Perjalanan ini direncanakan sekitar seminggu sebelumnya, waktu itu penentuan hari pun masih di awang-awang. Satu hal yang pasti, kami akan berlibur ke pantai liburan ini, dengan bujet yang sangat rendah. Mengingat saya harus menabung buat beli 'sesuatu', jadi liburan pun harus pelit begini. Meh :/
Setelah tanya sana-sini, memastikan rute, tiket masuk pantai dan biaya parkir, serta mencari hari baik fixed sudah. Kami berangkat ke pantai yang letaknya masih satu kota di tempat saya dilahirkan, Gresik. Nama pantainya adalah Pantai Delegan, lokasinya ada di Desa Delegan, Kecamatan Panceng. Kalau dari pusat kota Gresik sih sekitar 60 menit perjalanan (dari rumah saya sekitar 45 menit), mau dari Surabaya juga bisa lewat tol Manyar. Dari Tuban malah lebih cepet lagi, mungkin sekitar 30 menit perjalanan kalo dari daerah Paciran :)
Wait a sec, dari tadi bilang 'kami', emang yang berangkat siapa aja? Well, I went there with my boyfriend, my little brother and Bo :D Ya, kami berangkat berempat, karena Bo harus di-grooming gara-gara kabur beberapa hari lalu dan kehujanan kayak kucing kecemplung got :|
Kami berangkat pukul 10.30 dan nyampe sana sekitar 11.30 gitu deh. Diiringi awan mendung dan sempet kecipratan hujan rintik-rintik dalam perjalanan, kami optimis di pantai akan terang-terang aja. Well, optimisme mungkin perlu sedikit realistis karena ternyata di pantai pun langit masih kelabu. Suasana pantai yang biasanya terang benderah, cerah ceria jadi gloomy galau nggak semarak kayak biasanya. Belum lagi hari itu bersamaan dengan hari libur anak sekolah se-Indonesia, jadilah pantai (nyaris) kayak cendol saking banyaknya yang nyebur ke laut. Sekitar 5 menit nyampe dan duduk menikmati angin pantai, tiba-tiba ada yang netes dari atas. Awalnya sekali-dua kali, eh kok lama-lama makin banyak dan agak deras. Masa iya saya kecipratan air laut dari anak-anak yang main air? Apparently it was raining. Kali pertama nih ke pantai kehujanan, nggak asik deh :|
Akhirnya lari-larian deh nyari tempat teduh di bawah pohon, iyee tau hari hujan nggak disaranin berteduh di bawah pohon. Habisnya tempat tunggu-nya udah 'di-booked' sama para keluarga yang piknik dan berasa di rumah sendiri dengan gelar tiker dan jejer-jejerin makanan.
Untung hujannya nggak lama, begitu terang, langsung balik lagi deh ke pinggir pantai. Kali ini pengen nyobain masuk ke airnya. Honestly, pantai Delegan nggak seindah bayangan saya. Bitter to say but it's not a virgin beach I've been imagined. Pengelolaan pantai memang sudah diatur oleh Pemkab jadi nggak ada tuh yang namanya preman malakin di dalem lokasi wisata, karcis parkir (mobil Rp 6000,-) dan karcis pengunjung (dewasa Rp 6000,-) pun terpisah kayak masuk objek wisata pada umumnya. Di sekitar pantai pun banyak lapak-lapak penjual souvenir dan makanan layaknya objek wisata kondang. Satu hal yang sesuai sama bayangan saya ya pasirnya yang berwarna putih, that's it that's all. Sisanya, udah kayak main ke Kenjeran Surabaya aja. Airnya agak keruh (mungkin dampak pasir di bawahnya) dan nggak berwarna turqoise seperti yang saya bayangkan, warna itu justru kelihatan di kejauhan. Jauh setelah tiang pembatas area aman untuk berenang.
Suasana pantai selain hiruk pikuk pengunjung yang bermain air, juga riuh karena pengelola depot makan lokal memutar lagu dangdut karaoke kenceng banget pake speaker yang buat kondangan itu. Bener-bener nggak bisa duduk santai menikmati pantai bak private beach. Mana di sudut-sudut tertentu banyak muda-mudi yang lagi mojok sama pacarnya. Duh, di sini banyak anak-anak woy! -___-"
Waktu masukin kaki ke air pun saya nggak bisa leluasa jalan ke sana ke mari tanpa harus terantuk batu kecil-kecil di dalamnya, belum lagi pecahan karang-karang dan serpihan cangkang kerang yang berserakan di tepi pantai. Duh, saya trauma nih nginjek yang begituan di pantai sejak kejadian kaki bolong dulu itu. Pacar pun ngingetin buat nggak usah lepas sandal meski sejujurnya lebih enak nyeker di medan terjal kayak gini. Mestinya, yang begitu dibersihin karena bahaya banget kalau sampe ada yang nusuk ke kulit kaki, bisa infeksi dan terpaksa harus dibedah deh kayak saya *bukan curhat*. Toh, ada biaya retribusi, kan termasuk biaya kebersihan pantai, bukan?
Nyemplung bentar udah pengen naik lagi ke darat, ombak hari itu lagi tinggi-tingginya, volume air pun jelas keliatan lebih dari semestinya. Penjaga pantai (bukan... bukan kayak yang di Baywatch) berkali-kali mengingatkan pengunjung yang berenang pake pengeras suara buat stay di area yang udah ada batasannya, nggak lebih dari itu. Karena air laut sedang pasang, bahkan sekitar sejam kemudian peringatan itu ditambah; pengunjung diminta untuk berenang di area dengan tiang batasan paling dekat dengan daratan (sekitar 50 meter dari bibir pantai).
Visiting beach that day was a mistake, langit mendung, air pasang, pas liburan anak sekolah = nggak matched. Satu-satunya yang bisa dinikmatin adalah duduk-duduk santai di bangku panjang dari bambu sambil minum es kelapa muda langsung dari buahnya. Sekitar 20 menit saya, pacar dan adek saya duduk di bangku itu ngobrol ngalor-ngidul, ngomentari orang-orang lewat dan suasana pantai. Quite relaxing, to be honest. Just me and two of my favorite men in the world chit-chatting :D
Anyway, nggak lama emang saya stay di pantai karena ya itu tadi, crowded beach is just not my kinda beach. Kami pulang dan nyari makan siang mengingat perut mulai meraung-raung minta diisi.
pemandangan sepanjang perjalanan pulang, iyaa itu ada bayangan dalem mobil -__-"
Sepanjang perjalanan mikirin enaknya makan apa yang unik atau belum dicobain sekaligus kenyang #banyakmaunya. Setelah ambil ATM dulu pun masih bingung mau makan apa, akhirnya diputuskan nyobain Otto Bento yang ada di Mal Gresik (iya, 'L'-nya cuma satu, nggak percaya? ke sana aja!). Menunya sih mirip-mirip Hoka-hoka Bento, dari segi rasa... lumayan lah. Bisa dibilang KW1-nya HokBen deh, secara HokBen belum ada di Gresik.
paket irrito 2 :D
Saya yang penggemar berat egg chicken roll HokBen langsung girang begitu liat menu itu di daftar yang ada di Otto Bento, nggak pake mikir langsung mesen deh. Dari segi harga juga nggak jauh beda, harga di Otto Bento udah include tax jadi nggak akan ngerasa 'ditipu' harga yang terpasang di gambar. Kenyang, kenyang deh makan di sana. Satu yang saya sesali, saya lupa nanya bisa delivery ke rumah nggak yaa :(
Overall, I had some fun, so does my brother and my boyfie. Well, I hope Bo had his own little fun too :D It was a super fun journey with both of them, even my little brother caught some of his school friends visiting the same beach as he did.
Kami berangkat berempat, pulang pun berempat. Setelah jemput Bo di pet shop, we're heading our home :)
P.S.: sorry for the bad captures, my mom borrowed Lou so I used my cellphone camera instead. Besides, there weren't so many objects to put my lens on. So, you know ;)