Friday 18 March 2011

Karaoke and the tummy

Yesterday was a blast. I think I'd consider it as one of my fave day :D

Siang itu, usai rapat bareng kelompok MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia), saya pergi bareng sama anak-anak BLM. AKHIRNYA! Setelah sekian lama, dengan formasi nyaris lengkap kurang 2 orang doang (Phebe lagi sakit mata dan Putu lagi di Bali-Nyepi's holiday). Jarang-jarang kita bisa ngumpul semua dengan jumlah yang banyak begitu, biasanya paling mentok cuma 5 orang doang itu udah bagus banget. So, it was a total cool for us to get around together like that :]

Agenda hari itu kita mau karaoke, kali ini di NAV Manyar Kertoarjo. Seru banget acaranya karena kita udah lama nggak gila-gilaan bareng, seneng-seneng bareng kayak kemarin itu jadi mengingatkan kalau dulu kita sering jalan bareng kayak gini. Duh kok jadi mellow :'[

Ok, playlist yang dimainin bervariasi banget. Mulai Keong Racun, Tersanjung sampai OST Meteor Garden, OST Glee dan Lady Gaga. Dari Barat ke Timur semua dimainin. Karaoke kali ini saya jadi bisa berpartisipasi, secara biasanya yang dinyanyiin lagu Indonesia semua yang obviously I have no idea what the song is -_____-"

BLM

Well, I was having fun with the girls and we'd like to do it again sometime in the future. Right, sistas?
:D





-- -- -- -- --

Actually I'm not a kinda person who remember and celebrate the anniversary thing. But, my boyfie did so what else can I do?

Malamnya, ya setelah karaoke itu pacar ngajakin date. Well, I guess this time we're gonna make it an official date. Secara biasanya kita date suka jalan nggak jelas dan tiba-tiba nyangkut di Gramedia hahaa.

Date kali ini kita ke Bentoya. Sebenarnya saya ngidam Okonomiyaki gara-gara liat videonya di Youtube, pas nanya anak-anak katanya ada di Bentoya. Saya bilang ke pacar dan dia ngajakin ke Bentoya yang di PTC, waktu saya protes tempatnya kejauhan dia bilang, "Ya nggak apa-apa, kan kita belum pernah ke sana berdua." Oh man.

Akhirnya, terbanglah kita ke Bentoya buat berburu Okonomiyaki sekalian ngerayain 10 bulan kita jadian. Selain pesen makanan idaman saya, kita juga pesen menu Don yang ternyata porsinya lumayan gede.

Saya pesan Oyako Don dan si pacar pesan Chicken Katsu Don. waktu saya nyobain punya pacar, rasanya nggak jauh beda sama punya saya. Kata si pacar, rasanya kayak nasi dikasih kecap pake telur -_____-" Kalau di lidah saya sih, kayak kuah semur cuma agak gurih dikit. And I got my self a Maccha-ice and my boyfie a tea float for the drink. Rasanya Maccha-ice enak, saya suka banget teh hijau dan rasanya hampir menyerupai itu cuma lebih manis sedikit. Overall, it was all good! :D

Chicken Katsu Don
Chicken Katsu Don

Oyako Don
Oyako Don dan Maccha-ice (the green drink back there)

Pesan Okonomiyaki yang size Medium, tulisannya di buku menu sih buat 2 orang. Menurut saya sih bisa buat 4 orang saking banyaknya. Okonomiyaki ala Bentoya yang saya pesan yang pake daging seafood di dalamnya. Tapi jangan seneng dulu, seafood yang saya rasain sampai makanan habis cuma cumi-cumi doang, kirain bakal ada tuna atau udang kek dikit-dikit. Mana bawang bombay-nya banyak banget pula, jadi rasanya agak berlebihan crunchy-nya gara-gara si bawang. Trus waktu pertama kali datang, si Okonomiyaki ini berbau mirip Takoyaki. Ternyata penyebabnya adalah taburan di bagian atasnya yang juga didapati di Takoyaki.


Okonomiyaki seafood
Okonomiyaki Seafood

Kesimpulannya, Okonomiyaki yang saya cobain kemarin itu nggak jauh beda kayak omelet yang kebanyakan bawang bombay. Padahal di Youtube ada yang pake saus siram segala, oh kenyataan... Oh FYI, sebenarnya ada filling khusus ebi/udang buat Okonomiyaki, tapi kalau memang niat mau ngasi menu seafood mestinya isinya ya beragam menu dari laut dong. Emang laut isinya cumi doang?! Kalau kenyataannya seperti yang saya makan kemarin, mestinya judulnya ya Okonomiyaki dengan filling cumi-cumi. Saya merasa tertipu.

Gileee hari itu bener-bener hari terkenyang sedunia, perut si pacar aja udah kayak ibu-ibu hamil 5 bulan saking gedenya :D

Dan di akhir hari, I got him a surprise. Something that he really wants to have. Waktu saya ngasih kadonya, ternyata dia ada rencana mau ngasi kado yang sama ke saya tapi ternyata udah keduluan saya (thank God!). The best part is he cried when seeing the surprise. Yes, I make a boy cry! Yayyy!!! Ok, stop it.








Anyway, hari itu adalah hari yang menyenangkan buat saya, dan mungkin juga buat anak-anak BLM dan si pacar. We were having fun and that's it, there's nothing compare to that moment :]

Sunday 6 March 2011

Mourning


Mao


It's all started with a text reply from my Mom, told me that Mao has gone.

When first I heard the news, I was kinda hard to believe it. There's no way my cat has gone. No freaking way!

But then, when I hit my house and find there's no little creature cheering at me anymore. I realized that he's really gone.

I tried to let it go, I don't wanna be too mellow about it but it seems so hard to do it. Mao means so much for me, he's the one who stays when everyone's leaving. He is my baby.

I don't know what is actually happen. It's just hit me, my lovely cat has gone and I feel like losing. In a deep way. We raised him since he was 3 months old, taught him how to act and everything and now he's gone? Just like that? It's sort of unbelievable. Well, at least for me.

Okay, maybe he's not gone for not having a chance for coming back, he's still alive... Alright, I'll break it down here, he's stolen. Somebody stole him from me when nobody's around. Well, he seems like a free cat when he's outside my house but he'll be back home when he thinks it's time to go home. He has a home, my home IS his home.

I've asked my mom about witnessing the kidnapper or stuff like that, and she told me that her friend, who got a gift to see lost things, said that Mao was stolen by a person who like him. More than I do? I doubt it.

Some people said to me that stolen cat has a chance to comeback to us once they got an opportunity to runaway. And it's been 2 weeks, and my brother said a reasonable assumption, "Maybe he's been pet in a cage.". Yes, that's why it took him a hard time to runaway. He CAN'T runaway, he can't outta steel bars. No animal can do that. And it assures me that the person doesn't know anything about pet a cat. Cats love walking around, they love doing everything everywhere around their territory. Cat is a free animal. If they're in a cage, it kills them.

Oh for once, I really wanna yelling at the person who stole him, "THAT IS MY CAT! MY FUCKING CAT, GET IT BACK TO ME!" But then, I just can sit alone, thinking about what Mao might be doing right now, and hope he's fine. I miss him. A lot. And thinking about our moments together, sometimes it's hard for me to handle the feelings. I just can't let him go, you know. I just can't.

And thinking about replacing him is just... sort of heartbreaking in a way. There's a little mourn feeling when we talk about Mao, it's like we're just losing our family member. Yeah, even though my mom and dad didn't play around with him as much as I and my lil bro did but they love him. They care about him.

I love my cat a lot, I love Mao and nobody can love him more than I do. Nobody can stand with him meow-ing all the time to every people he meets. Nobody can handle him gently as I do. NOBODY but me.

I just can't let him go, I won't. The only way he can go is taken by God. That's the only one way he's possible to leave me and I'd be fine about it.

So, yeah, I'm mourning right now and I pray to God to give me an answer for this lost. What will I get from this? What will I learn? If with this mourning and freaking sad feeling will get Mao back to me, I'll do what it takes. I'll do whatever it is.

Tuesday 1 March 2011

KKN #5: Extended

Tinggal di desa yang jauh dari modernitas tentu merupakan suatu pengalaman baru buat saya. Apalagi tinggal serumah bareng 21 orang yang hampir semuanya baru saya kenal kurang dari 3 bulan.

Sampang, sejatinya masih memiliki alam yang masih belum terjamah. Terutama di desa tempat saya KKN, desa Aengsareh. Dari 6 dusun yang ada, semuanya masih hidup dengan mengandalkan fasilitas seadanya. Hal ini membuat saya lalu membayangkan suatu tempat yang semuanya serba mudah karena teknologi merupakan tools utama yang digunakan sehari-hari. Melihat keadaan di desa tempat saya KKN ini, membuat saya lalu membayangkan Jakarta. Teringat bagaimana tidak seimbangnya pembangunan di negeri ini.

Listrik di rumah yang saya tempati, berbagi dengan rumah di sebelahnya. Jadi setiap kali penggunaan listrik di rumah kontrakan yang kami tempati berlebihan, akan memadamkan listrik di dua rumah sekaligus. Buat kami yang terbiasa hidup menggunakan listrik tak berbatas, tentu hal tersebut lumayan merepotkan. Sampai akhirnya penggunaan sejumlah barang elektronik harus dijadwal dan dibatasi supaya nggak bolak-balik jeglek (listrik mati).

Waktu melihat kondisi sekolah (SD), sebagian besar gedungnya sih lumayan memadai, nggak sampai yang reyot-reyot banget. Hanya saja kondisi lapangan yang masih belum berpaving membuat sekolah tampak tidak terawat dengan rumput-rumput liar yang tumbuh di mana-mana. Hebatnya lagi, dalam satu desa itu hanya ada 1 TK yang kelihatan lumayan mewah seperti TK-TK di kota. Yang mencengangkan, justru pendidikan anak usia dini (PAUD) banyak berkembang di sana. Meski dengan fasilitas yang seadanya, menggunakan mushola atau ruangan sempit pun jadilah sebuah PAUD. Saya salut dengan semangat warga sekitar yang berinisiatif mendidik anak-anak di usia yang masih sangat kecil. Nggak gampang lho mengajar anak-anak yang masih berada dalam tahap perkembangan awal. Harus sabar, harus telaten. Konon saya dengar, guru yang mengajar tidak mendapatkan insentif apa-apa. Semakin salut! Rupanya semangat Bu Muslimah nggak cuma ada di Bangka-Belitong. Yah, semoga nanti ada yang berbaik hati mendanai sekolah-sekolah kecil itu supaya pendidikan di sana lebih baik :]

Selain kondisi sekolah, jalur untuk menuju sekolah juga beberapa tidak mudah. Ada 1 sekolah yang letaknya di atas bukit, untuk naik ke sana jalannya sebagian besar sudah beraspal tapi rusak berat. Alhasil, waktu saya ke sana, rasanya kayak lagi off-road naik motor. Belum lagi jalannya menanjak mulu, ngeri man! Waktu lomba mewarnai, kendala yang saya alami adalah salah satu sekolah tidak bisa ikut berpartisipasi karena jauhnya lokasi tempat siswa tinggal dengan sekolah yang dijadikan lokasi perlombaan. Yang baru saya sadari, di sana transportasi juga minim. Kalau nggak ada motor atau mobil, ya nggak bisa jauh-jauh perginya. Angkutan kota yang saya lihat pun nyaris tidak ada, dan ngerinya, kendaraan yang lalu lalang pada suka nyetir dengan kecepatan tinggi. Sepertinya haram buat nyetir dengan range speed 40-60 km/h -_____-"

Tinggal jauh dari modernitas dan orangtua juga membuat saya banyak belajar. Kalau mau makan nggak bisa tinggal buka tutup saji trus ambil lauk, harus masak dulu, bangun pagi (dalam kamus saya jam 9 itu pagi lho :p), belanja ke pasar, motong-motong bahan. Waktu sudah mateng, apetite bisa-bisa udah hilang duluan karena kelamaan nunggu. Jadi waktu makan, nggak begitu habis banyak. Tapi lama-lama setelah udah mengenal kota Sampang, tahu tempat-tempat terdekat yang jual makanan enak, agenda masak-masak di pagi hari dihapuskan diganti dengan belanja nasi bungkus buat sarapan di kota :D

Bareng2
Cowok
nasi
Malam terakhir di Sampang, makan bareng ala OSPEK

Oh anyway, soal makanan, alhamdulillah makanan yang saya makan selama di Sampang nggak jauh beda sama di Surabaya. Dan mengingat Sampang atau Madura pada umumnya terkenal dengan bebek gorengnya, alhasil saya pun bisa makan menu bebek goreng 2-3 kali dalam seminggu. Padahal kalau di Surabaya saya harus menahan diri kalau nggak mau dijewer nyokap gara-gara kandungan kolesterolnya yang tinggi ;] Nggak ada menu khas sih di sana, paling juga bebek songkem. Itupun saya nggak nyobain karena nggak suka. Selebihnya makanannya hampir sama kayak di Surabaya.

Well, tempat saya KKN mungkin masih minim fasilitas modern seperti di kota. Tapi justru itulah yang bikin desa itu tetap seperti desa yang sudah kita kenal selama ini: hidup sederhana, bertani, masyarakat yang ramah. Mungkin dengan jauhnya dari jamahan tangan-tangan yang tak bertanggungjawab, Aengsareh bisa mempertahankan keasliannya, mempertahankan alamnya.

Oh ya, di postingan sebelumnya saya sempat menyebutkan tentang Pulau Mandangin. Ada kisah unik di balik nama Mandangin itu sendiri. Di desa tempat saya KKN juga ada dusun yang namanya Mandangin dan kata penduduk sekitar, dulunya pulau itu terbentuk karena ditendang oleh Semar sehingga terpisah dari daratan utama. Entah kenapa saya lalu membayangkan Tangkuban Perahu ;D

Kalau ditanya, "Betah nggak sih tinggal di sana?" saya bilang 'betah' atau 'lumayan'. Karena desa tempat saya KKN itu alhamdulillah nggak parah-parah banget primitifnya, makanan juga masih layak, air bersih bukan masalah, listrik juga ada meski terbatas, masih dekat Indomart dan Alfamart, jarak dari kota sekitar 10-15 menit naik motor. Jadi bisa dibilang desa Aengsareh masih tergolong desa yang modern, meski penduduknya memutuskan hidup dengan kondisi yang seadanya. Beda banget sama anak-anak KKN yang sehari bisa 5-6 kali ke Indomart beli cemilan :D

Bonusnya, meski dekat dengan kota tapi kita bisa menikmati pemandangan alam yang luar biasa. Okelah saya ngaku emang nggak pernah ke desa (kedua orangtua saya besar di kota jadi, saya nggak pernah mudik hehe). Jadi lihat sawah terhampar yang hijau itu overwhelming. Tapi siapa sih yang nggak menahan napas waktu lihat pemandangan dari atas bukit, apalagi yang di bawahnya selain ada sawah juga ada lautan? Itu semua cuma ada di Sampang sodara-sodara, tepatnya di desa Aengsareh ;]

Dari pengalaman KKN ini saya juga jadi menyadari, bahwa negara kita ini masih agraris, nggak semuanya mengusung budaya urban dengan membangun mall gila-gilaan. Masih ada yang mengandalkan ladang dan sawah buat bertahan hidup, masih ada yang nggak pingsan karena nggak bisa update status FB. Inilah Indonesia, dengan kelebihan dan kekurangannya. Saya sempat tanya sama Ema yang emang asli Malaysia, dia bilang di negaranya nggak ada tempat yang desa banget kayak tempat kita KKN. Entah kenapa saya malah bangga, itu artinya negara kita masih alami. Masih mendukung kelestarian alam dengan nggak membabat habis hutan dan sawah buat pemukiman. Bangga dong punya negara yang masih hijau :] Mungkin kelestarian ini hanya perlu diimbangi dengan fasilitas yang selayaknya diterima oleh masyarakatnya.

Alright, mungkin sampai di sini dulu tulisan saya tentang hari-hari saya selama KKN (atau tentang holiday ya ini? hehe). Banyak yang sebenarnya ingin dituliskan tapi rasanya lebih seru kalau merasakan sendiri ;] Jadi, nggak ada salahnya kalau holiday trip nanti dijadwalkan buat mengunjungi pedesaan-pedesaan di negara kita. Mengunjungi pulau-pulau virgin yang masih belum terjamah tangan-tangan usil dan tentunya nggak kalau memukau dibanding pulau-pulau di Karibia or even St.Bartz :]




Have a nice day, people!






LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin