Sunday 9 May 2010

Peranan iklim organisasi terhadap kreativitas organisasi

Dewasa ini kreativitas menjadi topik yang banyak menarik perhatian perusahaan-perusahaan dunia. Hal ini terkait dengan isu persaingan bebas yang merupakan dampak dari globalisasi sehingga mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Persaingan ini tentunya meliputi perubahan-perubahan yang terus berlangsung untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda dari pesaing, sesuatu yang bersifat inovatif yang dapat membantu pengembangan organisasi itu sendiri. Perusahaan yang tidak segera mengikuti pergerakan perubahan tersebut akan tertinggal dan akhirnya jatuh kolaps. Tanpa asupan ide yang sehat dan berkelanjutan, kebanyakan organisasi akan sulit untuk bertahan (Cook, 1998).

Untuk mengikuti pergerakan perubahan yang cenderung rapid dan progresif, perusahaan perlu menerapkan prinsip kreativitas dalam organisasinya. Kreativitas adalah jantung fleksibilitas stuktural dan kekuatan inovatif. Kapabilitas strategis ini dapat dilihat dalam organisasi terkemuka, seperti Hewlett Packard, The Body Shop, Psion, First Direct Bank dan 3M. Organisasi -organisasi tersebut memanfatkan kemampuan untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang berbeda yang masuk akal bagi konsumen saat ini dan di masa mendatang. Dengan kata lain, kreativitas organisasional ialah bagaimana menjadi berbeda dan layak. Sehingga membedakan dari sudut pandang kreativitas tradisional, yang cenderung mempertimbangkan ide bagi nilainya sendiri, mandiri dalam penerapan komersil (Cook, 1998).

Mengutip wawancara Edy Zaqeus dengan Avanti Fontana (2009), penulis buku “Manajemen Inovasi dan Penciptaan Nilai”,

“Kreativitas dalam organisasi ini tidak hanya dimiliki oleh satu dua orang. Kalau cuma satu dua orang, itu belum menjadi kreativitas organisasi. Begitu juga berlaku dalam tataran komunitas. Kita bisa bayangkan, hidup dalam suatu komunitas yang kreatif, atau bahkan sangat kreatif. Prinsip “tidak seorang pun dari kita sepandai semua dari kita”, berlaku pada kreativitas tataran organisasi dan komunitas. Rancang atau desain organisasi dan komunitas perlu dibangun sedemikian rupa, agar kreativitas sosial tumbuh subur.”


Melalui prinsip tersebut dapat dikatakan bahwa kekuatan kreativitas organisasi membawa dampak yang lebih masif bagi perusahaan. Mengingat kreativitas merupakan awal mula adanya inovasi, apabila suatu perusahaan mampu menciptakan kreativitas organisasi maka output yang dihasilkan pun akan mencapai titik yang lebih baik dibandingkan kreativitas yang dihasilkan oleh satu atau dua orang saja.

Kreativitas organisasi merupakan suatu penciptaan atas produk, pelayanan, ide, prosedur yang bernilai dan bermanfaat atau proses kerja sama antar individu dalam suatu sistem sosial yang kompleks. Oleh karena itu, definisi yang paling umum diterima dari perilaku kreatif, atau hasil dari perilaku tersebut (e.g., Arieti, 1976; Barron, 1969; Golann, 1963) yang berada dalam konteks organisasi (Woodman, Sawyer, Griffin, 1993).

Selama ini penelitian mengenai kreativitas dalam organisasi banyak dilihat dari sisi individu atau para pekerjanya, mengkaji gaya berpikir sampai pengukuran kepribadian. Sementara iklim organisasi itu sendiri juga berperan dalam membantu lahirnya ide-ide kreatif dari para anggotanya.

Iklim organisasi merupakan apa yang tampak dan bentuk yang berulang dari perilaku, sikap dan perasaan yang mengkarakteristikkan kehidupan dalam organisasi (Ekvall, 1991). Konsep iklim dalam organisasi dibedakan menjadi dua, tetapi saling melengkapi, tersusun dari iklim psikologis dan organisasi yang bergantung pada unit analisis (James, James & Ashe, 1990). Iklim psikologis merupakan penilaian kognitif individu terhadap atribut lingkungan dalam rangka mendapatkan pemaknaan dan nilai personal individu. Ketika penilaian individu disatukan, berdasarkan belief yang dimiliki masing-masing individu dalam organisasi dan makna yang dipercayai bersama, hasilnya merujuk pada iklim organisasi (Isaksen & Lauer, 2002).

Kedua variabel penting di atas dapat dikaitkan untuk menganalisis tingkat kreativitas organisasi yang dihasilkan dengan merujuk pada iklim organisasinya. Sehingga organisasi atau perusahaan lokal di Indonesia dapat mulai merestruktur iklim organisasi yang dimiliki untuk menciptakan kreativitas di dalamnya, di mana nantinya dapat berdampak pada lahirnya inovasi dan karya-karya yang baru dan implementif bagi masyarakat banyak maupun organisasi itu sendiri.



Referensi:
Cook, P. (1998). The creativity advantage – is your organization the leader of the pack?. Industrial and Commercial Training, Vol .30, No.5, 179-184.
Ekvall, G. (1991). The organizational culture of idea management: A creative climate for the management i. deas. Dalam Hendry, J. dan Walker, D. (eds), Managing innovation. Sage Publications Ltd., London, pp. 177-190.
Isaken, S.G. & Lauer, K.J. (2002). The Climate for Creativity and Change in Teams. Creativity and Innovation Management, Vol. 11, No.1, Maret 2002.
Zaqeus, E. (2009). Indonesia perlu membangun sistem kreativitas sosial dan sistem inovasi [on-line]. Diakses pada tanggal 27 April 2010 dari http://www.andaluarbiasa.com/

No comments:

Post a Comment

I'd love to read all your sweet comments.
Please leave it on the box below and I'll reply as soon as I can :)
Have a nice day! x

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin