Alasan kenapa saya pasang video 'Can I have this dance?' di bagian atas post ini bukan karena pengen liat Zac Efron pas lagi ganteng-gantengnya (dan menyingkirkan Vanessa Hudgens yang tampak menyebalkan #kabursebelumditimpukfansnya) dan bukan karena saya pengen mereka berdua balik jadian lagi.
SAMA SEKALI ENGGAK!
Kok emosi, Nin?
Eh iya, maap.
Jadi, alesan saya naruh video itu di bagian atas adalah karena lagu itu adalah lagu romantis favorit saya :D Lagunya bisa dipake dansa, bisa dipake so sweet-so sweet-an sama pacar gitu deh mihihik
The point is... saya pernah berjanji pada diri sendiri, kalau sampai nanti pacar saya mau diajakin duet nyanyi lagu ini pas karaoke, he's the one.
Dan sepertinya janji saya kejadian. Padahal itu janji cuma main-main sebenernya! XD
2 years ago...
Kalau kalian temen-temen yang udah kenal saya baik, pasti tau, kalau menikah bukanlah prioritas saya beberapa tahun belakangan. Di saat temen-temen kuliah dan SMA udah mulai ngomongin soal kehidupan pernikahan atau rencana menikah dengan pasangan masing-masing, saya masih asik sama akun-akun sosmed saya LOL! See? I'm not that serious about this one part of life.
Buat saya, menikah nggak semudah naik pelaminan dan happily ever after. Banyak banget yang kudu dipersiapin; fisik dan mental, materi dan non-materi. That also can be translated as being an adult. Yikes.
To be honest.
I HATE BEING AN ADULT.
Being an adult sucks. It makes you look old and boring. I hate the point when I have to face another adults and being an adult while they truly can't.
That's also one of the reasons why I got my study on hold for a while. Because I was afraid, behind the university gate bars, I would see those adults who failed to be one.
Aaaaaaaaand here I am. Graduated. Changed jobs and left home for almost a year.
This feels great whatsoever. But still, there's a time that society wants you to be an adult at some points. So, I make life plans.
I don't usually have one. I mean, I have my daily journals which keep my daily schedules and plans. But not my whole life.
Saya buat perencanaan beberapa tahun ke depan setelah lulus kuliah dengan pacar saya yang sudah lebih dulu lulus dan bekerja (like seriously working, not watching Youtube videos or drooling over Pinterest at office hours). Dalam hubungan kami, yang hidupnya organized itu saya, tapi kalau dilihat lagi, sebenernya pacar saya lebih punya target hidup yang terencana.
Saya diminta segera lulus karena dia ingin segera menikahi saya. Waktu itu saya cuma dengerin sambil lalu, palingan ntar juga lupa, gitu pikir saya. But I was wrong. He was pretty darn serious.
Last year...
Nggak lama setelah saya lulus, orangtuanya minta ijin berkunjung ke rumah saya dan menemui kedua orangtua saya. Itu juga bilangnya mau sowan. Tapi ternyata judul tersembunyinya adalah 'Lamaran' -_-"
It was waaaaay out of my expectation of an engagement day, if I must say. Jadinya ya kayak pertemuan keluarga aja gitu. Mana saya agak roaming lagi, karena dialog kedua orangtua mayoritas pakai bahasa Jawa alus. Agak susah dicerna gitu saya nyaris migrain ._.
Today.
Dan rasanya cepat sekali. Hari-H sudah dekat. Sudah hampir sebulanan juga saya mengurangi main sosmed dan stop blogging di blog sebelah. Ini jadi keinget jaman saya mau SPMB dulu, rasanya kalau mau melangkah ke jenjang berikutnya kudu detached dari dunia maya gitu hehe
Bukan apa-apa, saya cuma mau clear out pikiran aja. Kalau kata anak kantor, 'Biar nggak terlalu banyak tab yang kebuka...' :)
Kalau ditanya gimana rasanya? Jujur aja, saya ngerasa biasa aja.
Masa nggak deg-degan sih, Nin?
Funny thing is, it happens rarely. Kadang kalau saya mikir apa gitu yang ada kaitannya sama hari pernikahan saya, rasa deg-degan itu muncul. Like, literally my heart beat raised up in a sudden. Tapi kalau udah nggak mikir ya udah, jantung kembali normal. Banyakan normalnya sih hahaha!
Kalau mau menghadapi sesuatu yang besar, saya emang nggak gampang nervous sih. Tapi langsung nyerang ke fisik; rambut rontok, mendadak jerawatan atau berat badan menurun (padahal pola makan dan njajan juga normal). Yang belakangan sih saya jadi mudah lupa, kayaknya saya perlu upgrade memori nih ._.
Of course I feel happy and excited. Who doesn't, right? Unless you've been in an unhappy arranged marriage :p
It's just I don't feel like this is what I should feel when I'm about to get married. Kalau baca cerita orang-orang yang mau nikah tuh, kesannya grande gitu. Yang diet lah, yang ke salon lah, yang belanja sana-sini lah, ribut sama pasangannya lah... #lah
Alhamdulillah saya nggak ngalamin itu semua :') Belanja ya tetep sih, namanya juga pengantin Indonesia. Banyak banget yang dibeli karena yang mau disenengin juga segambreng cyiiinnn. Jadilah berdua sama nyokap suka pigi-pigi beli pernak-pernik, kadang juga ditemenin budhe-budhe saya.
