Masih dalam semarak pelantikan Presiden Amerika, Barrack H. Obama, saya mau sedikit berbagi cerita. Terlepas dari bagaimana latar belakang dan bagaimana gaya berpolitik Obama, saya mau mengambil sisi positif dari kemunculan Obama di permukaan periode ini.
Tentu banyak yang udah tahu kalau Obama pernah mengenyam pendidikan di SD Menteng 01 Jakarta, mendadak teman-teman kecil Obama waktu itu jadi sering masuk TV menjelang election dan inagurasi untuk dimintai komentar mengenai kawan lama mereka itu. Nah, hal inilah yang menarik buat saya. Bukan mengenai apa yang diceritakan teman-teman masa kecil Obama itu tetapi bahwa pepatah gapailah cita-cita setinggi langit itu ternyata memang nyata.
Well, mungkin dulunya Obama nggak pernah bercita-cita jadi presiden negara adidaya itu but let see it again, miracle is always there waiting for us to come and chance never stay away from anybody. Setiap orang punya chance yang sama dan tinggal bagaimana kita menyikapinya. Obama adalah salah satu orang yang menyikapi kesempatan di hadapannya dengan bersikap optimis dan bekerja keras.
Alright, now I'm not gonna talk about those shits anymore. I'm not here for campaign or give some good words or whatever.
And this is what I'm gonna talk about. Did anyone see it from the childhood's story of Obama when he lived in Indonesia (yang cuma 2 tahun itu) which the media has been exposed? That nothing impossible in this world? Well, that's what I see from that memorable life story of Obama.
Pastinya teman-teman kecil Obama di SD Menteng itu nggak bakal nyangka kalau temen mereka yang aneh dulu itu sekarang memegang kekuasaan di negara superpower, Amerika. Ini nih yang bikin saya sadar kalau kata impossible itu rasanya nggak usah diciptakan saking useless-nya. Ini juga yang membuat saya sadar kalau teman-teman yang kelihatan sepele di sekeliling kita itu suatu saat bisa jadi somebody, termasuk kita sendiri.
Mungkin dulu waktu kecil, waktu main sama temen-temen segeng kita suka ngayal kalo gede mau jadi apa. Ada yang pengen jadi dokter (basic banget!), polisi (lebih basic lagi!!), atau pramugari. Atau mungkin juga ada yang pengen jadi diplomat (kayak saya hehe). Well, meskipun sudah terlambat (karena saya udah setua ini), tapi saya jadi menghargai impian-impian yang meluncur dari mulut anak kecil meskipun kedengarannya remeh itu. Karena mimpi itu suatu saat bisa jadi kenyataan, dengan kerja keras dan ikhtiar tentunya.
Dari dulu saya selalu berpikir bahwa Amerika itu negara mimpi, you can be anything in America. Anything. Nggak bakal ada yang menghalangi impian kita untuk jadi kenyataan, mau jadi dancer kek, mau jadi pelukis, mau jadi fashion designer, mau jadi... apapun. Karena negara itu seperti memberi kesempatan dan fasilitas bagi warganya untuk mewujudkan mimpinya. Sedangkan di negara kita, mungkin ada doktrin bahwa mimpi itu hanya untuk pengangguran. Well, Andrea Hirata bisa ke Perancis itu berangkat dari mimpi lho. Seolah ada peraturan tak tertulis yang mengatakan bahwa jangan pernah bermimpi yang tidak-tidak. Mimpi itu hak setiap manusia, kita bebas mengimpikan apa saja. Termasuk keliling dunia gratis :]
Mimpi, impian, merupakan harapan di mana harapan itu bisa juga berarti doa. Dan sebuah doa pasti ditujukan pada Yang Maha Kuasa. Sekali lagi, di Amerika, anak-anaknya selalu ditanamkan untuk percaya pada mimpi mereka. Believe in your dreams. Saya akan tanamkan itu juga buat anak saya kelak karena nggak ada yang membahagiakan di dunia ini selain mimpi yang terkabul.
Saya nggak akan membahas bagaimana kondisi negara ini sehingga menyebabkan mimpi-mimpi anak-anak Indonesia sirna begitu saja. Karena kita semua tahu bagaimana tanggapan negara ini tentang mimpi warganya.
Well, I think that's it. Jangan pernah meremehkan teman-teman yang ada di sekelilingmu. Siapa tahu salah satu dari mereka nantinya adalah astronot pertama Indonesia. Dream on, people!
