-remang juga bisa asal tidak terang.
3. Karena pocket camera tidak ada pengaturan shutter speed sampai serendah DSLR, maka teknik ini hanya dapat dilakukan dengan kamera saku. Untuk DSLR, bisa dibaca di blog Cassey atau menggunakan teknik yang sedikit berbeda di sini.
4. Gerakkan kamera sebebas mungkin untuk menciptakan efek yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Just free your style and you're gonna be amazed with the result :]
-- -- -- -- --
Oh ya, akhirnya majalah yang pernah saya ceritakan kisah penderitaan saya dalam melayoutnya (sumpah lebay!) sudah selesai dan sudah resmi terbit. Am I satisfied with the result? I gotta say yes and I'm proud with what I've done. Saya tunjukkan majalah pertama saya itu pada nyokap dan seperti biasa, nyokap (nor even my dad) tidak akan terang-terangan memuji hasil karya saya tapi saya tahu dari ekspresi mereka, that they're proud of me :]
proudly present
Saya puas dengan hasil kerja saya saat itu, tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi karena masih banyak yang bisa dikerjakan di proyek berikutnya. All you need to learn about design is innovation and creativity, that's what I think. Jadi ketika ditanya Pemred apakah ada yang perlu dibicarakan mengenai hasilnya (desainnya maksudnya), saya bilang tidak. Toh majalahnya sudah dicetak, tidak mungkin kan mau dicetak ulang gara-gara desain saya jadi acak-acakan tanpa sepengetahuan saya atau apalah. Masalah evaluasi desain dan kawan-kawannya biarlah jadi bagian saya (dan layout designer lainnya). Lagipula tidak 100% desain majalah itu saya yang mengerjakan, saya dibantu Aghnis yang mengerjakan sisa artikel yang tidak sempat saya selesaikan karena saya harus beralih ke tugas OSPEK. Tidak etis rasanya saya mengkritik pekerjaan orang lain di mana tidak semua yang saya ajak bicara di situ mengerti apa yang nanti saya bicarakan, sekali lagi, biarlah ini jadi derita bagian Layout & Design hoho.
Banyak, sebenarnya, yang bisa saya camkan di kepala untuk perbaikan ke depannya. Sesuatu yang sangat mengganggu pun saya simpan untuk diri saya sendiri karena saya juga mencamkan sesuatu dalam benak saya, ini kerja tim. Jadi saya tidak boleh egois dengan bersikap sok virgin terhadap desain yang sudah saya buat. Toh tidak ada royalti, kali ini saya mencoba acuh dengan 'menghargai karya seni orang lain' yang selalu saya pegang selama ini.
Ucapan terima kasih saya berikan pada Anas Sugianto atas kesediaannya untuk membolehkan saya (dan Insighters pada umumnya) untuk menggunakan salah satu foto terbaiknya dijadikan cover majalah Insight kali ini. Our biggest thanks to you dude :D
-- -- -- -- --
Anyway, mungkin ada yang bingung melihat gambar kaos mendadak muncul di bagian sidebar. Sebenarnya itu adalah desain (pertama) saya untuk produk clothing. Saya iseng ikutan kontes yang diadakan gantibaju.com yang bertema 'Cool Chic Go Green' dan ternyata desain saya adalah desain pertama yang masuk ahaha. Lama kelamaan banyak desain baru yang masuk dan rupanya desain punya saya pun jadi terpinggirkan karena berada di halaman terakhir yang harus diklik dulu untuk berpindah ke halaman tersebut. Malah ada desain yang baru dan langsung dapat poin vote sampai 40, sejujurnya saya tidak bisa melihat sisi keunikannya karena desainnya (menurut saya) terlalu biasa. Yang tanpa harus ikut kontes pun bisa dibuat oleh siapa saja saking gampangnya. Memang ada salah satu ketentuan yang menyatakan sifat desain yang minimalis, tetapi tentunya tidak boleh kehilangan sisi artistiknya bukan? Kalau desain yang masuk kontes kelihatan biasa banget, lalu apa bedanya dengan kaos-kaos yang dijual di pinggir jalan yang kesannya cheesy. Great design costs high, saya rasa untuk itulah kontes ini diadakan. Supaya desain yang menang tidak kelihatan murahan atau biasa banget. Supaya ada bedanya desain yang dibuat oleh tenaga profesional di bidangnya (atau yang senang berkecimpung di dunia desain) dengan yang dibuat asal-asalan.
Tentunya saya tidak menyerah begitu saja. Kalau begini kompetisi yang berlangsung, maka saya harus membuat desain baru. So stay tune and don't forget to vote mine alright! :D
Selamat menunaikan ibadah puasa, guys! :]
P.S.: more photos absolutely will be submitted on Deviantart as always ;]