Emang nggak pernah salah paham sama calon suami, Nin?
Sepanjang proses menuju pelaminan ini, rasanya ya sama aja sih kayak pacaran kemarin-kemarin. Masih nonton bareng, ke bazar bareng, makan bareng, nemenin saya kalap belanja #eh... Gitu-gitu lah... Kalaupun sampai berantem, biasanya bukan karena persiapan nikah yang beda persepsi atau hal-hal semacamnya. Tapi lebih ke hal remeh.
Lah kok?
Mungkin that's one of those days, doi lagi apes saya lagi PMS dan dia bikin masalah XD
You know, we are at the worst moment at the month during PMS LOL! :p Your sweet lil lady can be more dangerous than a Hulk. I've warned you ;)
Jadi rasanya sampai sejauh ini, masih stable. Mungkin bakalan terasa hype-nya nanti di hari-H ya. We'll see about that! XD
And the one million dollar question: why him?
Saya pernah berdoa sama Allah SWT, berdoa di kala saya ngerasa patah hati waktu itu. Gebetan kagak putus-putus juga sama pacarnya hahaha! #lho #eh Saya pernah minta pasangan hidup dengan kriteria tertentu dan nggak lama setelah itu doa saya terjawab.
LESSON LEARNED: Doa orang teraniaya diijabah oleh-Nya. Banyak-banyaklah berdoa, jomblowan dan jomblowati!
Bisa dibilang dia adalah jawaban Tuhan akan doa saya. Emang sih nggak sepenuhnya sesuai sama kriteria yang saya ajukan hekekekek Gimana-gimana Allah lebih tau yang terbaik buat umat-Nya, ya kan? :) Jadi ketika itu ya saya coba jalanin aja... sampai sekarang.
He's more like a best friend for me, someone who listens to what I say and never bounce my anger back. Marriage is spending the rest of your life with someone who can be your lifetime partner, isn't it? So, I guess, it's important to find the best friend you can have, to spend your life together.
It's kinda creepy to imagine our life 10, 20 or years from now. Tapi saya percaya, kalau Allah mempercayakan dia untuk menemani hidup saya, maka saya pun harus meyakininya dengan sepenuh hati.
Pacar saya bukan orang yang banyak bicara. Kalau bicara kadang mbulet dan kudu ditanya panjang lebar buat tau maksudnya. Jadi saya pun nggak sepenuhnya tau gimana pandangan dia soal pernikahan. But, somehow, deep down inside... I feel like I need to trust him on this one and stop being a stubborn potato head.
Semakin ke sini, saya juga makin liat, keseriusan dia untuk menghidupi saya kelak. Sekarang juga kalau ngomong 'calon suami' dan 'calon istri', bukan pacar-pacar lagi. Kedengeran beda gitu dan agak serius XD Kalau kata emak-ketemu-gede saya (yang sekarang udah jadi emak beneran), Anty, 'Kalau cowok yang udah serius mau nikahin, jangan dibercandain...'
Well, this message of hers got me thinking and it stays inside my head. Pesan si emak ini membentuk penilaian saya akan setiap langkah yang dilakukan oleh si doi. Beneran serius atau asal ngomong doang.
Kalau ngomongin kehidupan setelah menikah sama dia, suka lucu aja. Apalagi kalau udah masuk Ace Hardware (itu toko isinya surga yah! :D) atau toko perabot rumah. Kita berdua udah kayak pasutri beneran yang pilih-pilih perabot buat jadi isi rumah.
Udah pernah ke toko perlengkapan bayi?
Udah dong! Dia suka nemenin kalau saya beli kado buat temen yang habis melahirkan. Watching me raising brows and frowning at overpriced small clothes and shoes somehow amusing for him. At the end of the shopping, saya suka bilang, "Cari duit yang banyak ya, Mas. Baju anaknya lebih mahal dari baju kita berdua satu stel." #likeaboss
I know marriage life is not only about filling your house with pretty furniture and lying around all day. There're responsibilities and duties both of us need to fulfill.
Are you ready for that?
Honestly, I don't know. But I gotta move forward, right? Allah sudah kasih saya kepercayaan pacar yang merupakan jawaban doa dan mimpi saya. Tinggal gimana ngejalaninnya.
Does it mean you're trying to be an adult now?
Nay. I'm way over 20 years old which translates as old enough to be an official adult. But I stay 20. Forever. I keep my spirit free and that what makes me stay sane and happy.
God never leave you lemons all by its self. He provides ice cubes and a skill to turn it into something. It's totally up to you; to create a lemonade or add it to your Martini ;)
***
Hidup saya akan memasuki babak baru, bersama orang yang baru pula.
Spending your whole life with someone you care about, you love dearly and you're happy to be with is priceless. I chose a man who kidnapped my heart and attention with his kind heart and patience.
If years from now I look back at this post, I wish this can be a reminder; why I chose him at the first place.
Selalu percaya Allah punya rencana terbaik buat umat-Nya. Trust God no matter what and things will get better :')
See you on the other side! ^^
Catatan seorang calon pengantin :')
ReplyDeleterambles before the D-day hahahah
Deletesemoga lancar semuanya nin :) Tuhan emang punya jalan-Nya sendiri. ikutin aja hehe
ReplyDeleteUdah kelar lama acaranya, Tannya ^^; But thanks anyway :')
Delete