P.S.: ada yang mau tanda tangan saya sekarang? :]
Tentu banyak yang udah tahu kalau Obama pernah mengenyam pendidikan di SD Menteng 01 Jakarta, mendadak teman-teman kecil Obama waktu itu jadi sering masuk TV menjelang election dan inagurasi untuk dimintai komentar mengenai kawan lama mereka itu. Nah, hal inilah yang menarik buat saya. Bukan mengenai apa yang diceritakan teman-teman masa kecil Obama itu tetapi bahwa pepatah gapailah cita-cita setinggi langit itu ternyata memang nyata.
Well, mungkin dulunya Obama nggak pernah bercita-cita jadi presiden negara adidaya itu but let see it again, miracle is always there waiting for us to come and chance never stay away from anybody. Setiap orang punya chance yang sama dan tinggal bagaimana kita menyikapinya. Obama adalah salah satu orang yang menyikapi kesempatan di hadapannya dengan bersikap optimis dan bekerja keras.
Alright, now I'm not gonna talk about those shits anymore. I'm not here for campaign or give some good words or whatever.
And this is what I'm gonna talk about. Did anyone see it from the childhood's story of Obama when he lived in Indonesia (yang cuma 2 tahun itu) which the media has been exposed? That nothing impossible in this world? Well, that's what I see from that memorable life story of Obama.
Pastinya teman-teman kecil Obama di SD Menteng itu nggak bakal nyangka kalau temen mereka yang aneh dulu itu sekarang memegang kekuasaan di negara superpower, Amerika. Ini nih yang bikin saya sadar kalau kata impossible itu rasanya nggak usah diciptakan saking useless-nya. Ini juga yang membuat saya sadar kalau teman-teman yang kelihatan sepele di sekeliling kita itu suatu saat bisa jadi somebody, termasuk kita sendiri.
Mungkin dulu waktu kecil, waktu main sama temen-temen segeng kita suka ngayal kalo gede mau jadi apa. Ada yang pengen jadi dokter (basic banget!), polisi (lebih basic lagi!!), atau pramugari. Atau mungkin juga ada yang pengen jadi diplomat (kayak saya hehe). Well, meskipun sudah terlambat (karena saya udah setua ini), tapi saya jadi menghargai impian-impian yang meluncur dari mulut anak kecil meskipun kedengarannya remeh itu. Karena mimpi itu suatu saat bisa jadi kenyataan, dengan kerja keras dan ikhtiar tentunya.
Dari dulu saya selalu berpikir bahwa Amerika itu negara mimpi, you can be anything in America. Anything. Nggak bakal ada yang menghalangi impian kita untuk jadi kenyataan, mau jadi dancer kek, mau jadi pelukis, mau jadi fashion designer, mau jadi... apapun. Karena negara itu seperti memberi kesempatan dan fasilitas bagi warganya untuk mewujudkan mimpinya. Sedangkan di negara kita, mungkin ada doktrin bahwa mimpi itu hanya untuk pengangguran. Well, Andrea Hirata bisa ke Perancis itu berangkat dari mimpi lho. Seolah ada peraturan tak tertulis yang mengatakan bahwa jangan pernah bermimpi yang tidak-tidak. Mimpi itu hak setiap manusia, kita bebas mengimpikan apa saja. Termasuk keliling dunia gratis :]
Mimpi, impian, merupakan harapan di mana harapan itu bisa juga berarti doa. Dan sebuah doa pasti ditujukan pada Yang Maha Kuasa. Sekali lagi, di Amerika, anak-anaknya selalu ditanamkan untuk percaya pada mimpi mereka. Believe in your dreams. Saya akan tanamkan itu juga buat anak saya kelak karena nggak ada yang membahagiakan di dunia ini selain mimpi yang terkabul.
Saya nggak akan membahas bagaimana kondisi negara ini sehingga menyebabkan mimpi-mimpi anak-anak Indonesia sirna begitu saja. Karena kita semua tahu bagaimana tanggapan negara ini tentang mimpi warganya.
Well, I think that's it. Jangan pernah meremehkan teman-teman yang ada di sekelilingmu. Siapa tahu salah satu dari mereka nantinya adalah astronot pertama Indonesia. Dream on, people!
P.S.: ada yang mau tanda tangan saya sekarang? :]