Wednesday 27 July 2011

A happy ending

Awalnya perjalanan ini bukan perjalanan yang ingin saya lakukan, bener-bener nggak pengen jalan-jalan di situasi di mana banyak hal yang lebih urgent buat dikerjain. Seperti skripsi yang udah dikejar deadline, misalnya.

Namun, detik-detik menjelang keberangkatan, saya meyakinkan diri kalau perjalanan ini bakalan fun. Karena apa? Karena saya bakal jalan-jalan bareng temen-temen saya sendiri, yang mana perjalanan bareng mereka selalu berakhir menyenangkan.

And it was! :D

Meskipun sebenernya saya nggak suka berpergian ke dataran tinggi (because I hate cold weather), tapi perjalanan 3 hari 2 malam kemarin saya nggak begitu ngerasain rendahnya suhu karena kegiatan kita ketawa mulu.

Anyway, emang ngapain sih sebenernya? Dalam rangka apa? Ke mana? Sama siapa aja perginya? Semacam lagu Kangen Band ini jadinya -____-"

Jadi, sepanjang weekend minggu lalu itu saya dan temen-temen sekelas mata kuliah MSDM ikut gathering di Tretes. Acaranya bertujuan buat mendekatkan para anggota peminatan PIO dan para dosen PIO, khususnya kelas MSDM (tujuan ini belakangan baru saya ketahui hehe). Jadi selain mahasiswa, ada dosen-dosennya juga. Tenang, acaranya nggak bikin boring karena bukan kuliah dan kita nggak cuma duduk manis diceramahin para dosen. In fact, dosen dan mahasiswa pada main bareng kayak nggak ada gap sama sekali.

Yap, selain dosen dan mahasiswa, kita juga nyewa jasa trainer buat mengakomodasi games dan judulnya jadi bukan gathering lagi tapi semi outbound :D Berbagai permainan mulai dari yang biasa aja, bikin ngakak sampe rahang pegel dan perut sakit, sampai yang sumpah bikin deg-degan, semuanya sukses ngebangun kita semua jadi satu tim besar yang saya nggak nyangka sebelumnya.


coffee and water
wishes
I wish upon a star

Malam pertama sebelum outbound dimulai, trainer ngasih materi yang mana kita semua diminta buat menuliskan harapan-harapan yang ingin dicapai di akhir gathering nanti. Kebanyakan sih sama, pengen menghilangkan gap antara dosen dan mahasiswa serta di antara mahasiswanya sendiri. Sebenarnya sih dosen-dosen saya itu orangnya asik banget, gaul dan nggak sok tua. Cuma kadang emang rasa segan itu masih ada, jadi timbulah gap. Trus, fyi, MSDM ini mata kuliah di mana kita sekelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kerja yang mana kelompok ini bertahan selama satu semester lamanya. Nggak heran kalau akhirnya kita terbentuk ke dalam klik-klik yang kecenderungannya nge-gap. Nah, harapannya gap ini akan hilang usai gathering berakhir.


my CEO, Pipit
my CEO, Pipit

gather

Melalui permainan yang saya, temen-temen dan para dosen ikuti, proses blending itu pun jadi saya rasain. Semua lepas, melebur tanpa melihat asal kelompok, main sepuasnya, gila-gilaan (ini termasuk dosennya juga lho), gap bener-bener dihilangkan, meskipun rasa hormat masih dijunjung tinggi.


mahar
karaoke pas nganggur. Mulai yang muda, Mahar

pak supri
sampai yang senior, Om Supri :D


forest

the overall view

arrows

green view

Bagian favorit saya adalah waktu malam terakhir, di mana dosen dan mahasiswa berkumpul buat mendialogkan pencapaian harapan gathering yang udah ditentuin di awal sekaligus membicarakan apa aja kekurangan yang dialami selama gathering ini. Nah, titik yang bikin saya enlighten itu pas dosen paling senior di departemen PIO angkat bicara, Pak Ino. Itu rasanya kayak baru aja dapet cobaan yang berat banget, ngerti kan rasanya dapet cobaan itu keselnya minta ampun, trus pas udah lewat kita bisa ngerasain hikmahnya. Saya kayak ditunjukin, ini lho tujuannya kita ngelakuin gathering ini, ini buat kita semua, nggak cuma buat kepentingan kelompok. Emang sih waktu 3 hari 2 malam itu nggak cukup buat ngedeketin kita semua sampai kayak keluarga, tapi udah lebih dari cukup buat mengakrabkan kita ber-25 plus para dosen buat menuju ke tujuan akhir yaitu kebersamaan dan kekeluargaan.


going home
heading home

MSDM crew

Dan bisa saya bilang, gathering kemarin pun berakhir dengan tercapainya tujuan serta harapan and I'd say, this semester is end up in a happy ending :D







Wednesday 13 July 2011

Oase

Yap, kembali lagi saya menengok blog yang sudah lama tak terjamah ini.
Kali ini saya mau berbagi sedikit cerita perjalanan saya ke Blitar sama nyokap. Ini perjalanan pertama saya berpergian cuma berdua doang sama nyokap, nggak seru-seru amat sih cuma lumayan lah buat quality time berdua.
Seminggu sebelum keberangkatan...
Mom: Mbak, ikut yuk mama jalan-jalan?
Moi: Ke mana?
Mom: Ke Blitar
Moi: gyahahahahahaa ke makam Bung Karno?
Mom: mhmm...
Moi: gyahahahahahaa kirain jalan-jalan ke mana, Ma. Ke Singapur kek-
Mom: (udah siap-siap mau bekep pake bantal)
Ada event apa emangnya kok destinasi ke Blitar? Ceritanya perjalanan ini terjadi karena saya diajak nyokap buat nemenin biar nggak jayus di jalan. Kami pergi nggak cuma berdua doang, ada sebis isinya orang-orang se-RT. FYI, keluarga saya baru pindahan dan berpergian sendirian bareng orang-orang baru yang udah pada kenal bukan agenda yang oke, maka nyokap pun ngajak saya.
Mengingat saya jarang banget hore-hore bareng nyokap (karena saya, istilahnya, my father's daughter), perjalanan ini pun jadi salah satu upaya buat nyenengin nyokap. Bus berjalan sekitar 4 jam menuju Blitar, tujuannya adalah Makam presiden pertama kita, Bung Karno.
Blitar
photo by my Mom
Ini adalah kunjungan saya yang pertama di Blitar dan otomatis ke makam Bung Karno, nyokap sendiri udah yang ketiga kalinya. Bus berhenti di area parkir khusus wisatawan dan untuk ke area makam, udah disediain becak wisata yang PP cuma Rp 10.000. Yah, itung-itung memakmurkan wisata lokal lah yaa. Turun dari bus, sejujurnya, saya suka sama atmosfer kota Blitar. Sejuk, tapi nggak dingin yang kayak di Batu itu. Suhu kotanya sendiri masih cenderung hangat, tapi angin yang sesekali berhembus itu yang bikin udara jadi sejuk. Hmmmm.....
Memasuki area makam, saya dibuat takjub dengan arsitektur bangunan lokasi wisata andalan kota Blitar ini. Kalau biasanya makam-makam yang dijadiin tempat wisata selalu identik dengan gapura, desain arsitektur kuno dari jaman majapahit, yang ini? Juara! Top deh buat pemerintah kota Blitar yang niat banget mendesain arsitektur lokasi wisata utamanya. Bener-bener modern, apalagi ada perpustakaan umum yang bisa dikunjungi anak-anak. Mana ada coba tempat wisata pemakaman yang punya perpustakaan buat anak-anak? Yang ada juga pada kabur tuh bocah-bocah. Mungkin karena, remind me if I wrong, Bung Karno lulusan arsitektur, jadi pemerintah juga malu dong masa lulusan arsitektur yang selalu bervisi ke depan makamnya bergaya jaman kerajaan. Sepanjang perjalanan menuju makamnya sendiri pun para pengunjung diberi pemandangan cantik yang modern dengan hiasan kolam ikan di tengah-tengah dan pilar-pilar yang menjulang mempertegas kesan urban. Agak jauh sedikit dari pintu masuk, di sini lah ke-khas-an makam di Indonesia. Gapura raksasa menjulang sebagai pintu pembatas area makam, sekitar 5m dari situ terdapat pendopo di mana makam Bung Karno berada. Ketika melangkah melewati gapura, di sisi kiri terdapat masjid yang pintunya dihiasi ornamen ukir yang bikin desain masjidnya unik.
Puas menikmati indahnya arsitektur area makam Bung Karno, perjalanan lanjut ke kota Jombang. Lho ada apa emang di sana? Saya sendiri baru tahu kalo trip ini bakal ke dua kota beberapa jam sebelum hari H. Rencananya kita mau mengunjungi makam Gus Dur, jadi ceritanya trip sehari ini judulnya "Kunjungan Wisata Makam Mantan Presiden Indonesia", minus makam Soeharto. Karena satu dan lain hal, kunjungan ke Jombang jadi nggak asik dan saya BT sampai perjalanan pulang (mungkin yang ngikutin twitter saya waktu itu tahu kenapa). Akhir cerita, jalan-jalan sama nyokap lumayan lah, secara saya jarang banget nih quality time sama nyokap. Biasanya sama bokap dan kebanyakan juga sama bokap, secara I'm my father's daugther :D
Mana fotonya??? Tenang, saya nggak lupa bawa Lou kok. Klik ini aja yaa :]
-- -- -- -- --
Nggak ada plan sebenernya buat dateng ke acara yang dipersembahkan khusus buat kaum perempuan ini. Ice Woman Chapter, sebuah event di mana kita para cewek bisa bebas belanja tanpa perlu takut dijutekin cowoknya karena kelamaan keliling booth. Saya dateng atas ajakan mbak Anty (as usual) dan lumayan bisa pake kartu pass gratisan :D Kebetulan dia dapet jatah jaga salah satu stand hari itu, Bikeberry (komunitas sepeda pengguna Blackberry). Jadilah di dalam hall kita berdua kalap masuk ke sana-sini, bingung mau beli yang mana. Setelah saya keliling (entah berapa kali), kesimpulannya saya pengen beli ransel model koper yang lucu banget. Masalahnya duit di dompet nggak mencukupi, terpaksa deh saya meninggalkan booth si ransel koper dengan wajah sedih. Mungkin lain kali ya, cutie baggie :[
with Anty
with my lovely bestie, Anty
Oh ya, selain event belanja, ada juga stand-stand komunitas mulai dari Kaskus region Surabaya, sepeda (Bikeberry misalnya), film indie sampai pameran artwork dari seniman perempuan yang bernaung di bawah nama BRAngerous. Ini nih yang sebenernya bikin saya interested pertama kali baca spanduknya di jalan, judulnya di situ sih art gallery tapi saya nggak nyangka kalo ternyata pameran artwork kontemporer yang gayanya saya suka banget, pop! :D
cute ehmy fave!
Waktu ngelihat karya-karya yang dipajang rasanya jantung saya deg-degan, adrenalin meningkat saking excited-nya. Biasanya karya-karya semacam ini cuma bisa dinikmatin sebagai ilustrasi di majalah, paling banter meramaikan desain kaos-kaos distro. Di pameran ini, pop artwork bisa diterapkan di beragam media. Love it!!
Anyway, BRAngerous sendiri merupakan komunitas dan infonya bisa dibaca di sini :]
How's your life goin', mate? ;]

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin