Sunday 4 April 2010

Terbitlah terang

Yah, mari lupakan sejenak tragedi "Black Friday" dua minggu yang lalu itu. Saya capek emo mulu, jadi buat pelampiasan, mari kita berhedon ria yihaaa!!!



Bercanda ding!


Well, hari Minggu tanggal 28 Maret lalu, saya dateng ke acara semacam meet & greet gitu di Gramedia Expo. Siapa bintang tamunya? Udah pernah baca "The Naked Traveler" kan ya? Yeah, kemarin itu saya ke acara yang mendatangkan Trinity, penulis sekaligus backpacker yang saya idolain banget! :D

Acaranya sendiri mulai jam 7 malam dan saya datang sekitar setengah jam kemudian soalnya jalan-jalan dulu di TP nyari softlense (FYI, kacamata saya hilang dan saya nggak bisa kuliah dengan mata buta, so...) bareng mbak Anty, mas Ridzki dan satu lagi temennya mbak Anty, mbak Intan.

Nyampe GRAMEX muter-muter mencari di mana gerangan lokasi meet & greet-nya, nggak ada kesan rame-rame atau standing banner di bagian depan toko gitu. Sepi-sepi aja kayak nggak ada acara apa-apa. Well, setelah jalan terus, akhirnya nemu juga lokasinya. Udah lumayan banyak yang dateng dan kursi-kursi yang disediakan udah penuh juga. Terpaksa deh kita upacara sepanjang acara. But it was fun though! :D

Pas giliran quiz, saya yang mental bounty hunter langsung semangat pengen menjawab. Waktu itu hadiahnya T-shirt yang temanya The Naked Traveler 2 gitu, ijo genjreng persis kayak cover bukunya. Saya inget mbak Anty doyan warna ijo, jadi meskipun saya nggak pengen-pengen amat, at least kaosnya bisa dikasihin ke dia. Itu kalau saya dapet...

Satu, dua pertanyaan nggak ada yang bisa saya jawab. Saya mulai cemas. Jujur, saya nggak begitu ingat sama hal detail dalam buku-buku yang udah saya baca (kecuali buku kuliah, buat bekal ujian, remember?).

Tapi untuk pertanyaan yang satu itu, saya punya insting tersendiri. Waktu itu pertanyaannya adalah 'Siapa sih superstar yang jadi temen traveling Trinity di TNT2?', saya inget ceritanya tapi detailnya nggak. Insting dan intuisi saya bilang band-nya dari Bandung dan waktu baca bukunya pun saya udah nebak-nebak sendiri. Ada bapak-bapak yang angkat tangan dan menjawab "Ungu!" keras-keras, tapi mbak Trinity dengan santainya bilang, "Salah.". Saya ragu-ragu antara mau angkat tangan atau nggak, soalnya saya nggak yakin juga sama jawabannya. Hingga akhirnya kesempatan itu disamber sama seorang ibu-ibu yang duduk di depan dan jawabannya BENAR. Crap!

Saya nangis aja gitu garuk-garuk aspal (sebenarnya lengan mbak Anty yang jadi sasaran garukan saya hehe) melihat kesempatan itu hilang, seharusnya saya bisa jawab. Seharusnya saya angkat tangan dan menjawabnya. My answer was correct for Heaven's sake! Seharusnya saya gambling aja dengan ketidakpastian jawaban saya, I had no fucking guts at the time. Crud. Ah, melayang deh itu T-shirt ijo genjreng :[

Meet&Greet
moi, Trinity, mbak Anty

Signing Book

Setelah tanya-jawab, udah bisa ditebak kan acaranya apa. Yup, book signing! Karena ini jaman modern, bagian acara yang satu itu nggak cuma penulis ngasih tanda tangan di buku yang dibeli pembaca tapi juga foto bareng dong hehe.




-- -- -- -- --

Sebelum ke GRAMEX, saya juga sempet icip-icip di Creyo. Udah lama pengen nyobain franchise froyo baru di Surabaya itu. Saya nyobain dua rasa, pome sama kiwi dengan topping strawberry (as always), mochi, chocochip, sama nata de coco. Menurut saya sih, yang rasa pome enak banget. Kayaknya saya favorit sama yang satu itu setelah strawberry hehe. Yang rasa kiwi nggak begitu kerasa nggak tau kenapa, selain itu, punya saya froyo-nya berair kayak belum beku gitu. Jadi udah banyak yang leleh duluan sebelum dicicip sampe abis.

Creyo

Untuk ukuran budget sih tergolong murah ya, dengan porsi saya kemarin itu, saya habis sekitar IDR 30.000. Lumayan banget buat yang pengen nyobain banyak rasa dengan topping yang beragam juga :]



-- -- -- -- --

Dengan kejadian kehilangan saya Jumat kapan hari itu, saya jadi rajin datang ke kantor polisi. Eh, ngapain? Iseng aja, siapa tau bisa ngelamar jadi polisi hehe.

Nggak kok, bercanda. Saya ngurus beberapa berkas untuk kehilangan saya itu. Ada kejadian lucu di sana, tapi saya nggak bermaksud apa-apa. Cuma melihat sisi komedinya aja ;]

Waktu itu saya di ruang reserse untuk diinterogasi, pak reserse-nya duduk di depan saya sambil ngetik dan nanya-nanya. Berasa selebritis deh hari itu! :D Tapi lama-lama saya boring juga, apalagi saya dihadapkan pada jemari yang mengetik di atas tuts keyboard. Ngetiknya pake telunjuk bo'! Gemes banget pengen ngegantiin aja, kelamaan!!! -_________-"

Ternyata fenomena itu tidak terjadi pada 1 orang saja, beberapa hari sebelumnya pas saya ngurus surat kehilangan juga terjadi hal serupa. Saya jadi ingat sama kantor polisi jaman bahelula dulu sebelum komputer masuk sebagai perangkat kantor, yup, pake mesin ketik dong pastinya. Well, nggak tau kenapa tapi menurut saya, gaya mereka mengetik persis kayak pake mesin ketik yang tuts-nya ditekan dengan semangat 45. Geli sendiri kalo inget-inget lagi ahaha.

Lucunya lagi, pas surat/berkas selesai diketik, diprint dan ditunjukkan pada saya. Lalu saya disuruh memeriksa apakah ada kesalahan pada teks yang udah diketik itu. Secara data sih nggak ada yang salah tapi karena saya Grammar Nazi, gatel banget rasanya melihat kesalahaan pengejaan, pengetikan... Jadilah saya bertindak sebagai Spelling Eror versi hidup. Karena nggak mau menyinggung bapak polisi yang ramah dan baik hati, saya biarkan beberapa kata diketik dalam ejaan yang salah :]

Sekali lagi, saya nggak ada maksud apa-apa kok. Tulisan ini saya buat karena saya ingin berbagi pengalaman. Kalau ada yang merasa dikritik, bisa dijadikan pelajaran kan buat perbaikan ke depannya? ;]



-- -- -- -- --

Lewat tulisan ini saya ingin mengucapkan terima kasih pada semua pihak atas simpatinya yang begitu berarti buat saya. Simpati yang saya terima seperti doa-doa yang dilantunkan malaikat di kuping saya, saya terus memohon pada-Nya, semoga doa-doa mereka yang bersimpati itu didengar oleh Yang Maha Kuasa dan mustajabah (mengutip kata-kata Afni hehe).

Saya juga ingin meminta maaf pada beberapa pihak yang mungkin merasa tersinggung karena saya merespon kalian tidak sesuai harapan. Saya sedang bego dan emosi saya labil banget, jadi saya mohon banget, hargai perasaan saya. Adek saya yang masih kelas VII aja bisa menahan diri untuk nggak menyakiti perasaan saya dengan nggak mengungkit-ungkit kehilangan saya, nggak nyebut-nyebut atau nanya-nanya meski saya yakin dia nggak tau pasti dan penasaran gimana kejadiannya dan apa aja yang hilang. He just wanna respect me as his sister.

Well, saya sadar betul sama yang namanya individual differences, tapi masa iya ada orang yang nggak bisa tenggang rasa? Yang seolah menutup mata dan telinga, pura-pura nggak tau. Ignorant. Apalagi yang punya basic Psikologi. Ironis banget.

Saya emang lagi bego dan temper lagi nggak stabil banget, tapi saya masih bergantung sama rasio dan berusaha buat peduli sama keadaan sekitar.


Cheers :]

No comments:

Post a Comment

I'd love to read all your sweet comments.
Please leave it on the box below and I'll reply as soon as I can :)
Have a nice day! x

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin